__
_
"Sial! Ini benar-benar gila!"
Teriakan suara Minji diikuti satu pukulan keras pada meja makan membuat para pelayan di kediaman Jungkook terkejut dan menatap heran. Minji tidak perduli, otaknya terlalu sibuk memikirkan Jungkook sekarang, menurutnya pria itu mempunyai kelainan.
Kelainan jiwa, misalnya?
Suara Jungkook yang mengatakan bahwa dia mencintai Minji terus saja terngiang ditelinga, dekapan yang hangat, suara lembut, dan sentuhannya yang begitu dalam masih jelas Minji rasakan. Sekeras apapun dia memikirkannya, tidak ada kebohongan yang tercipta dari perkataan Jungkook——terasa benar——begitu nyata.
Hal aneh berikutnya adalah, pagi ini pria itu berubah menyebalkan kembali. Tidak mengingat apa yang baru saja dikatakannya pada Minji, seperti melupakan dan tidak terjadi apa-apa. Tidak ada Jungkook yang hangat, suara lembut yang mengayun ditelinga dan auranya berbeda. Jelas terasa sekali.
"Nyonya muda, Tuan besar memanggil anda."
Minji terkesiap saat salah satu pelayan menghampirinya, segera mengulas senyuman dan menghampiri Tuan Sungjin yang saat itu tengah sibuk di ruang kerjanya, memperhatikan bagaimana bibi Hong tengah memasukkan beberapa menu makanan ke dalam kotak bekal.
"Kakek." Pria itu lekas memutar kepalanya, tersenyum lebar menyambut cucu menantunya dengan girang, "Ah ... kau di sini," katanya. Untuk kesekian kalinya, Minji harus selalu mengenakan topengnya saat berada di depan pria tua itu.
"Bibi Nam bilang kakek memanggilku. Ada apa?" Tuan Sungjin mengangguk, lalu meraih sebuah kotak bekal yang sudah beres di tata, menyerahkannya pada Minji hingga membuat wanita itu menautkan alisnya bingung, "Bisa kau antar makan siang ini untuk suamimu?"
Minji kebingungan, menggigit bagaian dalam bibirnya dan memaksa senyum. Terasa akan sangat mencurigakan jika dia menolak permintaan sang kakek, Minji tidak akan siap jika diserbu berbagai pertanyaan yang akan menyulitkan kelangsungan hidupnya ditangan Jungkook nantinya. Pada akhirnya—— Minji mengangguk.
"Tentu saja kakek. Itu tugasku sebagai seorang istri bukan?"
Tuan Sungjin tersenyum lebar, berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan mendekat kearah Minji, mengangkat tangan keduara dan mengusap lembut pucuk kepala wanita itu. "Kau memang istri yang cocok untuk si keras kepala Jungkook. Kakek harap kau akan sabar menghadapinya Ji-ah." Katanya lembut.
Hangat. Minji merasakan kehangatan keluarga saat sang kakek mengusap kepalanya, seperti sang ayah yang menyayangi putrinya. Sosok ayah yang begitu dirindukan Minji. Wanita itu tengah ditinggalkan oleh sosok sang ayah saat usianya menginjak tiga belas tahun. Ayah Minji mengalami kecalakan kerja saat menangani sebuah proyek ditempat tinggalnya dulu, Minji tidak terlalu ingat dengan kejadian itu——hanya potongan-potongan kecil memori yang menjadi pegangannya saat ini.
Minji yang saat itu datang mengantarkan makan siang kepada ayahnya bersama sang ibu tiba-tiba saja dibuat menegang. Ayahnya yang memberikan senyum manis menyambut kedatangannya saat itu tiba-tiba saja berubah menjadi senyuman terakhir yang harus dilihatnya. Rekaman memori ketika Ayah Minji berlari menyelamatkan dua orang anak laki-laki kembar yang sedang bermain di area proyek tanpa sadar akan ada ratusan beton batu yang akan menimpa mereka, masih terakam jelas. Bagaimana sang ayah yang memeluk dan mendorong kedua anak laki-laki itu agar menjauh dan tidak tertimpa hingga berakhir sia-sia——meraka tertimpa bersama dengan sang ayah memeluk keduanya. Minji ingat siapa kedua anak laki-laki itu, sangat. Sahabat kecilnya.
Air matanya tiba-tiba saja berkumpul pada sudut mata saat dia mengingat kejadian itu merenggut sang ayah dari hidupnya dan salah satu dari teman kecilnya tersebut. Kedua orang yang paling berarti dalam hidupnya meninggalkannya dalam waktu yang sama. Saat itu, Minji ingat salah satu teman kecilnya selamat dan tidak sadarkan diri, keluarga mereka membawanya keluar negeri untuk perobatan setelah pemakaman sang sulung selesai. Minji tidak pernah melihatnya lagi sejak saat itu. Pada akhirnya, ketiganya meninggalkan Minji dalam waktu yang sama disaat dia masih sangat membutuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
'INCORRECT ANSWER'
FanfictionJeon Jungkook; sosok yang begitu dingin, begitu angkuh, dan keras kepala. Harta, tahta, wanita, 3 hal itu bisa ia dapatkan dalam sekali kedip. Namun, di balik gelimang harta, di tengah kemewahan, di tengah hati bekunya. Jungkook terpaksa menarik Yoo...