Chapter 8

44 10 1
                                    

Surat yang ditulis oleh Caroline menyisakan luka tersendiri bagiku. Perempuan itu bukan hanya telah menjadi bagian hidup dari Tian, tapi mereka berkomitmen untuk tetap bersama. Saat dimana Tian mengalami kecelakaan, Caroline terlihat sangat terpukul. Ia bahkan tidak lagi mampu mengekspresikan kesedihannya.

Membayangkan betapa hancurnya hati perempuan itu membuatku tidak dapat menahan tetesan air mata. Aku sadar sejak pertama kali membaca tulisan tangan ini, rasa sesak didada muncul --memikirkan bagaimana dirinya harus kehilangan orang yang sangat dicintai. Namun, saat ini keduanya sudah dipertemukan kembali --di dunia yang sama.

"Jadi, Samantha yang kamu maksud itu adalah Mbak Carol?" Aku buka suara, terdengar agak sumbang setelah air mataku mengalir dengan deras.

"Iya," Doyoung mengangguk pelan, tanpa aku sadari, pria itu juga meneteskan air mata, "butuh waktu yang cukup lama bagi saya untuk bisa jujur ke kamu. Maaf kalau pada akhirnya semua ini terkesan seperti terburu-buru dan mendadak. Saya benar-benar bingung harus mengutarakan hal ini seperti apa." Katanya.

"Boleh kamu antar saya ke makam --Samantha?" Tanyaku. Agak aneh memang kalau aku harus memanggil Mbak Carol dengan sebutan Samantha.

"Boleh, memangnya kapan kamu mau ke sana?"

"Kalau kamu nggak sibuk, besok sore rencana saya akan pergi."

"Setelah kamu tahu semuanya, saya harap kamu nggak membenci saya." Ujar Doyoung.

Aku terkekeh pelan. Dia berpikir bahwa aku akan membencinya?

"Saya nggak mungkin membenci kamu. Berkat kamu saya jadi tahu dimana keberadaan Mbak Carol sekarang." Kataku.

** ** **

Caroline Samantha
Lahir : Jakarta, 19 Agustus 1993
Wafat : Jakarta, 21 Juni 2018

Aku meletakkan karangan bunga di atas nisan milik mendiang Caroline. Ini adalah kali pertama kami bertemu sejak kecelakaan yang dialami Tian.

"Halo Mbak Carol," suaraku nyaris hilang --menahan tangisan yang hampir pecah, "Tina udah baca surat dari Mbak Carol," lagi-lagi aku berusaha menahan tangisanku, "Tina seneng banget akhirnya bisa ketemu sama kamu, meskipun kondisinya udah berbeda. Tina sempat khawatir pas tahu Mbak Carol tiba-tiba nggak ada kabar setelah Tian kecelakaan. Maafin Tina karena nggak bisa ada di sisi Mbak Carol untuk yang terakhir kalinya. Tina sayang banget sama Mbak Carol." Dengan napas yang tidak beraturan, air mataku menetes dengan deras. Perih rasanya jika harus mengingat kembali kenangan bersama Mbak Carol.

"Kamu bisa datang ke sini kapan pun kamu mau. Kalau perlu, kamu bisa ajak saya." Suara Doyoung memecah keheningan di antara kami.

Aku menyeka air mata yang masih menetes, kemudian menatap pria itu. "Terima kasih."

"Saya baru tahu kalau kamu sesayang itu ke Samantha." Ujar Doyoung. Matanya agak berair. Aku rasa dia sedang berusaha untuk tidak menangis.

"Saya kenal Mbak Carol sebagai orang yang baik, dan rasanya nggak ada alasan bagi saya untuk membenci dia. Apa lagi di beberapa kesempatan, saya selalu mengandalkan dia." Kataku.

"Setelah kejadian ini, saya mau kamu nggak menjauhi saya."

Aku terdiam mendengar ucapan Doyoung barusan.

"Maksud kamu?" Tanyaku.

"Jujur, saya terlalu egois untuk meminta kamu menjauhi saya hanya karena saya belum bisa melupakan Samantha. Lagi pula, sekarang saya tahu kalau kamu juga adalah bagian terpenting dalam kehidupan Samantha. Setidaknya mulai hari ini, mari kita bertema." Doyoung menjulurkan tangannya. Sementara aku masih dalam keadaan diam terpaku. Mendengar semua ucapan itu terlontar dari mulutnya, membuatku merasa sedikit lebih baik. Kendati hubungan kami mungkin tidak akan bisa lebih dari seorang teman, tetapi aku senang karena Doyoung tidak membenciku.

"Oke," aku menjabat tangannya, "mulai hari ini kita berteman."

** ** **

[Bersambung]

Maaf buat chapter yang aneh ini. Aku berusaha semaksimal mungkin untuk terus meningkatkan kualitas ceritaku.

Semoga kalian nggak bosen, meskipun cerita ini sebenernya dikemas seringan mungkin dan gak ribet alias gak banyak drama (pengalaman aku nulis cerita banyak drama berakhir gak kelar-kelar hwhwhw)

*Btw, kata per chapter memang dikit banget, tapi ada beberapa chapter yang lumayan banyak sih

Slice of Love [NCT Kim Doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang