The Little Secret

478 47 17
                                    

[Author POV]

Alarm berbunyi nyaring menyadarkan sang putri tidur dari mimpi panjangnya. (Yn) bangun dari tidurnya dan duduk untuk mengumpulkan nyawa agar ia mampu berjalan menuju kamar mandi.

Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarnya dan disusul suara barinton seorang pria pemilik apartemen ini.

"(Yn), apa kau sudah bangun?" Tanya Levi sambil meletakkan salah satu daun telinga nya di pintu kamar yang tertutup agar ia bisa mendengar suara (yn).

"Ya, aku akan mandi," sahut (yn) sambik beranjak dari kasurnya dan mulai berjalan menuju kamar mandi
                        ***

(Yn) membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju meja makan. Matanya menatap pancake dan susu coklat disana. Levi datang dari arah dapur sambil membawa segelas teh hitam.

"Duduklah," ucap pria berambut undercut itu sambil menarik kursi untuk dirinya sendiri.

(Yn) menarik satu kursi di depan Levi dan mendaratkan bokongnya disana. (Yn) mulai mengambil pancakenya kemudian memasukan nya kedalam mulutnya.

"Aku sudah memberitahu dosenmu untuk tidak hadir hari ini hingga seminggu ke depan karna kau sakit," (yn) menghentikan kunyahannya dan memilih untuk menatap wajah Levi dengan tatapan terkejut.

Seakan tahu apa yang ada di pikiran (yn), Levi meminum teh nya kemudian kembali membuka mulutnya dan bersuara.

"Tenanglah, aku tidak memberitahunya jika kau terluka seperti ini. Aku hanya mengatakan kalau kau itu sakit. Tidak lebih." Ucap Levi dengan wajah datar dan kembali menyesap teh nya.

(Yn) kembali mengunyah makanan di mulutnya lalu dilanjutkan dengan meminun susu nya.

"Sekali lagi, terima kasih telah menolongku. Dan maaf jika aku sangat merepotkan." Ucap (yn) dengan sopan sambil menundukkan kepalanya kemudian mengangkatnya kembali.

Levi mengangguk sedikit kemudian ia menghabiskan teh nya.

"Jika sudah selesai, aku akan mengantarmu pulang," ujar Levi yang kemudian dijawab dengan anggukan oleh (yn).
                         ***

Di dalam mobil, hanya (yn) yang membuka suara untuk mengarahkan Levi menuju rumahnya. Selain itu, tidak ada lagi.

Mereka sampai di sebuah apartemen yang bisa dibilang tidak terlalu mewah, namun masih terlihat bagus.

"Mmm.... Apa kau mau mampir, Levi?" Tanya (yn) yang mulai tak enak dengan keheningan yang melanda mereka berdua.

"Tidak, aku harus ke kampus sekarang. Terima kasih atas tawarannya, lain kali saja aku akan datang berkunjung." Ucap Levi yang dibalas senyuman tipis oleh (yn).

"Terima kasih tumpangannya," setelah mengucapkan itu, (yn) membuka pintu mobil dan keluar. Ia berjalan masuk ke gedung apartemennya setelah menutup pintu mobil Levi.

[(yn) POV]

Aku berlari di sepanjang koridor lantai 4 menuju apartemenku. Sampai di depan pintu, segera aku gesekkan kartu akses masuk apartemenku. Aku membuang tasku ke sembarang arah kemudian berlari menuju wastafel di kamar mandiku.

Aku terbatuk dan kemudian disusul darah segar yang keluar dari mulutku. Kaki ku tak kuat berdiri hingga membuatku ambruk ke lantai.

Aku membersihkan sisa-sisa darah di mulutku menggunakan tangan. Dengan sisa tenaga yang ku punya, aku berusaha berdiri dan berjalan keluar kamar mandi untuk mencari tas ku.

Ugh... sial, tas ku dimana?
Batinku sambil menahan rasa sakit di dadaku.

Aku menemukan tas ku di dekat sofa. Aku segera merogoh isinya untuk mencari benda pipih yang yang biasa orang gunakan untuk berkomunikasi. Segera, aku mencari kontak dokter Hanji.

"Halo," ucap suara di seberang sana.

"H-Hanji-san...." aku berusaha membuat suaraku senormal mungkin agar ia tak perlu cemas. Namun, harapan tak sesuai kenyataan.

"(Yn), tetap disana. Aku akan segera datang!" Tukas Hanji. Jelas saja dari suaranya bahwa ia sangat khawatir padaku.

Sambungan telepon terputus. Aku duduk lemas dengan sandaran dinding di belakangku. Sekarang, aku hanya perlu menunggu-

"(YN)!!!"

Ah, sepertinya aku tak perlu menunggu.

"Berikan tanganmu!" Pinta Hanji. Aku menurutinya lalu ia memapah tubuhku ke kamar dan membantuku berbaring.

Hanji mengeluarkan stetoskopnya. Ia memeriksa tubuhku dan memintaku melakukan ini dan itu.

"Luka di paru-parumu semakin parah."

Hello readersku tercinta.....
Maaf lama up nya ya...
Aku keasikan main game soalnya/slap:v

Ehehehehe......
Voment terus yakk biar aku semangat ngebuat ff nya

See you next chapter!!!!!!

Memory (Levi X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang