Hai, yang satu ini namanya Rahmita.
Dia tidak suka bercerita lewat suara, tetapi pikirannya penuh dengan kata.
Dalam kehidupan nyata, dia lebih memilih kesunyian dan bertatap mata ketimbang banyak berbicara.
Kau tidak percaya ya? Biarlah.
Memang begitu kenyataannya.
Dia akan lebih nyaman berbicara lewat ketikan kata.
Dia mau berteman dengan siapa saja, asalkan kau tidak merusak kepercayaannya, itu saja...
Hei, mau kemana? Asal kau tidak membuatnya kecewa, kau boleh tetap di sini. Bersamanya.
Namun, jika dia yang telah membuat luka, percayalah, semesta akan membalasnya.
Walaupun dia tidak seberani itu.
Hidupnya memang penuh dengan kekesalan, iya, dia tidak semudah itu memberikan kesempatan kedua.
Hahaha, maaf, hidupnya tidak seperti Cinderella.
Dia jauh dari kata sempurna.
Sudah ya, ini hanya penutupan dari buku catatannya yang telah lahir sejak delapan tahun yang lalu.
Bukunya sudah jelek.
Sudah habis.