FOUR: Porte moi

14 3 0
                                    

                                       "Sifatnya sangat aneh"

                                                                         - - -

     Sungguh mereka sangat panik, ayu dilarikan ke rumah sakit karena sudah banyak darah yang mengalir tepatnya di bagian kepala. Pak sudin mengantar mereka ke rumah sakit yang tidak jauh dengan rumahnya, alena hanya menangis sambil menggenggam kan tangan bundanya.

Pintu rumah sakit terbuka lebar, suster, para medis , bi sri dan alena pun membawa ayu ke ruangan untuk segera ditangani. Dokter memberi tahu bahwa kepala ayu sobek di bagian dekat pelipis dan harus dijahit.

"Lakukan yang terbaik dok" ucap bi Sri di angguk-i oleh dokter dan langsung menutup pintu ruangan tersebut.

Bi Sri dan alena duduk di ruang tunggu depan ruangan ayu akan di jahit, mereka berharap tidak terjadi apa-apa pada ayu. Tak lama pak sudin datang dan duduk di sebelah alena.

"Non lena jangan nangis ya? Bunda pasti sembuh, berdoa saja non" ucap bi sri sambil mengelus kepala alena, alena hanya mengangguk.

     Malam sudah lumayan larut, menunjukkan pukul 10 malam. Alena tertidur di pelukan bi sri, Sedangkan bi sri sedari tadi berdoa agar nyonya-nya baik-baik saja. Pintu terbuka, membuat bi sri bertanya kepada dokter tersebut.

"Bagaimana dok? Semua baik-baik saja kan?" refleks alena terbangun. Dokter itu hanya tersenyum sembari berkata.

"Alhamdulillah, sekarang pasien dibawa ke ruang inap untuk memulihkan keadaannya sementara" Bi sri mengangkat tangannya dan mengucapkan syukur.

Mereka pergi ke ruang dimana ayu akan di inap sementara untuk memulihkan-nya. Alena membuka pintu lalu langsung memeluk ayu.

"Bunda maafin alena bun, gara-gara alena bunda jadi kayak begini" Bi sri menaruh minuman dan memegang pundak alena.

"Ini bukan salah non alena, ini salah ayah non lena. Jangan salahin diri sendiri ya non" ucap bibi lembut.

"Tapi bi, tadi ayah dan bunda di taman bertengkar dan alena dengar samar-samar mereka ucap nama alena. Kenapa sih bi, mereka akhir-akhir ini berantem? Alena gak suka." Bi sri hanya terdiam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan alena.

"Kenapa bi?" tanya alena memecahkan lamunan dan diamnya bi sri.

"Emhh bibi beli makan dulu ya, non lena tadi belum makan." Ucap bi sri mencari alasan untuk menyudahi percakapan mereka.

     Bi sri pergi ke supermarket dan membeli beberapa makanan ringan, minuman dan makanan yang me-ngenyangkan.

Saat bi sri mengantre untuk membayar di kasir, bi sri melihat lelaki seumuran agra yang sedang jalan bersama wanita lain, dan lelaki itu mirip sekali dengan agra. Setelah bi sri selesai membayar ia langsung keluar dari supermarket tersebut dan mengikuti pria itu diam-diam.

     Lelaki itu menuju hotel di depan rumah sakit bersama wanita tersebut. Saat bi sri melihat lelaki itu dari dekat, bi sri tak menyangka itu benar saja agra. Banyak pertanyaan di benak Bi sri, namun bi sri sudah mengetahui nya dahulu sebelum ayu tahu kalau agra selingkuh.

Bi sri kembali masuk ke dalam rumah sakit dan memberi makanan yang ia beli pada alena.

"Ini non makan dulu, kasihan perut non lena belum diisi" sambil memberi plastik tersebut pada alena.

"Iya bi, bibi juga ya makan sama alena" bi sri mengangguk.

Waktu menunjukkan pukul 12 malam, alena masih terjaga ia memilih untuk tidak tidur dan menjaga ayu. Tak lama kemudian alena sangat tidak tahan untuk buang air kecil, toilet di ruangan-nya sedang dipakai oleh orang lain.

Alena memilih untuk keluar dan mencari toilet umum. Sangat gelap dan sunyi, alena takut namun ia tak tahan lagi dan menerobos lorong demi lorong.

Sesampainya di toilet, alena langsung masuk dan buang air kecil.

     Setelah alena buang air, ia ingin langsung cepat-cepat kembali ke ruangan ayu. Namun saat melewati lorong, seseorang membekap mulut alena. Alena memberontak namun bekapan itu semakin kencang membuat alena kehabisan napasnya dan pingsan.

Orang itu membawa alena ke suatu tempat tanpa alena mengetahuinya. Alena tergeletak di belakang mobil orang tersebut.

     Alena terbangun dan sadar dengan mulut yang ditutup, tangan yang diikat ke belakang. Ia tergeletak begitu saja di tempat yang sunyi, kumuh dan kotor. Alena berteriak untuk meminta tolong, namun tak ada satupun orang yang mendengarnya karena mulutnya yang terbekap.

Sedangkan bi sri terbangun dan melihat sekitar, alena tidak ada di ruangan itu. Bi sri menelepon ponsel alena tetapi ponsel alena berbunyi di ruangan itu. alena tidak membawa ponsel, Bi sri panik.

Alena, mencari cara untuk terlepas dari ini, seseorang telah menculiknya. Terdengar suara langkah kaki yang sangat dekat, benar saja seseorang datang dengan beerbaju hitam, memakai topi, dan masker yang dinaikkan hingga menutup hidungnya. Wajahnya tidak kelihatan.

"Mmphh.. tolong, tolong aku" suara alena yang tidak begitu jelas.

Orang itu mendekatkan langkahnya pada alena, dan membuka maskernya membuat alena tercengang.

Ayah? Batin alena.

Bi sri mencari alena dengan mengelilingi rumah sakit.

"NON ALENAAA" teriak bi sri sambil berlari mencari alena.

     Bola mata bi sri tidak berhenti bergerak, sampai akhirnya terlintas di kepala bi sri. Ia memutuskan untuk melihat cctv rumah sakit.

Pihak rumah sakit pun langsung memperbolehkan bi sri untuk melihat cctv, ia melihat ada seorang anak kecil sedang berjalan di lorong dan ada yang membekapnya, ia rasa itu adalah alena. Lalu siapa yang membekap alena?.

"Halo pak amar, pak tolong saya pak non alena hilang!" seru bi sri dengan panik.

"Astagfirullah kok bisa bi?"

"Saya juga tidak tahu pak, non alena semalam di ruangan nyonya. Dan tadi saya melihat cctv rumah sakit dan melihat anak dan ada seseorang yang membekapnya di tengah malam. Saya minta tolong cari ya pak, saya nunggu nyonya disini"

"Iya iya bi saya cari"

Pak amar adalah supir dari agra yang terkadang kalau agra sedang tidak sehat atau tidak enak badan ia yang mengantarnya ke kantor.

Alena berusaha melepaskan bekapannya dan akhirnya terlepas. Saat bekapannya terlepas, orang itu pun membuka topinya.

"Ayah kenapa disini?" tanya alena.

"Jangan bilang ayah yang nyulik alena" agra masih terdiam dan menatap alena.

"AYAH JAWAB!" seru alena.

"Ayah sayang sama kamu, ayah gak mungkin lakuin ini ke putri ayah sendiri" ucap agra dengan menaikkan senyum miringnya setelah itu.

"Maaf yah tadi alena udah buruk sangka sama ayah, ayah bisa tolong lepasin ikatan tangan alena gak?" agra langsung membukanya.

     Alena, berdiri dan langsung memeluk agra karena telah menyelamatkan dirinya. Agra membalas pelukan alena, namun dibalik itu semua dia lah yang menculik alena. Agra menampakkan senyum sinis di balik tubuh alena.

.

.

.

UPDATE!! ALENA BAKAL DI... SAMA AGRA.

IKUTIN TERUS YAH KALO MAU TAU🥰


RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang