Cerita kali ini datang dari apa yang kita sebut klise dan ini datang dari teman nongkrong di warung kopi, kini dia telah menjabat sebagai seorang yang hebat dalam dunia medis penanganan organ dalam manusia yang entah disebut aku gak ngerti namanya.
Bermula dari awal aku ngopi seperti biasa di warung 2M, disana banyak orang yang hanya sekedar ngopi dan hanya main game saja. Kebanyakan disana warga sekitaran saja yang ngopi dan nongkrong dan aku adalah seorang pendatang dari wilayah jawa yang bekerja di domisili yang jauh, disini aku tinggal dari beberapa gang saja dari warkop ini dan hanya pria muda ini yang ngajak aku ngobrol pertama kali, dia sedang menjalani kuliah kedokteran sambil bekerja dan tidak seperti anak-anak perkuliahan yang pada umumnya yang nongki di warung kopi lebih bergengsi malah ngopi disini sambil ngeroko pula yang buat aku tak habis pikir dia punya hobi sampingan minum anggur kalo lagi capek.
Kala malam itu aku datang ke warkop itu dan menunggu kedatangan nya sambil liat medsos ku dan pesen kopi hitam pahit seperti biasanya tapi tak kunjung dia datang dan pikirku yaa sudah lah mungkin dia sibuk dengan masalah kuliahnya atau masalah kerjaannya, temannya datang menghampiri ku dan bertanya padaku dimana sang pria muda itu dan aku menjawab dengan keadaan seadaanya, masa aku mau sok tahu ya gak mungkin toh, temannya memberi tahuku bahwa pria muda yang ku kenal itu adalah anak dari orang yang pintar berjudi di kawasan sini dan pikirku bukan hal yang bagus jika mencari tahu tentang seseorang dari seseorang yang tiba-tiba memberitahuku tentang kehidupan orang lain dan dugaan ku benar saja temanya pria muda yang ku kenal ini punya sifat yang paling kubenci yakni angkuh kalau berbicara dan terlalu banyak mengcapkan "Saya itu" telah 2 jam saya bicara dengan sang pria angkuh ini dan saya pamit untuk pulang dan tidur karna besok aku harus masuk shift pagi.
Keesokan harinya aku mendapat lembur sampai sore dan aku sebelum pulang menyempatkan untuk mampir ke warkop 2M dan mendapati pria muda ini duduk dengan menatap langit seperti para pujangga yang memikul beban kerasnya dunia diatas pundaknya. Aku memarkikan motorku dan menghampirinya dengan sapaan yang sangat akrab yakni "Lagi apa cuk ?" dia menjawab begitu kaget dan lemas seperti ayam sayur,
"Gak lagi apa-apa bro"
"Kemaren kemana lau"
"Rindu lu ama gua ?"
"Kalo iya mau tanggung jawab ?"
"Jamput malah di tanggepin"
"Jawab dong, kemana lu kemaren ? Lagi nulis skripsweet ?"
"Iya tadinya trus nyokap gua kambuh jadi gua anterin nyokap ke RS dulu, abis itu lanjut skripshit nya"
"Ehemm kering amat ini" (kode kalau ngajak minum anggur)
"Ada emang ?"
"tadi beli di perjalanan pulang"
"Yaudah gua beli cemilan nya dulu"
"Yang banyak cuk"
Dan kami minum anggur tidak banyak hanya 2 botol dan setelah itu kami pulang.
Sudah makin akrab kami berdua dan terbiasa untuk berbagi tawa bersama dan malam kami sambung dengan kopi di warkop lagi, tengah kami duduk berdua dengan kopi yang sudah setengah gelas tiba-tiba ibu datang dengan histeris berteriak nama pria muda itu dan mendengar kabar ibunya jatuh aku pun bergegas menolongnya tapi dia melarang ku untuk beranjak dari duduk ku dan disuruh menunggu di warkop saja tapi hati ini begitu tak tenang menunggu dia kembali lagi. Setelah beberapa selama 60 menit di warkop aku penasaran dengan penyakit ibunya dan mulai bertanya pada penjual kopi itu dan penjual kopi itu memberi tahu ku bahwa ibunya mengidap depresi sejak bapaknya meninggal dunia, sosok bapaknya dimata orang sekitar adalh orang yang ramah dan cukup baik tapi yang membuat sebagian dari warga berfikir jelek adalah bapaknya seorang penjudi yang ulung dan itu terkesan bahwa bapaknya tak baik dimata masyarakat sekitaran.
Setelah beberapa saat aku menanti kedatangannya akhirnya penantianku kembali lagi dengan mata yang bengap dia memintaku untuk membelikan sebotol anggur dan membakar seutas rokok miliknya, dengan pundak yang melengkung leher yang gagah menatap langit dan bibir yang basah menenggak anggur segelas demi segelas tetesan air mata mendorong keluar segala keluh kesahnya dan mulai bercerita dari mulai dia mendapati tahu bahwa bapaknya berjudi dan berusaha menjadi pejudi yang ulung demi keluarganya dan ibunya yang tak henti letih menunggu kepulangan bapaknya kerumah dan dia yang tertidur lelap berhara esok hanya bisa bersekolah dan sampai lulus dari SMA bapaknya meninggal hasil otopsi menunjukan ada ganguan pada livernya yang disebabkan beberapa faktor yang disebutkan oleh dokter dan dia mendapati pengetahuan yang ia bantah bahwa salah satu penyebab liver bapaknya sakit yakni beliau terlalu sering begadang malam dan pria muda ini membantah pada takdir berjanji akan satu hal dalam tubuh kecilnya saat itu bahwa dia akan menemukan jawaban nya hingga sekarang dia menjalani perkuliahan kedokteran untuk memastikan si takdir tidak salah alamat. Setelah itu aku sangat menghkhawatirkan ibunya dan bertanya,
"Gimana ibu lu ?"
"Udah gak ada"
"Apa maksud lu Kentir ?!"
"Iya kalau gua bilang sudah gak ada yaa gak ada !"
"Yaa gua gak tau maksud lu toh cuk, tadi ibu lu jatuh loh, moso gua diem aja kaya gini gak tau apa-apa. Mending sekarang di bawa kerumah sakit aja"
"Dia udah gak ada bro, pas gua gendong dia nafasnya begitu panjang dan baru kali ini gua liat dia senyum dalam tidurnya"
Mendengar itu saya terteguk begitu lama dengan pandangan melongo panjang kearah mukanya
"Yaa sekarang gimana sih lu ?"
"Gak papa, biar nanti gua yang kabarin pak RT, gua pengen dia di umumin persis sama kaya almarhum bapak gua yakni jam 5 subuh"
"Gua temenin lu cuk, hari ini gua bakal ambil cuti"
Malam kami begadangin dengan mata dia yang enggan untuk mencucurkan lagi air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celoteh Pendengar
Short StoryBagian yang tak luput dari hidup adalah mendengar, entah hasil kesimpulan nya bagaimana tapi yang jelas hindari segala kesalah pahaman. Cerita pendek yang tak faedah dari seorang pendengar mencurahkan hasil pendengaran nya dan ingatanya disini. *Ce...