Happy reading 🤗
Maaf typo masih bertebaran!!!
Pagi mulai menampakan sinarnya. Sinaran mentari mulai menembus tirai kamar. Gadis itu masih tertidur pulas dikasurnya.
"Sayang bangun dong, kan kamu mau kuliah"Hanna membangunka putrinya
Akan tetapi gadis itu tidak kunjung bangun. Hanna mulai cemas.
"Astagaa!!! Sayang badan kamu kenapa panas gini si? Pahhh!" Hanna cemas dengan keadaan putrinya
Disisi lain Marko yang kebetulan dirumah karena sedang libur dari kerjaannya langsung berlari ketika mendengar triakan istirnya.
"Ada apa sih mah, kok-"
Perkataan Marko terpotong melihat istinya menangis memeluk tubuh gadis itu. Marko langsung berlari mendekat.
"Ini Raina kenapa mah, kok badannya panas gini? "tanya Marko
"Ga tau pah, hiks hiks"
"Ya udah tenang, kita bawa Rain ke rumah sakit sekarang"
Marko mengangkat tubuh Raina yang belum bangun, diikuti oleh Hanna.
Mereka membawa putrinya kerumah sakit diantarkan oleh supirnya.
Sesampainya dirumah sakit, gadis itu langsung dibawa untuk diperiksa. marko dan Hanna sangat mencemaskan putri kecilnya, walaupun kini Raina sudah menduduki bangku kuliah, ia tetap menganggap Raina sebagai putri kecilnya.
Ketika dokter keluar dari ruangan, Hanna langsung berlari mendekati dokter tersebut.
"Sa gimana keadaan anakku?
Ya, dokter itu bernama Sasha. Dokter yang berkerja di rumah sakit milik kakak Hanna.
"Keadaan Raina baik baik saja Hann, akan tetapi dia butuh istirahat yang cukup. Jika dia hujan hujanan kembali, aku takutnya dia akan terkena tifus lagi seperti dulu"ucap Sasha menjelaskan
Hanna hanya mengangguk mengerti, ia teringat saat kemarin malam putrinya pulang dalam keadaan basah.
"Dasar anak nakal" batin Hanna
"Kalo begitu saya permisi"lanjut Sasa
Marko dan Hanna langsung masuk ke ruang Raina dirawat.
Marko duduk di sofa yang berada diujung ruangan, sedangkan Hanna duduk disamping ranjang rumah sakit yang kini sudah ditiduri oleh Raina.
"Sayang bangun dong, kenapa kamu bandel si. Kan bunda udah bilang berkali kali jalo kamu ga boleh main hujan hujanan lagi sayang"
Hanna sangat kesal dengan putrinya yang tidak mendengarkan perkataan dirinya.
"Hehee maafin Rain bun"
Tiba tiba suara serak membuat Hanna menoleh.
"Sayang kamu udah bangun"
"Maafin Rain ya bun, Rain nakal lagi"
"Jangan diulangin lagi ya"ancam Hanna
Marko hanya tersenyum melihat orang yang sangat berharga dalam hidupnya saling menyayangi.
*****
Kini seorang gadis sedang melamun dipojokan kantin kampus, ia merasa sangat kawaitr dengan sahabatnya.
Mengapa dia tidak berangkat kuliah?, mengapa dia tidak memberi kabar?.
Hingga sapaan sedeorang dia tidak mendengarnya. Alanda terbangun daru lamunannya, ia terkejut saat tepukan tangan dipundaknya.
"Dipanggil dari tadi ko diem si"kata seseorang tersebut
"Eh iya ka maaf, kenapa ya?"
"Gue ga liat sahabat lo deh, kemana?"
"Kenapa? "Alanda bingung
"Elah nanya balik nanya si, jawab dulu"
"Ga tau"singkat Alanda
"Loh ko ga tau si? "
"Emang kenapa nanya nanya? Gue kan bukan nyokapnya ya gak tau lah"ketus Alanda
"Emang nanya ga boleh ya, aneh aja liat lo sendirian. Biasanya kan bareng Raina"
"Gue juga gak tau ka, dia gak ngabarin. Gue juga bing-"
Perkataan Alanda terpotong karena deringan handphone nya.
KRINGGG!!!
"eh bentar ya gue anggat telfonnya"
Yang diajak bicara hanya mengangguk.
"Hallo Rain, lo dimana si ko ga masuk kuliah si. Lo bolos ya apa-"
"Dih brisik banget deh, gue ijin gak masuk sekarang gue di rumah sakit"
"Apa! Lo ko ga ngabarin gue si" Alanda teriak hingga seluruh mata tertuju padanya
"Aduh brisik! Ya maaf gue juga kesini baru tadi pagi"
"Ya udah abis kuliah gue langsung jenguk lo deh. Udah dulu ya, lo istirahat!"
"Iyaiyaa, elah galak amat punya temen. Dahh"
Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh Raina, jika tidak langsung dimatikan maka ia akan dapat omelan lagi dari sahabatnya.
"Siapa?"
"Raina"
"Kenapa? "
"Dia sakit"
"What?! Terus dia gimana keadaanya?"
"Elah biasa aja kali, ga usah teriak"
"Hehee maaf"
"Palingan dia panas abis ujan ujanan. Ga bisa dibilangin tu anak. Eh kenapa lo kepo banget sama Rain si?"Alanda bingung
Ia teringat pada kejadian kemarin, benar Raina kemarin hujan hujana. Mengapa ia tidak membawa Raina untuk meneduh? Ia sangat menyesal.
"Kak davin! Elah kok bengong si, ditanya juga"
"Eh iya kenapa?" Davin terkejut
"Kenapa lo kepo kepoin Raina?"ucap Alanda seraya memutarkan bola matanya
"Emang gak boleh ya kepoin put-"
Hampir saja Davin keceplosan pada Alanda.
"Put? Put apaan si?, kalo ngomong tu yang jelas"
"Hehee ngga deh, gue balik ke kelas dulu ya Al. Dahh"
Aneh batin Alanda.
*****
Tbc
Gimana ceritanya?
Maaf ya bikin kepo xixixii:v
Jangan jadi pembaca yang pasif dalam memberikan vote!!
Maaf typo bertebaran 🙏
YOU ARE READING
Rain in Sunset
Romancemenceritakan kisah cinta seorang gadis yang menyukai senja. cinta yang begitu rumit, akan tetapi dia tidak ingin semua orang tau. bagaimana gadis itu menghadapinya? Akankah kisah cintanya akan berlanjut? yuk kepoin!!!🤗 ...