V

203 16 7
                                    

Bersamaan pemberitahuan yang Ibunya sampaikan, Amber merasa gelisah lengkap dengan detakan jantungnya yang berpacu dua kali lipat. Bukannya ia berharap Ibunya tidak pulang, bahkan sebelumnya ia sangat merindukan wanita yang sudah melahirkannya itu. Hanya saja saat ini bukan waktu yang tepat, karena dengan kepulangan Ibunya, itu berarti Kris harus kembali ke rumah dan tinggal bersama mereka meskipun Amber tidak mau. Amber tidak mau bertemu Kris lagi. Ia yakin tidak akan bisa kembali tinggal di dalam satu rumah yang sama dengan cowok brengesek itu.

".... Halo?"

Mendengar panggilan yang sama untuk kesekian kalinya, kali ini Amber menelan ludah untuk menenangkan diri. Ia meremas ponsel dengan erat sebelum akhirnya membalas,

"Aku di rumah sakit, Ibu. Temanku menjalani operasi hari ini..." Ia berusaha berkata setenang mungkin. "Aku akan pulang cukup malam."

"Siapa? Apakah Xiumin? Atau Kyungsoo?" Suara Ibunya menyahut tidak lama kemudian.

"Bukan.... bukan mereka. Luhan yang sakit, dia patah tulang dan harus menjalani operasi pemasangan pen." Seraya menahan rasa sakit hati, Amber menjawabnya. Ia menarik napas dalam-dalam dan kembali berkata, "Maafkan aku, aku harus menutup telponnya sekarang. Sampaikan salamku pada Ayah..."

"Tapi Amber, Ayahmu sangat ingin bertemu denganmu. Kris juga belum pulang. Setidaknya...."

Amber menarik ponsel menjauhi telinga semenjak mendengar ibunya menyebutkan nama Kris, lalu mematikan sambungan telepon mereka tanpa sopan. Tadinya ia ingin menanggapi apa yang Ibunya katakan, namun minatnya hilang semenjak tahu percakapan mereka akan berujung membahas Kris dan kemana perginya cowok itu. Amber tidak tahu kemana Kris pergi, dan tidak mau tahu. Ia juga tidak mau jika saat pulang nanti mendapati saudara tirinya tersebut di rumah.

Langkah Amber bergerak kali itu namun tidak kembali ke tempat tunggu ruang operasi. Ia berjalan menyeberangi halaman untuk menghampiri kursi di taman rumah sakit dan duduk di sana. Kepala Amber menunduk selagi kedua tangannya meremas ponsel yang lagi-lagi bergertar menandakan panggilan masuk masih dari kontak yang sama. Dan kali ini, ia tidak berminat sama sekali untuk menerimanya.

Rasanya Amber tidak ingin pulang. Meski tahu orang tuanya tidak pantas mendapatkan imbas dari kelakuan Kris, akan tetapi jika memaksakan diri, ia hanya akan merasa sakit hati.

***

Malam harinya setelah operasi yang dijalani Luhan berakhir lancar, Amber menemaninya selagi kedua orang tua pemuda itu pulang untuk beristirahat. Sudah beberapa kali Luhan mengingatkan bahwa seharusnya Amber pulang sebelum hari semakin malam, namun ia bersikeras menemaninya sampai sekarang.

Di dalam kamar inap yang hening itu, saat ini hanya terdengar dengkuran halus dari sosok pemuda di atas ranjang, sementara Amber duduk di kursi dekat pintu seraya meremas ponsel tanpa kepastian. Ponsel itu ia matikan sejak sore tadi, dan sekarang ia bimbang mempertimbangkan apakah harus menyalakannya untuk mengabari kedua orang tuanya bahwa ia tidak akan pulang.

Setelah sepuluh menit keputusan Amber tetap bertahan pada kediaman karena ia tahu pasti Ibunya tidak akan mengizinkan ia menginap diluar rumah. Selain itu.... ia juga tidak dapat menghadapi Ibunya yang bakal merasa sedih. Setelah nyaris satu bulan berada di Kanada, Ibunya yang akhirnya pulang malah tidak dapat bertemu dengan putri tunggalnya. Amber juga sedih sebenarnya, namun ia benar-benar tidak bisa bertemu Kris lagi.

Seraya menyimpan kembali ponselnya yang masih nonaktif, Amber menatap wajah Luhan dan berdiri. Ia mendekati kekasihnya hanya untuk meninggalkan kecupan perpisahan, kemudian pergi meninggalkan kamar inap itu. Amber tahu Luhan akan baik-baik saja, semuanya sudah berjalan lancar, selain itu Ibu Luhan juga akan kembali tidak lama lagi. Justru, yang sedang dalam masalah adalah dirinya sendiri. Amber tidak tahu harus kemana malam ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Step Brother | KrisBerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang