~TWO~

107K 10.8K 125
                                    

Untuk pembaca baru, aku infoin dulu ya, cerita ini alurnya maju mundur. Keterangan nya ada di tanda present and past ya^^

 Keterangan nya ada di tanda present and past ya^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Dua_

.

.

Past


Clarinna memasuki ruang rawat itu dengan mencoba sekuat mungkin menahan tangisnya. Memasang senyum ceria andalannya, Clarinna membuka pintu dengan perlahan. Senyumnya masih tertahan saat mendapati Kejora-temannya-menatapnya dengan senyum cantik wanita itu. Saat mendapati Kejora sendirian di dalam sana, Clarinna melangkah mendekat. Lima tahun tidak bertemu, Kejora tidak banyak berubah. Wajahnya masih se-ayu saat terkahir kali Clarinna menemuinya.

"Hai," sapanya kikuk. Sepanjang tiga tahun pertemanan dengan Kejora, ini kali pertama Clarinna tidak bisa seceria biasanya. "Bagaimana keadaan kamu?" tanyanya.

"Sudah membaik. Kamu sama siapa kesini?" tanya wanita itu.

"Sendiri aja," jawab Clarinna, kemudian hening. 

Hampir sejam berlalu dan Clarinna kelu untuk berkata. Dirinya hanya bisa menunduk di bawah tatapan hangat milik Kejora. Meski Kejora dan keluarganya tidak memperlakukannya dengan buruk, Clarinna tetap merasa buruk dengan apa yang terjadi pada putra sulung keluarga itu. Clarinna bersalah.

"Bagaimana kabar kamu, Na? Lima tahun sepertinya cukup merubah kamu ya. Aku kangen Clarinna yang suka ngelucu kayak dulu."

Clarinna mengangkat kepalanya, menatap Kejora dengan sendu. Dirinya tidak tahan lagi. Clarinna menangis dengan tersedu memeluk Kejora yang terbaring di atas ranjang. Ingatan-ingatan menyakitkan itu kembali menghantamnya dengan keras.

"Maaf, Ra. Maaf.. maafin aku," gumam Clarinna terus menerus.

Kejora membiarkan temannya itu menangis sembari memeluknya. Yang bisa wanita itu lakukan untuk menenangkannya hanyalah mengusap punggung Clarinna dengan lembut. Hal itu terjadi cukup lama sampai Clarinna kemudian menarik diri dan mengusap wajahnya yang sudah berlinang air mata. Di genggamnya tangan gadis itu dengan lembut hingga wajah Clarinna berani menatapnya, meski dengan sendu.

"Sudah lima tahun, Na. Itu bukan salah kamu. Sudah jalannya seperti itu. Mas sudah bahagia di sana. Begitupun kamu, yang seharusnya bahagia di sini." Tatapan Kejora begitu lembut.

"An-andai malam itu aku gak minta Arjuna untuk jemput, semua ini gak akan terjadi. Kamu gak kehilangan kakakmu, ibumu gak kehilangan putranya dan aku gak akan kehilangan calon suamiku." Clarinna kembali menangis mengingat kejadian naas lima tahun silam. "Andai aku dokter yang kompeten. Aku pasti bisa menyelamatkan Arjuna."

"Bukan salah kamu, Na. Semua sudah jalannya seperti itu." Kejora tersenyum lembut, berusaha menahan tangisnya. Mengingat Arjuna, Kejora masih belum sepenuhnya siap tanpa kesedihan yang menyelimutinya.

De-Sana Ka-NasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang