Bulan 1

640 75 6
                                    

    "K-kembar tiga..."

    "Kenapa kalian rasanya kaget sekali diberi kembar tiga?" tanya Dokter Gong, sang ginekolog yang menatap mereka penuh dengan rasa heran. Si calon Bapak langsung menunjuk monitor USG dengan seksama.

    "Mananya tiga, Dok? Saya lihatnya dua kok. Dokter salah lihat kali..."

    Sayangnya, Dokter Gong menggelengkan kepalanya. "Terdapat tiga janin di sini, di sini, dan di sini." ucapnya sembari menunjuk 3 janin yang masih terlihat kecil. Nampak raut wajah frustasi dari kedua calon orang tua ini. Bagaimana tidak? Kembar tiga bukanlah hal main-main bagi pasangan yang baru membina rumah tangga seperti mereka. Mental mereka masih belum siap untuk menanggung tiga orang anak sekaligus secara adil. Dokter Gong berusaha tersenyum menenangkan perasaan pasangan itu.

     "Saya memahami betapa beratnya hal ini bagi kalian berdua sebagai pasangan pengantin baru, Bapak Jae dan Ibu Wendy. Hanya saja, ini adalah berkat yang harus kalian syukuri sebagai calon orang tua. Tuhan telah memilih kalian sebagai orang tua yang akan mengalami hal yang tidak biasa dan tentu karena kalian dianggap siap." jawab Dokter Gong, yang dibalas oleh anggukan pelan dari Jae, sang ayah dari jabang bayi.

    "Kalian pasti bisa melaluinya. Anak-anak ini adalah anak-anak beruntung yang akan mewarisi bakat seni dari kalian berdua. Tidakkah kalian berpikir tentang betapa cantik dan tampannya mereka nanti?"

    Jae memegang tangan istrinya yang gemetar hebat. Mengandung tiga anak sekaligus, terlebih sang istri merupakan seorang penyanyi yang super sibuk. Rasanya ia ingin menggantikan istrinya untuk segala sakit yang dialaminya ketika perut itu membesar. "It's okay, Honey. You'll be okay." bisik Jae, menenangkan istrinya.

    "Jangan dibawa stres ya, Ibu Wendy."

    "Baik, Dok."

    "Untuk trisemester pertama, disarankan untuk jangan terlalu banyak gerak dan beraktivitas, ya. Disarankan juga bila ingin berhubungan badan, ada waktu tertentu dan jangan terlalu sering ya."

    Jae berdeham lalu menoleh ke wajah istrinya yang mulai memerah. "Kalian bisa menanyakan ke seksolog mengenai posisi yang setidaknya pas, terlebih Ibu juga mengandung tiga anak sekaligus."

    Wendy memanggutkan kepalanya dengan cepat, ingin menyelesaikan topik yang (sedikit) mengganggunya itu. Perlahan, ia beranjak dari tempat tidur, dibantu oleh Jae yang sudah berdiri sedari tadi. "Bapaknya sibuk, ya?" tanya Dokter Gong ke arah Jae, yang membantu istrinya untuk duduk. "Benar, Dok." jawabnya.

    "Tidak bisa menemani istrinya?"

    "Untuk sehari-hari bisa, nanti saya ajak teman-teman saya juga untuk berkumpul di rumah. Kami juga ada beberapa jadwal manggung bersama, jadinya saya juga nggak bisa menemani istri saya terus."

    "Tidak masalah, selagi memang ada yang menjaga Bu Wendy. Terlebih lagi Bu Wendy penyanyi juga, kan? Sudah rilis klarifikasi mengenai hal ini?" tanya Dokter Gong, yang dijawab oleh anggukan Wendy. "Sudah, Dok. Rilisan berita dari media sudah ada juga."

    "Baguslah, setidaknya fans-mu juga senang mendengar berita kehamilanmu. Saya juga ikut senang mendengarnya. Untuk fans-nya Bapak Jae bagaimana?"

    "Aman, Dok!"

    Dokter Gong terkekeh pelan, mengingat dua pasiennya ini adalah pasangan penyanyi yang terkenal dan cukup mendunia. Ajaibnya, meski Jae memiliki banyak penggemar, yang mendukung hubungan mereka sangat banyak. Hal inilah yang memantapkan hati Jae untuk menikahi sosok Wendy yang bernasib sama dengannya. Sangat tidak umum untuk budaya penggemar yang berlaku.

    "Nanti saya akan memberikan resep untuk susu ibu hamil dan beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga kekuatan Ibu dan janin. Selamat, ya!"

Skiplets | Jae x WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang