Hukuman!

14 5 2
                                    

Hari ini merupakan pelajaran olahraga semua siswa memenuhi lapangan tak terkecuali Nisa dan kawan-kawan. Olah raga merupakan pelajaran yang paling digemari oleh Nisa, Volly merupakan salah satu cabang olah raga yang dikuasai olehnya tak jarang dia dan kawan-kawan mengikuti kejuaraan bola volly mewakili sekolah.

Waktu sudah menujukan pukul 08.00 seharusnya pak budi selaku guru penjas sudah memulai kegiatan pembelajaran, namun hingga saat ini beliau belum terlihat. Murid-murid mulai bosan, namun seketika seseorang muncul dengan seragam olahraga khas guru membuat semua siswa yang berada dilapanga terdiam

"Pak Hendra bener-bener calon idaman"

"Yaampun masa depan gue"

"Beuhhh tjakepnyee"

"Nis lihat kak Hendra. Pacarebel banget."ucap dinda

Jujur aku terpesona dengan dia yang saat ini berjalan dengan menggunakan kaos olah raga. Mulai memasuki lapangan dan berdiri tepat dihadapanku sambil tersenyum. Tuhan, aku tak kuat menahan pesonanya. Ciptaaanmu yang satu ini sungguh indah.

"Selamat Pagi," sapanya pada semua siswa

"Kebetulan pak Budi sedang ada urusan keluarga, maka untuk sementara saya yang akan menggantikan beliau." Ujarnya

"Kak Hendra jadi guru olahraga kita selamanya juga boleh," ujar Cinta yang langsung dapat sautan dari teman-teman yang lainnya

"Heh nini pellet, gak usah kegajenan jadi cewek," ujar Ojan

"Suka-suka gue, siapa lo?"

"Jadi cewek kok gatel, minta digaruk?"

"Sudah-sudah, sekarang kita mulai pembelajarannya. Untuk mengawali kalian pemanasan terlebih dahulu setelah itu kita akan membagi beberapa kelompok untuk bertanding bola volley. Bisa dipahami semua?" ujar Kak Hendra

"Siap Kak,"

Setelah itu seluruh siswa mulai melakukan pemanasan, terkecuali aku yang tiba-tiba dipanggil oleh Revan sepupu laknat yang gak bisa sehari saja menyusahkanku.

"Nisa," teriaknya disisi lapangan sambil melambaikan tangan dan memberikan kode bahwa aku harus menghampiri dia.

"Apa?" jawabku dari kejauhan dan dia tetep kekeuh menyuruhku untuk mendekatinya. Menyusahkan sekali makhluk yang satu ini. Setelah itu aku meminta ijin pada kak Hendra untuk menghampiri Revan.

"Permisi kak, saya ijin sebentar untuk menemui Revan." Ucapku padanya

"ada urusan apa? inget Nisa kamu sedang dalam jam pembelajaran," ujarnya

"Sebentar kak 5 menit dah, tuh anak kalau gak diturutin macem-macem nanti dia."

"5 menit, jika lebih dari 5 menit kamu tak kembali, hukumanmu siap menanti," ucapnya seraya meninggalkanku.

Lalu aku bergegas menuju Revan.

"Gak Revan gak kak Hendra semua nyebelin," gerutuku sepanjang jalan

"Ngapain sih Van, lu gak tau apa gue lagi ada kelas,"

"Santay dong bu, gue butuh lu buat bilang ke Mamah. Gue butuh duit, mereka lupa kali yak ngirim duit ke gue mana sekarang bokek lagi belum makan," ujarnya sambil memasang tampang melas

"udah itu doang? Lu kan bisa chat gue Revan.!" Jawabku gemas

"Ya gue kesini juga mau pinjem duit sama lu, belum makan nih gue. Dirumah bi sarti ijin balik anaknya lagi sakit,"

"Ya Tuhan salah apa hamba punya sepupu nyusahinnya dunia akhirat, lu kan bisa kerumah ogeb. Rumah kita cuman beda gang."

"Heheh tadi gue telat bangun juga,"

Tentang Aku dan RasakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang