ㅡ begin ㅡ

199 27 2
                                    

All I know is I was made for loving you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

All I know is I was made for loving you.

.

.

Suara ketukan yang berasal dari pintu menggerakan Brian untuk membuka pintu tersebut. Badan Sungjin langsung terjatuh lemas ke dalam dada bidang Brian.

Dipeluknya erat tubuh lemah Sungjin tanda Brian paham mood sang kekasih. Ia pernah diceritakan oleh Sungjin betapa beratnya pekerjaan kantornya akhir-akhir ini. Bahkan pernah Sungjin sengaja berlembur untuk menyelesaikan tugasnya.

"Sungjin, semuanya baik-baik saja kan?" tanya Brian.

Yang ditanya hanya terdiam, ia hanya menggeram lembut. Brian membawa Sungjin masuk, tak lupa ia melepaskan pelukannya. Kepala Sungjin terangkat, ia bingung mengapa ruangan terlihat sangat gelap?

"Bri, kenapa kamu gak nyalain lampunya sih?"

Tangan Sungjin yang sudah hampir menyentuh saklar lampu langsung diraih oleh Brian. Ia menarik Sungjin ke ruang makan. Disana sudah ada meja dan kursi yang tersusun rapi. Tak lupa hidangan dan champagne yang melengkapinya.

Brian menarik kursi untuk mempersilahkan Sungjin duduk. Jas dan tas kantor Sungjin pun langsung diambil dengan sigap oleh Brian. Sedangkan Sungjin, ia hanya tersenyum melihat tingkah pacarnya. Sungguh manis bukan?

Kini mereka sedang duduk berhadap-hadapan, saling menatap dan menggenggam tangan mereka.

"Gimana? Suasananya sudah romantis kan?"

Sungjin hanya tertawa, ia mencondongkan tubuhnya untuk mengecup pipi Brian. Tawa geli keluar dari mulut Brian. Ia heran mengapa mood pacarnya ini cepat sekali berubah.

"Sebetulnya ciuman dipipi kurang untuk membayar usahaku," ujar Brian.

"Lalu kau ingin dibayar dengan apa?" tanya Sungjin.

Brian memegang dagunya serta memutar kedua bola matanya, tampaknya ia sedang berpikir.

"Aha! Bagaimana kalau kita.." jawab Brian dengan seringai dipipinya.

Sungjin yang melihat ekspresi Brian seketika mendorong wajah lelaki tersebut.

"Mesum saja!"

"Aku bahkan belum menyelesaikan kalimatku."

"A-ah, sudahlah, mari kita habiskan makanan ini!"

Lelaki didepannya hanya menganggukan kepalanya. Mereka menikmati makanan mereka dengan tenang dan sesekali bertatapan. Tak lupa alunan musik jazz yang menemani mereka menambah suasana teduh.

Setelah selesai dengan makanan dan minuman, Sungjin kembali mengajukan pertanyaan.

"Tumben Bri."

「Solitude; Sungbri」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang