Aku?

17 6 0
                                    

Pagi ini cuaca cukup mendung diiringi dengan dinginnya udara yang membuat siapapun pasti memilih untuk tetap berada didalam kamar dan melanjutkan mimpinya semalam. Sama sepertiku yang malas untuk bagun dari tempat ternyaman yang aku miliki, namun apadaya suara mamah sudah terdengar menyuruhku untuk segera bangun, karena waktu yang sudah menunjukan pukul 06.50. Tunggu, astagah aku sudah telat. Aku bergegas pergi kekamar mandi cuci muka karena tak sempat untuk mandi dan bergegas memakai seragamku dan buru-buru pergi kesekolah dengan berlari. Mamah berteriak memintaku untuk sarapan namun tak ku indahkan karena aku terburu-buru pergi kesekolah, maafkan anakmu mah anakmu sudah telat untuk pergi ke sekolah.

Jarak sekolah dengan rumhnya hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan berjalan kaki, namun hari ini aku berlari dan hanya membutuhkan waktu takkurang dari 10 menit, syukurlah sesampainya aku di sekolah bel baru berbunyi dan menandakan bahwa aku tepat waktu.

"Syukurlah gak telat, hufttt" ujarnya seraya menetralisirkan diri setelah berlari mengejar waktu.

"Woy Nis," teriak salah satu temanku. Aku bergegas menghampiri teman-temanku yang bersiap untuk upacara, kebetulan hari ini hari Senin mangkannya aku hampir telat. Catat HAMPIR TELAT.

"Tumben telat?"

"Cuacanya mendukung buat tidur lagi," jawabku yang masih mengatur nafas

"Lu ditunggu kak Dika katanya hari ini lu yang jaga gerbang, secara lukan sie keamaan OSIS,"

"Gue lupa njir, gue pergi dulu guys, bey." Seraya kembali berlari menemui kak Dika digerbang sekolah. menjaga gerbang yang ditemani oleh kak Dika senior di OSIS yang kebetulan merupakan ketua OSIS. Kak Dika cakep emang, pinter lagi tak jarang banyak cewek yang tergila-gila padanya kecuali gue karna hati gue masih untuk orang yang sama.

"Nis dari tadi dicariin Kak Dika tuh," ujar Ojan teman sesama OSISku

"Gawat gue tadi hampir telat, bisa abis gue sama kak Dika." Seraya terus berjalan menuju gerbang. Terlihat kak Dika sedang mengobrol dengan salah satu satpam yang sama-sama berjaga digerbang sekolah.

"Pagi kak," Sapaku padanya

"Kemana aja Nis? Lupa tugas?" jawabnya dengan dingin.

Kak Dika memang terkenal cuek dan tegas dengan siapapun apalagi dengan anggotanya. Karena kecuekannya ini banyak cewek-cewek disekolahku yang mengidolakannya.

"Hehe maaf kak tadi kesiangan, mamah telat banguninnya." Maafkan aku mah, aku menggunaka mamah sebagai alasan.

"Sekarang laksanakan tugas, ojan kamu berjaga dilapangan."

"Siap kak," ucapku dan ojan secara bersamaan.

Setelah upacara selesai tentu saja tugasku pun ikut selesai.

"Kak gue balik ke kelas dulu yah."

"Oke." Ucapnnya dengan cuek.

Aku bergegas menuju kantin menyusul teman-temanku untuk sarapan, karena aku bangun kesiangan maka aku melewatkan momen sarapan masakan mamah yang paling juara. Dengan terpaksa aku harus melakukan momen sarapan di kantin sekolah. Sekolahku memang memberikan waktu 30 menit untuk istirahat setelah upacara. aku bergegas menyusul teman-temanku dan memesan menu sarapanku, bakso mang maman menjadi targetku pagi ini ditambah es jeruk yang mampu menggugah seleraku, perutku mulai berbunyi pertanda aku harus segera mengisinya.

"Mang bakso kaya biasa tanpa kecap," ucapku pada mang maman

"Oke neng, tunggu bentar yah," Aku bergegas pergi ketempat dimana teman-temanku sudah mendahuluiku.

"Tugas fisika udah?" tanya Dewi pdaku

"Udah tenang aja," jawabku santai.

Ya aku anak IPA lebih tepatnya aku sekarang duduk dikelas 12 IPA dimana tempat anak-anak yang terlalu serius untuk bersekolah dikumpulkan menjadi satu, ya walau ada beberapa juga spesies sepertiku yang ikut andil sebagai pencair suasana ketika mereka terlalu serius, aku bukan siswa yang terlalu pintar dibandingkan dengan lima sahabatku yang lain mereka bisa dibilang famous sekolah dengan prestasi dan kecantikan mereka, siapa sih yang tak kenal dengan mereka. Aku termasuk orang yang beruntung bisa menjadi bagian dari mereka.

"Nis gue lihat rumus dong." Ujar Ojan yang sudah berada di belakangku

"Haelah lu kebiasaan banget dah gak pernah ngerjain tugas." Ujar Dewi

"Lagian gue nyari itu rumus gak ketemu-ketemu." Ujar ojan sebagai alasan

"Iye. Tapi nanti di kelas, sekarang gue laper. Mending lu pergi kekelas dulu dah." Ujarku pada ojan

"Nah ini baru temen gue. Gue duluan ya Nis, eh nenek sihir gue duluan byee."

"Kurang ajar gue dipanggil nenek sihir," ucap dewi

"Muka lu cocok jadi nenek sihir kali haha" ujar yang lain.

Selagi aku menunggu pesananku datang aku memainkan ponselku untuk menghilangkan kejenuhan dan taklupaa membalas pesan mamah yang mengingatkanku untuk sarapan. Mamah memang yang terbaik.

Pesanan baksoku sudah datang, asapnya mengepul dengan aroma yang menggoda, mendung-mendung gini memang paling enak makan yang anget-anget kaya bakso mang maman yang emang udah paling juara. Aku terus fokus memakan dan menikmati bakso dan berhenti seketika ketika tanganku disenggol oleh Dina.

"Hustt.. husttt Nis liat deh,"

"Apaan sih din, lagi sibuk nih gue,"

"Liat noh belakang lo,"

Aku yang penasaran akhirnya menengok ke arah yang sudah diintruksikan oleh dina sahabatku. Seketika, seluruh suara seakan menghilang dan mataku fokus akan dia yang kini mulai melewati tempat dimana aku dan teman-teman ku bersantai.

Dia, apakabar?

Sepertinya dia baik-baik saja.

Aku merindukannya.

Ya Tuhan.

Semua pertanyaan seketika menghinggap diotakku, Tuhan aku merindukan dia tapi aku tak bisa apa-apa.

"Woy, orangnya udah lewat dari tadi kali nis," ucapan novi menyadarkan ku dan membuat ku salah tingkah.

Aku mencoba menetralisir debaran di dadaku yang disebabkan oleh dia yang baru saja ku lihat. Aku yang memang sedang berusaha untuk bisa melupakan perasaanku daan berusaha untuk meminimalisir potensi untuk bertemu dengannya, aku pun berpura-pura melanjutkan kegiatanku. Namun bayang-bayangnya tak pernah bisa hilang walau aku berusaha untuk melupakan hal yang baru saja ku lihat dan membuat selera makanku menghilang.

Setelah menyelesaikanku makanan dan bertepatan dengan bel yang sudah berbunyi akhirnya aku dan teman-temanku kembali kekelas. Aku mencoba untuk memulai fokus setelah kejadian yang kualami tadi. Setelah sekian lama aku tak bertemu dengannya karena aku yang berusaha untuk menghindar dan memiimalisir potensi untuk bisa bertemu dengannya dan juga dia yang menghindar dariku karena kejadian beberapa bulan yang lalu. Aku berusaha untuk menyemangati diriku dan berusaha untuk tetap fokus tanpa harus mengingat dia kembali.

"Selamat pagi anak-anak," ucap bu erna selaku guru fisika

"Pagi bu,"

"Silahkan kumpulkan tugas yang sudah ibu kasih minggu lalu, mohon jordi bantu ibu untuk mengumpulkan buku tugas teman-teman kamu," ucap bu Erna

"Nis lu kenapa diem mulu dari tadi," tanya kirana padaku

"Gakpapa tenang aja," jawabku, kebetulan aku memang sebangku dengan kirana. Dinadan dewi berada tepat dibelakangku yang juga mengkhawatirkan keadaanku yangsedari tadi terdiam. Aku berusaha fokus dan memulai untuk memperhatikan bu ernayang sedang menjelaskan materi didepan.


Hai semuanya. Ini ceritaku yang pertama, semoga kalian suka.

Mohon maaf jika banyak typo.

Terima Kasih.

Tentang Aku dan RasakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang