Help

421 55 12
                                    

"Kyaaa!"

"Hoo, jadi kalian sering melakukan ini pada mahasiswa yang lain???"

"E-eh... Le-Levi!"

"Pergilah selagi aku masih berbaik hati pada kalian!"

"Ta-tapi dia itu gadis tak tahu di-"

"Hitungan ketiga kalian harus lenyap dari hadapanku!

***

"Apa kau akan terus menerima siksaan mereka?"

"Kau tidak marah diperlakukan seperti itu?"

"Kenapa kau tidak melawan?"

"Jawab pertanyaanku, kau tak perlu takut padaku,"

"A-aku akan terus bersabar..."

"Sampai kapan? Sampai mereka membunuhmu?"

"Jika aku melawan mereka bukankah itu artinya aku sama saja seperti mereka?"

"Siapa namamu?"

***

"(yn), bisa kau bantu aku mengerjakan tugasku? Akhir-akhir ini aku agak sibuk di Kantor..."

"Hihi... Apapun untuk teman terbaikku,"

***

"(yn), menikahlah denganku setelah kita lulu's!"

"Heee!!!"

"Jangan menolak!"

"Iya!"

***

"Siapa kau?"

"Apa?"

Dheg!

Hal pertama yang ku lihat adalah sesuatu di depanku dengan warna putih bersih. Hal pertama yang kurasakan adalah sesuatu yang empuk dan hangat mengelilingi tubuhku. Dan hal pertama yang ku dengar adalah suara seorang pria.

"kau sudah sadar?" aku beranjak dari posisi baring ke posisi duduk. Kepala ku terasa berat dan sangat sakit. Ku lihat perban hampir menutupi seluruh tangan ku.

"apa yang terjadi? Kenapa aku di apartemenmu? " kalimat pertama yang aku ucapkan.

"kau pingsan dengan tubuh terluka di lapangan parkir kampus, dan... Bagaimana kau tau ini apartemenku? " tanya pria tersebut.

"Aahh.... Itu... Hanya tebakan beruntung mungkin... " ucap ku dengan keraguan sambil menoleh ke arah jendela.

"Oh ya, berapa lama aku pingsan? Dan jam berapa sekarang?" tanya ku bertubi-tubi.

"Yang mana yang kau ingin ku jawab dulu?" jawab Levi dengan pertanyaan.

"Eh... Pertanyaan yang pertama mungkin?" jawab ku ragu.

"Kau pingsan selama 2 jam, dan sekarang jam..." Levi melihat jam tangannya.

"22.09"

"Hee!!!" aku terkejut mendengar itu.

"A-aku harus segera pulang..." ucapku ketakutan.

"Kau bisa istirahat dulu disini,"

"Ti-Tidak, tidak baik seorang gadis berduaan di-" ucapanku terhenti ketika aku melihat ke bawah.

Blus biru, celana jeans, serta dalamanku berganti menjadi Kaos merah polos yang menutup hingga sebagian pahaku.

"Siapa?"

"Si-siapa yang mengganti pakaianku?" ucap ku gemetar.

"Tenanglah, aku tidak melihat apapun..." ucap Levi sambil memalingkan wajahnya yang nampak memerah.

Imut, tapi tetap saja...

"Bohong..."

[Levi POV]

"Bohong..." sudah kuduga ini akan terjadi

"JIKA KAU TAK MELIHAT, BAGAIMANA CARAMU MENGGANTI PAKAIANKU??!!!" ini akan merepotkan pasti.

"Aku hanya merasakan dan-"

"JADI KAU MERASAKAN BA-BAGIAN 'ITU'?!!!" baiklah ini di luar perkiraanku.

"Aku tidak menyetuh bagian-"

"hiks..."

Astaga!

(yn) menangis sambil menghapus air matanya, dan itu membuat perban di tangannya longgar. Aku berjalan ke arahnya dan duduk di pinggir kasur tempat ia pingsan tadi sambil memegang kedua tangannya agar ia berhenti menghapus air matanya.

"Hentikan, kau membuat perban nya long-"

"Bagaimana... Hiks... Aku bisa ber... Hiks... Hiks... Henti... Ketika seorang pria melihat... Bahkan 'menyentuhku'?... Hiks..." ucapan ya terbatas karena diselingi isak tangisannya.

"Hei..."

Tunggu apa-apaan ini?!!

"Dengar, aku benar-benar tidak melihat apapun."

Ada apa dengan cara bicaraku?!!

"Aku mematikan lampu saat membuka dan mengganti bajumu. Dan sungguh, aku tidak menyentuh bagian-bagian itu,"

Kenapa aku bicara sangat banyak?!!!

"Sungguh?" wajah (yn) terlihat lebih tenang.

"Aku bersumpah,"

[(yn) POV]

"Aku bersumpah,"

Syukurlah jika memang begitu kenyataannya. Jika dia benar-benar 'melakukannya', aku tidak yakin dia mau bertanggung jawab.

Aku berusaha menghentikan tangisanku dan menenangkan diriku.

"Terima kasih," ucap ku sambil membungkukkan badan ku sedikit. Levi membalasnya dengan anggukan kecil.

"Aku harus segera pulang," aku mulai beranjak dari tempat tidur, namun Levi mencegahku.

"Kau bisa menginap disini. Ini sudah malam," tak kusangka dia akan mengatakan hal itu. Padahal... Ah sudahlah.

"Tidak usah, aku tidak mau merepotkanmu." tolakku dengan sopan.

"Ibuku bilang, menolong orang lain itu sama sekali tidak merepotkan." ucapnya. Haha... Dia masih sama. Levi si anak mami. Kalau sudah begini, apa boleh buat.

"Aku akan tidur di kamar lain," sambungnya lagi.

"Baiklah, terima kasih."

Konbanwa minna~

Maaf bgt y aku jarang up.
Aku g punya hp sendiri soalnya😢
Tp, aku bakal berusaha untuk lanjutin ff nih kok 💪

Jadi, tolong kasih aku dukungan lewat vote ama comment yakkk

See you next chapter!!!!

Memory (Levi X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang