"Aku mohon bertahanlah sayang, demi Papa" isak Kai.
Dia masih terdiam di depan ruang tempat Theo operasi, hatinya tetap tak tenang. Dia tak tega melihat tubuh mungil putranya terbaring lemah di meja operasi.
"Theo.. Theo.. Theo" teriak Krystal yang baru saja tiba.
Sorot mata Krystal menatap tajam sang suami.
"Sudah puas? Kamu sudah puas, Kai?" bentaknya.
Kai hanya diam, dia tak mampu menjawab pertanyaan istrinya dengan luapan emosi seperti itu.
"Dia juga putramu Kai, darah dagingmu dan kau tau apa yang telah kau lakukan? Kau sengaja kan melakukan itu? Kau memang berniat untuk membunuh Theo, kan?" bentaknya lagi.
Rahang Kai mengeras, bulir-bulir bening itu menetes melalui sudut matanya tak dapat lagi dia bendung. Bayangan kejadiaan sebelum Theo terbaring lemah di rumah sakit membuat hatinya kembali berdenyut sakit.
"Theo masih kecil, Kai? Kenapa harus Theo? Kenapa?" isak Krystal.
Kai tak merespon namun airmatanya semakin deras mengalir, pandangannya kabur karena tertutup oleh cairan bening di bola matanya.
Flashback
"Papa.. Papa datang untuk menjemputku, kan?" tanya Theo dengan riang saat melihat Kai berdiri di depan gerbang sekolahnya.
"Tidak, aku kesini untuk menjemput Hana" jawabnya ketus.
Ekspresi Theo yang tadinya berbinar berubah menjadi murung.
Dia mengangguk dan menundukkan kepalanya.
"Apa Papa tidak bisa menyayangi Theo seperti Papa menyayangi Kak Hana?" tanya bocah itu.
Kai memutar bola matanya malas menatap bocah kecil yang sudah menangis.
"Dasar cengeng" kesal Kai.
Theo mengusap kasar airmata yang menetes di kedua pipi gembilnya.
"Apa yang harus Theo lakukan agar Papa bisa menyayangi Theo juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FILOTEEMO
FanfictionPengkhianatan yang dilakukan Kaivan membuat Krystal sangat terluka. Selama delapan tahun menjalani bahtera rumah tangga dan telah dikaruniai dua orang anak bagaimana bisa Kaivan tergoda dengan seorang gadis yang baru saja ditemui. Ini salah, Kaivan...