Di sebuah warung yang terdapat di belakang sekolah, terlihat beberapa murid laki-laki sedang merokok. Warjo salah satu tempat berkumpulnya anak cobra. Karena nama pemilik tersebut mang bejo, maka jadilah di namakan warjo atau warung mang bejo.
"Mang, kopi satu!" Pinta seorang pemuda dengan baju acak-acakan disertai lebam yang menghiasi wajah tampannya.
"Berantem lagi?" Tanya David, sahabat Zidan.
Ya, laki-laki tersebut adalah Zidan alfariel Dananjaya, ketua geng cobra, geng terkenal di ibukota. Balapan dan tawuran adalah santapannya. Tapi siapa yang tahu bahwa mereka berhati malaikat. Cobra selalu melakukan santunan untuk anak yatim. Uang yang mereka dapat dari balapan akan di sedekahkan ke panti asuhan, tapi banyak masyarakat yang hanya tahu mereka adalah pembuat onar. Begitulah manusia, sekali buruk akan tetap di pandang buruk, orang yang baik saja jika melakukan satu kesalahan pasti yang di ingat hanya kesalahannya, Kan?.
Zidan hanya bergumam menanggapi pertanyaan sahabatnya, lalu duduk di sofa usang di pinggir David. Matanya terpejam.
Damar datang dari arah belakang. "Sama siapa?"
"Ketos," jawabnya datar tanpa membuka matanya untuk sekedar melihat siapa yang bertanya. Dia sudah sangat hafal suara ke empat sahabatnya.
"Kenapa?" kali ini laki-laki yang sedari tadi diam pun penasaran.
Zidan membuka mata sebentar lalu kembali menutupnya. "Telat."
Mereka hanya mengangguk. Sudah tidak heran, Zidan selalu telat masuk sekolah dan Rey adalah musuh terbesar nya dalam hal ini. Mereka sering sekali bertengkar. Rey dengan sikap disiplin nya, sedangkan Zidan dengan sikap pembangkangnya.
Cobra memiliki lima pengurus inti.
Zidan, David, Raka, Damar dan Ujang. Zidan ketua, dan David wakilnya.
Raka bendahara, Damar dan Ujang sebagai sekretaris. Tapi, hari ini Ujang tidak masuk sekolah, karena belum pulang liburan dari rumah neneknya."Dan, Devon ngajak balapan," ujar David yang mendapat pesan dari musuh terbesar cobra.
"Males."
David menunjukkan pesan dari Devon ke arah Zidan. "Kalo gak datang cobra di cap pengecut."
"Bangsat!! Malam ini, jam 11." Zidan mengeluarkan suaranya dengan tegas dan mengandung perintah yang tidak dapat di bantah.
Victon, salah satu geng pembuat onar. Bisa di sebut geng psychopath. Setiap orang yang punya masalah dengan mereka di pastikan hidupnya akan terancam. Ketuanya Devon, murid dari SMA merdeka. Cobra pernah menyelamatkan salah satu tawanan Victon, membuat Victon murka dan menjadikan Cobra musuhnya. Mereka adalah dua geng terkenal di ibukota. Penggemarnya pun sudah tidak dapat di hitung, mungkin. Tapi Cobra lebih unggul dan itu tentu saja menambah kemurkaan Victon.
Setelah mendapat perintah dari Zidan. David segera mengirimkan pesan sesuai dengan perintah dari ketua Cobra tersebut.
🐼🐼🐼
'Kringg kringg
Bel istirahat kedua berbunyi, membuat seluruh siswa berbondong-bondong menuju kantin, untuk mengisi perut yang keroncongan. Begitu pun, dengan Rara, Reva dan Diva.
"Gue yang pesen makanan nya, deh," saran Rara.
"Gue pesen minumannya, lo cari meja, ya, Rev," sambung Diva yang hanya di balas gumaman oleh Reva.
Mereka mengerjakan tugas masing-masing. Setelah mendapatkan semua nya, mereka duduk di meja yang berada di tengah kantin.
"Ra, kok warna mata lo beda sama abang lo?" tanya Diva penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light
Teen FictionMempunyai materi dan curahan kasih dari orang-orang tersayang, membuat siapa pun ingin berada di posisi-nya. Kehidupan yang penuh dengan pancaran kebahagiaan, seolah tidak memberikan sedikit pun celah untuk di jajah kesedihan. Ketika satu cinta per...