Jangan Seperti Ini!

0 1 0
                                    

Revan memasuki rumah Nisa yang hanya disambut oleh mamah Nisa yang kebetulan sedang berada di dapur untuk mempersiapkan makan malam.

"Wih baunya enak nih," ujar Revan

"Kebiasaan kalau masuk gak ngucapin salam." ujar Fitri

"Hehe maaf Mah, Assalamualaikum Mamah Fitri yang cantik tapi masih cantikan bunda Revan."

"Haish anak ini, sudah makan?"

"Belum nih mah, sengaja mau numpang makan di sini hehe." ujar Revan sambil cengngesan

"Tunggu bentar lagi mateng."

Tak menyadari keberadaan Revan, Nisa berjalan menuruni tangga dengan penampilan yang menggambarkan orang yang baru bangun tidur.

"Selamat siang tuan putri." ujar Revan
Seketika Nisa tersadar akan keberadaan Revan dirumahnya.

"Ngapain lu disini?" tanya Nisa

"Numpang makan dan mau ngajak lu wekeend."

"Ah males ah," ujar Nisa seraya mengambil minum di kulkas.

"Elah sesekali Nis, temenin sepupu lu yang ganteng ini gak akan rugi kok."

"Beliin gue Novel Tereliye yang terbaru tapi ya?"

"Lu mah ngambil kesempatan dalam kesempitan mulu."

"Kalau gak mau juga gak papa, gue masih punya banyak list drakor yg belum gue tonton."

"Iya iya nanti gue beliin."

"Nah gitu dong kan nambah cakep sepupu gue." ujar Nisa sambil mencubit pipi Revan.

"Sialan." gumam Revan tapi langsung ditegur oleh Fitri.

"Iya mah iya gak lagi-lagi."

🌿🌿

Kini Nisa dan Revan memasuki salah satu pusat perbelanjaan. Menelusuri tiap toko untuk mencari barang-barang yang mereka cari.

Kali ini mereka berada di toko buku untuk mencari novel yang diinginkan Nisa dan juga komik yang dibutuhkan Revan.

Nisa yang sudah mendapatkan buku yang dia cari segera menemui Revan yang sudah menunggunya dikasir. Namun tiba-tiba hal yang tak terduga menimpanya.

Gugghh..

Buku yang dibawa oleh Nisa seketika berjatuhan.

"Maaf gue gak sengaja," ucap Nisa sambil mengambil buku-bukunya yang berserakan.

"Lu gak pa....pa?" seketika Nisa kaget, swseorang yang dia tabrak ternyata Kak Hendra

"Ah maaf kak saya tidak sengaja" ujar Nisa pada Hendra

"Gak papa saya juga minta maaf." ujar Hendra dengan dingin

"Kak aku udah dapet bukunya," tiba-tiba suara seseorang memecahkan keheningan diantara keduanya

"Eh Nisa, Hai?" ucap wanita itu yang ternyata merupakan Winda

"Ehh, em baik. Aku duluan ya." dengan sedikit gugup Nisa meninggalkan Hendra dan juga Winda.

Kenapa mereka disini? Kenapa disaat seperti ini gue harus melihat mereka? Kenapa rasa sakit ini masih ada?
Tuhan tabahkan hatiku.

Ting..

Seketika Nisa mengehentikan jalannya dan melihat gawainya. Terdapat 2 pesan dari orang yang berbeda yakni dari Revan yang sudah menunggunya dan juga dari Hendra.

Nisa bergegas memasukkan gawainya kedalam tasnya dan menuju kasir yang terdapat Revan yang sudah me unggunya dan mengabaikan chat dari Hendra.

"Kok lama sih Nis, lu gak tau apa gue udah lumutan di sini." ujar Revan saat Nisa sudah berada di depannya, namun Nisa hanya diam dan perubahan itu membuat Revan diam dan langsung memahami apa yang terjadi dengan Nisa karena Hendra sekarang berada tak jauh dari mereka dan masih bersama Winda salah satu teman sekelasnya.

Tentang Aku dan RasakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang