🌠1

2.7K 338 242
                                    

Tiba di rumah, suaminya yang tampan membukakan pintu dengan raut sukacita. Hinata memberi kecupan di pipi pria itu, untuknya turun juga satu kecupan di pipi dan kening. "Bagaimana hari ini? Apa semuanya berjalan lancar?"

"Lebih baik dari hari kemarin. Ada sekelompok mahasiswa berkunjung untuk meminjam buku. Ya, di antara mereka pernah menghilangkan buku sebelum dikembalikan. Aku ingin sekali mengabadikan nama anak itu ke dalam daftar hitam. Tapi, dia mengemis menawarkan kartu identitasnya sebagai jaminan. Mana mungkin aku tega mengambil benda itu, dia pasti membutuhkannya di segala tempat."

"Seperti biasa, istriku selalu sangat baik hatinya."

"Thank's," ucapnya singkat. Namun, amat manis terlihat berkat senyuman di wajahnya. "But, Hun, aku mau mengabari--meminta izin sebenarnya. Semoga kamu tidak keberatan. Karena, ehm ... aku tidak bisa menolak ajakan Gabriella di samping aku pun menginginkan ini."

"Jadi, kalian akan pergi ke mana?"

"Bioskop. Ada film fantasi terbaru. Kamu tahu seberapa candunya aku untuk genre yang satu itu 'kan?"

"Yah, you get it! Pergilah, jangan pulang terlalu malam, ok?! Aku tidak keberatan menemani Sunny sampai dia tertidur. Yang perlu kamu ingat sayang, dia sering terbangun di tengah malam dan memelukmu."

"Tentu, putriku segala-galanya. Aku janji langsung pulang setelah filmnya berakhir. Tidak akan membuat Himawari merengek karena mencari ibunya yang nakal ini."

"Hei, jangan segitu kerasnya pada dirimu. Aku benar-benar tidak masalah. Silakan kalian makan, menonton, atau mungkin belanja, ke salon,aku akan mentransfer dananya ke rekeningmu."

"No! Uang yang kamu kasih tempo hari masih ada. Aku baru sempat menggunakannya nanti."

"Kenapa sulit sekali memanjakan dirimu, hem? Habiskan saja uang yang aku berikan. Kamu tidak perlu ragu menggunakannya. Aku bekerja memang untukmu dan Sunny."

"Aku tahu. Aku hanya bingung uang sebanyak itu harus dibuat ke mana? Aku tidak hobi berbelanja seperti Gabriella."

"Oh, Tuhan, selamatkan aku dari sihir wanita ini. Aku jadi bertambah sayang padamu--apa aku berhenti bekerja saja, ya?!"

"Naero! Kita butuh dana yang besar untuk pendidikan Himawari kelak. Kita wajib bekerja selagi bugar begini."

"Aku bercanda." Seringai jahil muncul guna menggoda Hinata sekalian, "Jadi, kamu cukup puas dengan kita mengobrol di depan pintu?"

"Dari tadi kamu tidak mengajakku masuk."

Rengekan tersebut terdengar lucu di telinga Naero, hingga dia spontan terkikik geli. Sejemang suaminya itu merangkul pundaknya, menggiring dia melangkah ke dalam. "Kamu sudah makan?"

"Belum, aku makan dua bungkus granola sebagai pengganjal perut. Kamu masak apa tadi?"

"Tidak ada yang spesial. Aku memanggang paha ayam, asparagus, kentang tumbuk dan menumis sayuran segar. Asupan sehat untuk gadis kecil kita. Ah, dan dia tidak memuntahkan brokolinya lagi."

"Sungguh?!" Binar-binar di mata Hinata menjelaskan sepenuhnya isi hati wanita ini. "Di mana dia? Aku ingin memberinya selamat dan hadiah kecil."

"Ada di kamarnya ... dia tertidur setelah mengajakku bermain boneka. Tapi, kamu bisa menengoknya, mungkin sedikit kecupan sebagai ucapan selamat."

Remake It to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang