Pagi ini Rara ikut bersama David. Mobilnya sedang di service, mengharuskan dia ikut bersama abangnya.
"Bang, kok pada ngeliatin sih?" bisik Rara kepada David ketika melihat hampir seluruh mata penghuni sekolah tertuju ke arah mereka berdua.
David mengedarkan pandangannya. Memang benar, sekarang dirinya sedang menjadi pusat perhatian. David memang terkenal playboy, tapi dia tidak pernah berangkat sekolah bersama seorang wanita. Hal itulah mungkin yang menyebabkan dia menjadi pusat perhatian.
"Kan abang lo terkenal," ucap David yang langsung mendapat cibiran dari Rara.
David tertawa pelan. "Udah sana, ke aula. Nanti telat." David mengacak-acak rambut Rara jahil. Kemudian berlari terbirit-birit menghindari amukan Rara.
Mata Rara melotot sempurna, mulutnya sudah terbuka hendak berteriak mencaci David. Namun status sebagai murid baru menyadarkannya, membuat Rara kembali mengatupkan bibir.
Rara berjalan menuju aula. Mulutnya tidak berhenti menyumpah serapahi David.
"Kenapa tuh mulut komat kamit aja?" tanya Diva ketika melihat Rara tiba di dalam aula.
Rara mendongak. "Tuh abang sialan, rambut gue masih pagi di acak-acak, masa?" adunya sambil membenarkan rambutnya yang acak-acakan karena ulah David.
"Lo sweet banget deh. Gue jadi iri," ucap Diva sambil tersenyum.
Rara menaikkan sebelah alisnya. "Rambut lo pengen di acak-acak?" tanya Rara bingung.
"Yeee, bukan. Gue pengen punya abang," jawabnya membuat Rara mengangguk.
"Oh. Tuh abang gue, ambil satu!"
"Serius?" tanya Diva dengan mata berbinar.
"Iya. Tapi gak gratis, hahaha," sontak saja ucapan Rara membuat Reva dan beberapa temannya yang mendengar tertawa. Diva? Bibirnya sudah maju beberapa senti.
Sekarang adalah hari kedua dilaksanakannya kegiatan MPLS. Seluruh murid baru telah berkumpul di aula untuk mendengar kegiatan mereka pada hari ini.
"Baiklah adik-adik, kegiatan hari ini hanya pengenalan lingkungan sekolah. Setelah itu apel penutup. Jadi nanti kalian akan di dampingi panitia masing-masing untuk mengenalkan lingkungan sekolah. Jika sudah selesai apel, kalian di perbolehkan untuk pulang," ucap wanita cantik beriris hijau muda.
🐱🐱🐱
Di kediaman Winata terlihat seorang gadis keluar dari kamar mandi. Menggunakan baju tidur berwarna putih dengan motif doraemon. Rambutnya yang masih basah, di biarkan tergerai bebas. Dia duduk di pinggir kasur queen size miliknya, sambil memainkan smartphone.
Membuka akun instagram, kemudian beralih ke akun line. Tidak ada yang menarik, Rara mematikan ponselnya. Karena tidak ada aktivitas yang akan di lakukan, Rara memutuskan keluar kamar untuk mengambil camilan.
Di ruang tamu, terlihat dua abangnya yang sedang sibuk bermain game. Rara terus berjalan menuju kulkas tanpa menghiraukan kedua abangnya. Ketika membuka kulkas matanya langsung melotot sempurna.
"ABANG CAMILAN GUE MANA!!!" teriaknya, melihat isi kulkas kosong tanpa ada satu pun makanan. Padahal dia tadi sempat membeli beberapa camilan sebelum pulang.
"Elah, berisik amat lo. Gue makan," jawab David santai.
Rara membulatkan matanya, dan berlari ke arah abangnya, mengambil stik PS yang sedang di pegang David, membuat David terlonjak kaget.
"Dek, kembaliin. Tar gue kalah sama bang Rey," gerutu David sambil terus meraih stik yang berada di tangan Rara.
"Gak. Kembaliin dulu makanan gue," Rara masih menyembunyikan stik milik abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light
Teen FictionMempunyai materi dan curahan kasih dari orang-orang tersayang, membuat siapa pun ingin berada di posisi-nya. Kehidupan yang penuh dengan pancaran kebahagiaan, seolah tidak memberikan sedikit pun celah untuk di jajah kesedihan. Ketika satu cinta per...