Chap 2

14 1 0
                                    

Happy Reading Yeorobun...
Don't forget to vote this chapter..
Warn!! Typo bertebaran
*
*
*
*

Merebahkan badan yg sangat begitu melelahkan,melihat ke langit2 kamar yg ditaburin begitu banyak bintang seolah olah bintang tersebut asli tetapi hanyalah hiasan yg mampu membuat org lain bahagia tanpa  melihat yg aslinya.

Begitu juga dengan orang lain,diluar nya tampak terlihat baik2 saja,dapat membuat org lain tertawa bahagia tetapi tak dapat membuat dirinya sendiri bahagia.

Mungkin seperti itu lah yg dapat menggambarkan keadaan Hyeji saat ini. Ia terus terusan membuat orang lain tertawa bahagia tetapi ia tak bisa melakukan hal yg sama kepada dirinya sendiri.

Hahaha..lucu y kehidupan hyeji saat ini,seakan akan Tuhan sedang mempermainkan nasibnya. Mengingat masa lalu hingga saat ini yg begitu suram, ditambah lagi dengan mimpi yg menyebalkan itu membuat dirinya terkadang tak dapat terkendali.

Tak ada satupun yg mengetahui kalau Hyeji sendiri memiliki depresi yg berat. Bahkan adik kecilnya sendiri yg selalu bersama nya tak tahu penyakitnya kakaknya sendiri.

Begitu hebat Hyeji hingga tak ada 1 pun orang tau tentangnya terkecuali 1 orang yg tau dirinya dari dia kecil hingga sampai saat ini.

Terisak dengan air mata yg mengalir dari mata nya yg indah itu. Merengkuh dirinya sendiri diatas karpet berbulu yg ada dikamarnya. Ia menangis mengingat itu semua.

Ia ingin ada seseorang yg melihat dan merengkuhnya ketika ia sedang dalam keadaan seperti ini. Ia ingin mengulang waktu kembali seperti dulu. Ia sangat menginginkan itu,walaupun ia tahu kalau itu tak akan pernah bisa terjadi.

'Eomma.. Bogoshipo~yo'lirih Hyeji

'Eomma,aku ingin ikut eomma. Aku lelah menanggung semua beban dan penyakit ini eomma' meringkukan badannya di atas karpet berbulu itu sambil menahan sakit yg terus menghantam kepalanya.

Ia tau kalau sakit yg dideritanya bukanlah sakit kepala biasa,melainkan ia memiliki penyakit serius yg kapan pun ia bisa ikut dengan eommanya.

Tak terasa,sesuatu keluar dari hidung mancung Hyeji. Ia mengelap dengan punggung tangan nya dan yg ia dapat adalah sebuah cairan merah kental atau biasa disebut dengan darah.

Tak kuat menahan sakit yg terus mendera di kepalanya,ia pun tertidur dengan keadaan darah terus keluar dari hidung mancungnya.

Untung saja ia tak lupa mengunci pintu kamar nya agar siapapun tak dapat melihatnya ketika ia sedang jatuh dalam titik terendah.

19:00....

"Tok tok tok... tok tok"sebuah ketukan pintu yg entah untuk keberapa kalinya masih terdengar dari dalam kamar hyeji.

"Kak, ini ahjumma.. apa kakak sudah bangun? Ayo kita makan malam kak" ucap ahjumma dari luar kamar.

Ahjumma yg tak kunjung mendapatkan jawaban dari Hyeji pun semakin gusar dan pikirannya telah dipenuhi kata2 negatif. Ia tak dapat berfikir positif lagi ketika keadaan mulai seperti ini.

Ia tau segala beban dan penyakit hyeji,karena ia sudah menganggap hyeji lebih dari seorang anak majikan,tetapi seperti anak kandungnya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang