Semakin malam dingin mengikat kuat. Setumpuk ingatan di kepala menyentuh sunyi. Beku! Kursi sisa tempat kau memandang langit-langit ruangan. Menantikan asa yang telah lama hilang tak berkabar.
Adakah serpihan puisi itu, Kekasih ? Yang bersenandung kian-kemari lembut ketukannya terdengar di telinga. Damai menjumpai seluruhku. Meluluhlantakkan sepi tak bertepi. Terbuai kesucian rasa penuh sayangnya.
Aku pun terbiasa menantikanmu. Adalah malam dan sunyi yang menjadikannya ada meski debarannya tidak lagi sama hebatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Rindu
PoetryAku berteduh pada kata Sunyi, asing, dan menepi Serta menjadikan puisi sebagai tempat bersembunyi paling aman.