4

95 39 14
                                    

***
Dhea membuka matanya, melihat samar kesekelilingnya. Tersadar bahwa dia sudah berada dikamar.

Dhea berjalan ke arah pintu. Mendengar suara ramai orang-orang. Mungkin teman-teman bunda dan ayah nya serta keluarga yang turut berduka cita. Dhea mengurungkan niat dia memilih tetap di kamar.

Dhea merebahkan tubuhnya menatap kosong ke ke langit-langit kamar yang berwarna putih polos. Dia mulai heran kenapa setiap bertemu dengan gilang dia langsung pingsan???

Dhea langsung menepis jauh pikiran nya. Tanpa dia sadari dhea sudah kembali ke alam bawah sadar nya.

***
Dhea berjalan lesu menelusuri koridor sekolahnya. Dia sedikit bingung kenapa saga tidak datang dalam mimpinya tadi malam.

Saga adalah sahabat dhea dalam mimpi. Setiap malam dia selalu ada dalam mimpi dhea. Hingga tepat pada saat saga menyatakan perasaan nya pada dhea. Dhea menerima saga begitu saja. Dia sudah percaya sepenuhnya pada saga. Entah kenapa tanpa pikir panjang dhea mau begitu saja.

Ohh ayolah,,, Pacaran dalam mimpi??? Sangat tidak masuk akal!
Author juga mau dong, ada yang tau cara lucid dream? Fiks komen dibawah.

Ok next.

"Dhea!" panggil gilang yang tak dihiraukan.

"DHEAA tunggu!" ucap nya lagi dengan nada yang meningkat beberapa oktaf.

Dhea terus berjalan. Mempercepat langkah nya. Tidak tau kenapa dia rasanya sudah mulai risih dengan gilang.

"Huhh tidak ada cara lain lagi," gumam gilang pelan. Dia menatap punggung dhea tajam. Mulutnya berkomat-kamit sepertinya mengucapkan sesuatu. Dan-

Bruk

Tentu saja dhea pingsan dengan darah segar mencucur di hidung nya.

Gilang tersenyum sinis segera berlari menghampiri dhea yang tergeletak lemah tak sadarkan diri. Menunduk hendak mengangkat dhea. Salah satu tangannya ditautkan di punggung dan tangan lainnya di pangkal paha gadis itu.

Gilang berjalan enteng menuju UKS seakan-akan yang digendongnya hanyalah kapas. Begitu ringan. Sebagian siswi teriak histeris mengagumi ciptaan tuhan satu ini, sebagian iri dan ada beberapa yang tak peduli.

Dhea dibaringkan nya perlahan. Diselimutinya perlahan dan duduk tepat di samping dhea.

"Lo cantik." ucap nya sembari menyisir rambut dhea dengan sela-sela jarinya. Di tautkannya kebelakang telinga dhea. "Tapi kenapa harus lo!" ucap nya menatap dalam wajah dhea. "Gue janji akan mengambil lo dari si brengsek itu!" lanjutnya sembari mengepal tangan menyalurkan emosi.

Dhea membuka mata perlahan. Melihat samar ke langit-langit yang ber cat putih polos. Memalingkan wajah hingga tepat matanya menangkap sosok pria yang jelas adalah gilang.

"Lo udah sadar." ucap nya.

"Hmmm. Lu pergi!" bentak dhea.

"Lo harus jadi teman gue dulu." ujar gilang enteng.

"Gak. Gw gak bisa!" sergah dhea lantang lalu menepis pandangan nya ke sembarang arah memutuskan kontak mata dengan gilang.

"Gw tau alasan lo." ucap gilang. Dhea memutar matanya hingga tertuju pada mata berwarna hitam kelam pria dihadapannya. Mengakat kedua alisnya heran. Dengan isyarat meminta alasan. Gilang yang sudah paham maksud itu langsung angkat bicara.

"Gue gak bakal mati kalo berteman sama lo." ujar gilang. Dhea tersentak. Mengangkat bahu mengambil posisi duduk."Selain saga, gue juga bisa ngendaliin hidup lo," lanjut nya.

"Ma-mak ssuut-" ucapan dhea terpotong. "percaya sama gue!" ungkap gilang sembari memegang erat baru dhea. "Gue bisa bunuh dia, tapi lo harus bantu!" lanjutnya tegas.

"Gak! Gue gak mau. Gue sayang saga!" sergah dhea penuh penekanan.

"Hhh,,, dasar cewe bego." sinis gilang membuang muka.

"Kita lihat sampai kapan lo bisa bertahan." putus saga meninggalkan dhea yang sudah mematung tak percaya dengan ucapan nya barusan.














Duhhhh otak Author buntu nih.
Semangatin kek ahh😢



Ada yang bisa kasih penjelasan tentang lucid dream? Sok komen dibawah!

Maybe I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang