Aneh dan tidak biasa, pikir Sera belakangan ini. Aneh sekali keluarganya tidak mencarinya. Waktu hari dimana ia kabur pun, keesokannya hanya 30+ missed call dan beberapa pesan dari orang rumah yang tertera di layar smartphone-nya. Kalau mengingat tabiat ayahnya, harusnya bisa saja mereka menarik Sera kembali pulang, tapi ternyata tidak. Padahal mereka sangat bisa melakukannya. Antara lega dan sedikit kosong yang dapat dirinya rasakan saat ini.
"Sera,"
"Joo Sera!"
Suara teriakan terakhir menyadarkan Sera dari lamunan. Ia menengok ke kanan-kiri bingung, sampai akhirnya teman di sampingnya memberi kode kalau dirinya tengah di panggil oleh guru di depan. Seketika Sera menatap guru di depan dengan ekspresi tegang.
"Iya, Ssaem?" tanyanya takut-takut.
"Kenapa melamun? Apa kau masih sakit?" guru di depan bertanya.
"Ah, tidak. Maaf ssaem, tidak akan ku ulangi." Sera berdiri dan membungkuk menyesal. Beberapa pasang mata melihat ke arahnya.
"Kalau begitu, coba kerjakan soal yang ini," pinta Jang ssaem padanya sambil menunjuk sebuah soal yang ada di papan tulis.
Tanpa basa-basi Sera maju dan menjawab soal tersebut dengan lancar. Syukurlah ia sudah lebih dulu mempelajari materi kelas hari ini di tempat les nya.
"Ya benar Sera! Jadi begini ya murid-murid cara menjawabnya... " Jang ssaem kembali melanjutkan pelajaran di depan. Sera kembali duduk di bangkunya yang terletak di barisan ketiga dari belakang.
"Pstt, Seraa," panggil seseorang dari arah belakang.
Sera melirik sekilas laki-laki yang duduk di bangku pinggir belakangnya. "Apa?"
"Apa kau masih sakit?" tanya pria bersurai hitam itu dengan suara pelan, terlihat khawatir karena kemarin perempuan itu izin sakit selama 3 hari —yang sebenarnya, tentu saja Sera hanya berbohong untuk menghindari Pak Kim yang mungkin saja muncul di sekolahnya seperti biasa.
"Tidak. Ada apa? Apa aku terlihat pucat?"
"Itu yang mengobrol, Kim Junkyu tolong fokus ke depan kalau tidak ingin mengulang ujian lagi!" ancam Jang Ssaem pada si oknum yang bersalah ini. Junkyu gelagapan kemudian mengalihkan pandangannya lagi ke depan, begitupun Sera.
Pelajaran matematika pun berakhir. Masih ada 1 pelajaran lagi sebelum istirahat ke 2, tapi guru mata pelajaran hanya memberi tugas, jadi suasana kelas saat ini lumayan berisik.
"Heejun, Heejun!" panggil Sera pada anak berkacamata di samping kirinya yang sedang sibuk dengan komiknya. Tapi yang di panggil tidak kunjung menengok.
"Hei otaku, kau di panggil Sera," perempuan berambut pendek yang duduk di depannya memanggil mewakilkan Jieun, lalu mengarahkan wajahnya pada Sera. Yang di panggil akhirnya menengok lalu membuka mulutnya 'Hah?' tanpa suara.
"Kau disini, aku ingin disana sebentar," pinta Sera sembari menunjuk bergantian tempat duduknya dan meja sampingnya.
Si kacamata menunjukan raut malas. "Tapi aku sedang membaca, Sera." Keluhnya sambil membenarkan posisi kaca mata tebalnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/226598564-288-k780660.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Path | ft. CHS, NJM [Discontinued]
FanfictionJoo Sera, si bungsu keluarga Joo. Anak dari pemilik rumah sakit swasta besar di daerah Incheon. Ia pergi dari rumah karena bertentangan pendapat dengan Ayahnya tentang keinginannya menjadi penyanyi. Namun tentu saja, hidupnya di luar sana tidak akan...