PART 2

2.4K 305 34
                                    


_

_

_

"Jae..., kita harus mengakhiri hubungan ini."

Jaehyun terdiam, sementara Minji sudah terisak pelan. Ia lekas menguar pelukan mereka, menggenggam erat bahu sang kekasih lalu menatap kedua matanya, "J-Ji ... apa yang kau bicarakan? Kau tidak sedang bercanda, bukan?" Minji menundukkan kepalanya, mengumpati dirinya sendiri dalam hati saat kedua matanya tak mampu melihat perubahan raut wajah Jaehyun yang begitu terlihat jelas.

"Maafkan aku. Tapi, lusa ... aku harus menikah dengannya." Lagi ... Jaehyun tergelak, tertawa miris sembari menggelengkan kepalanya tak percaya, "Sayang ... kau pasti--"

"Kita harus berakhir, Jae ... Semuanya, kita harus selesai karena aku akan segera menikah." Minji mengulurkan tangannya, mendekat pada tubuh sang pria yang tiba-tiba kaku. Mengelus rahang tegas itu dengan tangan bergetar, sementara bibir bawah ia gigit kuat-kuat guna menahan isakan. Perempuan itu menangis dalam diam sementara Jaehyun menatapnya dengan sorot mata hancur.

"Hiduplah dengan baik setelah ini, ya? Jangan lupa istirahat, gunakan pakaian yang tebal saat musim dingin, dan yang paling penting ... kau harus bisa menjaga dirimu tanpa aku, Jae. Percayalah jika kau bisa menemukan wanita yang lebih baik dari Yoo Minji, kuharap ... kau selalu bahagia." Tangan Minji turun, lalu bergerak menepuk bahu pria itu pelan sebelum tersenyun paksa setelah menarik nafas dalam, "Aku pergi," pamitnya lalu segera melangkah menjauh. Jaehyun terus menatapnya, melihat bagaimana punggung itu kian menjauh dari pandangannya sebelum akhirnya hilang setelah melewati pintu.

Tubuh Jaehyun melemas begitu saja, ia sama sekali tak dapat mempercayai kejadian yang baru saja lewat. Bagaimana bisa mereka berakhir seperti ini?

Siapa yang harus menikah dengan Yoo Minji?

Dan kenapa?

Pria itu berjongkok, kedua kakinya terlewat lemas sebab sebagian nyawanya terasa seperti ditarik paksa dari tubuhnya. Minji terlewat berharga, terlewat berarti dari apa pun dalam hidupnya. Hubungan yang harus ia jaga mati-matian akhirnya harus terkikis tanpa alasan yang jelas, Jaehyun menangis pilu, berkali-kali mengusap air matanya.

Laki-laki tak boleh cengeng, Jae! Tidak boleh!

Tak perduli sekeras apa pun Jaehyun menyemangati dirinya sendiri, ia akan tetap terlihat lemah jika hal itu menyangkut Minji. Sebab perempuan itu, terlalu sempurna baginya, terlewat kuat, dan perempuan terhebat yang pernah ia temui dalam hidupnya.

Lalu ... pada siapa ia harus habiskan waktunya? Saat Jaehyun hampir melamar Minji, ia bahkan sudah menyiapkan cincin pernikahan mereka lalu pernyataan perempuan itu kembali menamparnya. Dengan memilih pergi, dan mungkin memilih yang lebih baik darinya.

_______

Sementara itu, keadaan Minji tak jauh berbeda dengan Jaehyun. Di malam yang dingin itu, ia terus melangkah menyusuri jalanan Seoul. Perasaannya terlampau kalut, terlewat berantakan, dan begitu kacau. Ia terus menatap jalanan kosong, otaknya sontak memutar lagi bagaimana raut wajah Jaehyun yang semula berseri berubah kaku, begitu berbeda dengan definisi Jung Jaehyun yang ia kenal. Pria tampan yang selalu menjadi penyelamat Minji, dalam keadaan apa pun.

Bukankah ini terasa tidak adil bagi mereka? Hubungan yang mereka rajut selama setahun terakhir harus kandas karena kesalahan dan kecerobohan yang ia buat sendiri. Mengorbankan hati setulus dan sesempurna Jaehyun demi menjaga agar prianya itu tetap baik-baik saja.

'INCORRECT ANSWER'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang