Brakk
Suara pintu yang dibuka paksa diiringi bantingan keras setelahnya membuat namja yang dalam tarikan namja lain terkejut. Rasa takut yang perlahan datang membuat namja manis itu berusaha melepaskan genggaman dari namja bongsor didepannya, membrontak dan mengigit tangan yang menggenggamnya sampai tubuhnya terhempas kearah ranjang empuk yang ada disana.
Meringis itu yang ia rasakan, mengusap bokong seksinya mencoba mengurangi rasa sakit sampai sebuah suara serak mengintimidasi dari kegiatan yang ia lakukan. Menangah, melihat kearah namja yang ada di depannya.
Ada sedikit rasa takut kala dia menatap sosok yang tadi menyeret nya paksa tanpa ada kompromi dari sang korban, Taehyung terdiam, menunduk sesekali pandangannya melihat kearah namja yang sedang memperlihatkan raut dingin yang membuat tubuh namja itu perlahan mundur akibat rasa takut yang dirasakannya.
"J-Jungkook.... " panggil Taehyung mengigit bibir tipis ranumnya dengan jari-jari ramping meremat seprei putih tersebut.
Jeon Jungkook, namja bersurai hitam menatap sosok imut itu dengan raut dingin yang masih kentara. Mendekat itu yang ia lakukan menggapai lengan mulus tersebut diiringi hela nafas lelah dan menarik namja tersebut kedalam pelukan hangatnya.
" Maaf... maafkan aku. Maaf karena telah membuat mu terluka, maaf karena membuatmu menangis, maaf karena tadi menarikmu sedikit kasar, maaf atas sikapku selama ini tae, maafkan aku. Taehyung... maafkan aku yang tak bisa menepati janjiku untuk tidak melukaimu. Maaf ... " ucap jungkook dengan memeluk sosok itu semakin erat, tidak mau kehilangan? Pastinya.
Taehyung terdiam beberapa saat, sampai tanpa sadar cairan bening itu jatuh dipelupuk matanya menghantarkan isakan tangis kecil yang membuat namja yang memeluknya itu perlahan melepasakan, menatapnya terluka melihat sang pujaan hati menangis.
Terdiam, menunduk sampai sebuah suara dibarengi tangisan keras membuat telinganya berdengung seketika.
"KOOKIE... Huueee maafkan tae-tae karena membuat kookie sedih, maaf karena tae-tae tidak mendengarkan penjelasan kookie terlebih dahulu, maaf... taetae sudah egois selama ini. Kookie tidak salah, yang salah selama ini taetae. Maafkan taetae kookie... " ucap Taehyung dengan tangisan yang semakin kencang, membuat jungkook menarik kembali namja manis itu kedalam pelukannya.
"Sudah sayang, ini bukan salah kamu. jangan menangis lagi... nanti cantiknya hilang loh." bisik jungkook sedikit menggoda namja bermarga Kim dipelukannya.
Taehyung hanya bisa meremat, menenggelamkan kepala ke ceruluk leher kekasihnya semakin dalam, menyembunyikan semburat merah yang menjalar semakin menjadi kala tubuhnya terangkat dan membuat posisi duduknya berada dipangkuan namja kelinci dihadapannya.
Mengecup pelipis, semakin mengeratkan seolah tidak mau melepaskan sosok yang menjadi pujaan hatinya saat ini.
30 menit berlalu, tangisan itu telah berhenti meninggalkan mata bengkak dan lesehan air mata yang telah mengering membuat Taehyung, namja imut itu semakin imut dimata Jeon Jungkook.
Terdiam, menikmati suasana hening dengan pelukan yang masih terjadi dan kecupan kecil yang membuat namja alien itu melengguh, geli dengan apa yang dilakukan kekasih bonsornya.
"Kookie hentikan~ geli... " rengek Taehyung yang hanya dibalas kekehan ringan dari namja yang lebih muda 2 tahun darinya.
"Aish dasar bebal, jadi pengen gigit taetae," ucapnya tanpa menyadari tatapan lapar dari orang yang memangkunya saat ini.
Taehyung terdiam, menatap langit-langit kamar membuat pose seolah-seolah berpikir yang membuat kadar keimutannya semakin menjadi.
"Eh kookie, tae tae mau bilang. Taetae sudah tau apa yang sebenarnya terjadi, Baekhyun-hyung sudah bilang dan apa yang taetae lihat saat itu tidak sepenuhnya benar. Maafkan taetae karena tidak percaya sama kookie, taetae salah karena mempercayai ucapan yeonja jalang itu. Maaf nee... " Taehyung menyesal, sangat menyesal itu yang dilihat jungkook saat ini. Taehyung, pujaan hatinya. Sungguh dia ingin menjaga sosok itu, menjadi pendamping nya dan menjadi orang yang sangat berarti untuknya sekarang dan seterusnya.
Jungkook tersenyum, mencubit pipi bapak itu, mengecupnya sedikit lebih lama.
Taehyung yang di perlakukan seperti itu hanya bisa merenggut kesal kala pipi manis nya di tarik gemas oleh sosok kelinci kekar yang memangku tubuhnya saat ini, " dasar kookie menyebalkan, bukannya jawab malah cubit pipi taetae hupfft... "
Sedikit tertawa, menatap manik didepannya. " Ya sayang, nggak papa yang penting kamu kembali itu sudah lebih cukup," ucap jungkook kepada pemuda caramel dengan semburat merah yang menghiasinya.
" kookie~," rengek Taehyung.
"Apa sayang?"
"Malu... " ucap Taehyung menenggelamkan kepala nya ke ceruluk namja kelinci, menutupi warna merah yang semakin menjadi di wajah cantiknya.
Jungkook, sungguh. Bahagia? Pastinya, tingkah yang imut sampai membuat namja 2 tahun lebih muda itu kagum, lewat tawanya dan senyum untuk sosok dalam rengkuhan hangatnya. Jeon Jungkook, namja dingin yang keluar dari zona nya dan Kim Taehyung, namja manis itu sebagai alasan dibalik apa yang terjadi.
Kau senja tae, senja yang ku nanti dan ku dapatkan saat ini. Senja yang hanya dapat ku raih, satu dan itulah dirimu. Senjaku bukan senja yang lain. Kim Taehyung senja dibalik hilangnya sang fajar dan sebagai penutup hari yang berakhir dengan indah. Senjaku Kim Taehyung...
.
.
.
.
."Ya, Jeon Taehyung"
Apa yang kau lihat dari sebuah kata Masa lalu? Sakit? Marah, menyesal, atau hal yang paling ingin di lupakan? Banyak pendapat yang keluar yang tidak semuanya sama, adakalanya ada yang menjawab masa lalu = kebahagiaan, masa lalu = cinta yang tak terlupakan, masa lalu = hal yang luar biasa, keajaiban dan yang lainnya.Masa lalu adalah serpihan baik sebuah luka ataupun kebahagiaan, baik senyuman ataupun air mata, baik harapan ataupun luka. Jangan samakan masalalu dengan sekarang, kenapa? Karena mereka berbeda, sangat berbeda sampai sebuah luka yang selalu menjadi penghubung nya.
Cinta? Itu ada kaitannya dengannya. Cinta dan luka begitu menoton sampai semuanya terkunci dalam ingatan. Cintaku dan dia, lukaku bersamanya, kebahagiaan ku pergi denganya dan tangisku kepadanya. Sebuah filosofi tentang luka terlihat simpel namun rumit, sederhana dengan teka-teki yang menguras.
Air mata? Tidak, hanya rasa yang sia-sia, terasing bak dingin ditengah malam gelap.
Seokjin terdiam, menatap sekeliling nya. Mengedarkan pandangan, mencari celah untuk keluar. Sakit? Tentu, hatinya sakit akibat kilasan masalalu itu kembali muncul. Sebuah luka yang baru tanpa tau luka yang dulu belum sembuh, terkubur dan terkunci dengan rapat.
Pandangan kosong ia edarkan sekian detiknya, kacau dan kacau itu yang ia lihat dari pantulan cermin didepannya. Seokjin mengerang kesal, menarik rambutnya kasar mencoba menghilangkan rasa yang membuatnya terisak, menangis dalam kesendirian.
Lagi ... itu yang ia lihat kala dirinya tidak memakai apapun untuk menutupi tubuh rampinya. Seminggu sejak pertemuan di taman itu, kepingan yang terbelangkai kembali menyakitinya, menorehkan luka dan membawa rasa putus asa nya untuk kembali.
Seokjin meringkuk, menenggelamkan, memeluk tubuhnya dalam kegelapan. Kenapa? ... Kata itu yang terus terulang di benaknya, dengan isak tangis yang semakin menjadi. Tidak kencang , hanya berupa rintihan kecil dan gemerutuk dikedua bibir manisnya.
'Kumohon... ini sakit'
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last (Namjin)
Fanfictionspesial Namjin shipper boyxboy penasaran?, langsung baca kak.