"Aaaarrrgghhh.."
"Belum juga lahiran lu, Wen."
"Lu kan gak hamil, Bang!!"
"Terus lu mau apa nih, Wen?"
"Please gue kepingin ngelusin kepala botak lo, Bang. Boleh, ya?"
Sungjin terbelalak, begitu juga Irene yang ikut menemani karena shift mereka untuk menjaga Wendy saat Jae kerja sendirian tanpa Enam Hari.
"Pala gue? Yakin lu?" tanya Sungjin, yang dibalas oleh anggukan Wendy yang cepat. "Haduh, gue kan gak botakin rambut lho, Wen..." gumam Sungjin. Irene menahan tawanya. "Makanya, Jin. Botakin aja dulu rambutnya yang sampe kinclong gitu."
"Muatamu kinclong, Mbak Rene." kata Sungjin.
"Ibu hamil kalau ngidam harus dijabanin, lho. Mau seaneh apapun. Nanti anaknya ileran." kata Irene, sambil mengusap rambut Gian, putra semata wayangnya itu. "Si Gian ileran kagak, Mbak?" tanya Sungjin, polos.
Irene langsung menoyor Sungjin.
"Muatamu ileran. Ganteng anak gue."
"Gian, nanti kamu punya temen baru 3 orang di perut Tante." kata Wendy, sambil mengusap kepala Gian. "Kok 3 orang, Tante? Kata Bunda, satu perut nampungnya satu anak. Perut tante ada 3?" tanya Gian.
"Hadu, dek Gian... perutnya Tante Wendy jadi mirip drum-setnya Om Dowoon..." kata Sungjin, yang mendapat bonus lemparan bantal sofa dari Wendy.
"Pantesan belum nikah-nikah dia, Wen. Masih demen ngatain orang." julid Irene, membuat Sungjin mengerucutkan bibirnya.
"Nanti gue nikahin Kendall Jenner tercengang lu semua." kata Sungjin.
"NGIMPI."
"Pret."
"Elah, kagak percayaan amat lu semua."
"Mending gue jodohin lu sama sendal aja, Bang. Lebih cocok. Kendall mana mau, sih?"
"Ya Tuhan, kalo bukan bininya temen gue udah gue jitak."
Irene menahan tawanya, melirik ke arah Gian yang sedang asyik memainkan gitar milik Wendy yang ada di sudut ruang tamu.
"Wen, Bang Jae kalo di rumah kayak gimana sih orangnya? Kadang kan jadi suami bakal beda di rumah ya." tanya Sungjin.
"Jae, ya?" Wendy menerawang ke arah televisi, mengingat masa Jae yang selalu memperlakukannya dengan manis. Lalu ia tersenyum, membuat Sungjin dan Irene merasa keheranan.
"Wen, lo sakit, ya?" tanya Irene.
"Ditanya apa, jawabnya senyum-senyum. Kesurupan lu?" tanya Sungjin.
"ENAK AJA."
"Ya terus jawab, dong."
"Jae tuh manis, Bang. Manis banget aduh gula aja kalah."
Terlihat ekspresi Sungjin yang sudah siap ingin muntah. "Wendy yang hamil kenapa elo yang morning sickness." gumam Irene, mengurut punggung Sungjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skiplets | Jae x Wendy
Фанфик"Jadi begini, Bapak Park." ucap seorang ginekolog yang sedang meraba perut sang calon ibu menggunakan transducer. Si calon bapak malah ketar-ketir menanti wujud jabang bayi yang ada di layar monitor USG. "Dilihat dari gambar, anak anda akan kembar."...