1. DEKAT BANGUNAN TUA

63 22 3
                                    

Halaman Terakhir || Bagian Satu

_______________

Kembali dengan cerita baru di akun lilpigi.
Sedikit berbeda dengan cerita sebelumnya yang aku unpublish.

Semoga kalian para pembaca menyukai isi disetiap part nya. Dan semoga kalian terbawa hanyut dalam cerita ini.

Jangan lupa vote cerita ini dan comment. Karena ini sangat berharga bagi author. Terimakasih. Lubh<3
.
.
.
.
.
.

SELAMAT MEMBACA
~~~

SELAMAT MEMBACA~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lopika Kaleena. Gadis yang tengah berdiri dipersimpangan dekat lampu merah yang sudah tidak beroperasi. Bajunya yang terlihat sederhana namun sangat cocok dengan wajah cantiknya.

Ia sedang memotret beberapa kendaraan dan orang yang lewat disekitarnya.

Gadis itu sangat suka mengabadikan momen-momen seperti ini, walaupun biasa saja tapi jika sudah didalam kameranya pastinya terlihat sangat bagus. Lopika memang pandai dalam hal fotografi.

Hanya saja, hobby nya itu tidak banyak orang yang tau.

Ia hidup bersama kedua orang tuanya yang lumayan bercukupan. Ayahnya pekerja kantoran di perusahaan yang cukup terkenal dan ibunya pemilik toko bunga.

Lopika tengah asik memotret langit sore. Warnanya yang indah, menyejukkan matanya.

"Bu mau nyebrang?" tanya Lopika kepada ibu-ibu yang berdiri dipinggir jalan.

Lopika tidak sengaja melihat ibu itu dipinggir jalan seperti akan menyebrang. Memang sore ini cukup ramai oleh kendaraan-kendaraan. Ia berniat untuk membantu ibu itu.

Umurnya tidak jauh dari ibunya. Tidak muda dan tidak terlalu tua juga.

"Aduh iya neng. Ibu kesulitan, takut tertabrak." ucap ibu itu.

Lopika memegang tangan ibu itu, "Ayo aku bantu bu." ujarnya. Ia menuntun ibu itu menyebrangi jalan dengan hati-hati.

"Kamu baik sekali ya. Jarang-jarang anak muda jaman sekarang yang seperti neng. Ramah dan baik hati pula."

Dirinya hanya menggaruk lehernya yang tidak gatal. Gugup.

"Banyak ko bu, mungkin ibu jarang melihatnya disini." ucap Lopika tersenyum.

Ibu itu tertawa mendengar jawaban dari dirinya. "Ah si neng mah. Yaudah atuh makasih ya."

Lopika mengangguk kecil kemudian ibu itu berpamitan kepadanya. Ia menatap punggung ibu itu yang semakin tak terlihat, dirinya pun kembali dengan aktivitasnya.

Halaman Terakhir [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang