0. We fight, we hurt

1.5K 178 72
                                    

Joo Sera, perempuan dengan bibir pucat yang masih bersandar lemas di ranjang rumah sakit itu hanya bisa memandang layar televisi yang baru dinyalakan dengan wajah sulit diartikan, matanya memandang gambar yang muncul disana dengan tatapan tidak pe...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joo Sera, perempuan dengan bibir pucat yang masih bersandar lemas di ranjang rumah sakit itu hanya bisa memandang layar televisi yang baru dinyalakan dengan wajah sulit diartikan, matanya memandang gambar yang muncul disana dengan tatapan tidak percaya.

Choi Hyunsuk yang baru saja menyalakan benda itu ikut diam melihat hal yang muncul di sana. Kemudian ia melirik Sera, manik milik perempuan itu mulai menggenangkan cairan bening.

Sreg

Pintu digeser, memunculkan Seo Jia dengan tiga bungkus cookies yang masih hangat. Begitu masuk beberapa langkah, Jia terdiam di tempatnya. Sebegitu kagetnya mendengar suara yang memenuhi kamar VIP ini, cookies yang ia buat dengan senang hati itu jatuh ke lantai. Beberapa kepingnya keluar dari bungkusnya dan hancur. Hyunsuk dengan cepat menoleh padanya, Jia hanya bisa menatapnya balik.

Sera menunduk. Rambut panjangnya terurai ke depan menutupi sebagian wajahnya.

"Sera, itu..." Jia menyeret langkah mendekati Sera.

Hyunsuk muai merasakan aura tidak menyenangkan di keduanya.

"Aku keluar dulu, bicarakan baik-baik."
Mereka mungkin butuh waktu untuk bicara dan saling mengerti, maka dari itu Hyunsuk memutuskan untuk keluar ruangan dan memberi mereka ruang.

"Jia."

Suara dingin Sera yang baru pertama kali Jia dengar membuatnya takut.

"Bisa kau jelaskan apa yang sedang kulihat ini?" Sera menoleh padanya dengan air mata yang hampir tumpah. Ia memandang Jia penuh dengan kekecewaan.

"Ng, tadinya aku memang mau menjelaskan ini padamu—"

"Apa kau meninggalkanku?" Sera memotong. Suaranya bergetar karena menahan marah. "Jia, jelaskan bagaimana ini bisa begini."

"Iya itu jadi—" Jia menunduk. Dia juga hampir menangis.

"Kau egois. Kau tahu aku sangat mempercayaimu.... Kau juga tahu sendiri bagaimana aku memulai semua ini, —dan kau?!" Sera tanpa sadar meninggikan suara di akhir kalimat, sementara cairan bening mulai menggenang di pelupuk matanya.

Jia terhenyak mendengar Sera menyebutnya egois. Perempuan itu mengangkat wajahnya, memaksakan diri menatap Sera walau dengan mata memerah.

"Bagaimana kau bisa bilang aku egois ketika yang egois di sini adalah kau?!" Bentak Jia, dia tidak bisa menahan air matanya lagi. "Kau terus-terusan bilang aku egois, tapi bahkan kau tidak membiarkanku untuk bicara! Kau tidak mengerti situasinya!"

Flower Path | ft. CHS, NJM [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang