Tersentuh

24 0 0
                                    

Waktu terus saja berputar mengikuti porosnya. Usia ku makin bertambah setiap tahunnya. Diusia 20 ini ingin sekali aku berbuat sesuatu yang berbeda dari biasanya. Masalah cinta mungkin belum saatnya. Merenungi diri ku yang begini saja tak berubah, apa lagi ditambah cinta yang begitu rumit.

Mata ku tertuju pada mereka yang berkumpul di mushola itu. Bercengkrama,beradu argumen dan menumpahkan visi dan misi nya untuk tujuan kedepannya. Aku ingin sekali ikut serta dalam organisasi itu. Entah kenapa, hati ku tersentuh oleh lantunan Ar Rahman pria itu.

Aku tak pernah berbaur dengan organisasi yang ku pikir itu sangatlah membosankan untuk tipe seperti diri ku. Aku lebih suka dengan tantangan, melihat alam dan berbaur tanpa ada batas antara pria dan wanita seperti organisasi itu.

Batin ku mulai penasaran, melangkah menuju kearah mereka.
"Assalamu'alaikum" (ucap ku)

"Waalaikumsalam, Hanum" (jawab salah satu anggota organisasi itu yang merupakan temen sejurusan dengan ku)

Dia adalah Devi wanita Sholeha, pintar, dan orang yang sangat ramah. Dia salah satu anggota inti dari organisasi itu. Organisasi kemuslimahan dikampus yang dikenal dengan nama "Annisa". Organisasi ini diperuntukan untuk muslimah d kampus ini. Tak ada laki-laki dalam organisasi ini, itu sebab namanya "Annisa". Aku penasaran, dengan organisasi ini. Tampa malu, aku ikut bergabung dengan yang lainnya.

Mata mereka melirik ku dengan sinis melihat kearah pakaian ku. Dan aku hanya bisa diam menunduk di samping Devi. Mereka melihat ku, dengan pakaian ketat ku dan jilbab ku yang pendek. Mungkin itu menyebabkan mereka melihat ku dengan sinis. Aku menghiraukan tatapan mereka, tujuan ku disini untuk melepaskan rasa ingin tahu ku.

"Assalamu'alaikum, kenalkan ini Hanum dia sejurusan dengan ku. Semoga teman-teman semua bisa saling membimbing dan menguatkan" ( ucap Devi memperkenal kan diri ku kepada mereka dengan lemah lembutnya)

"Assalamu'alaikum" (Ucap ku)

Organisasi ini tidaklah membosankan seperti yang aku kira. Disini kita belajar tentang keagamaan, dan saling muhasabah diri. Aku mulai menyukai organisasi ini. Dan mulailah aku malu dengan pakaian ku yang ketat berkumpul ditengah-tengah mereka.

"Assalamu'alaikum Ukhti Devi, ana mau nanya. Apakah wanita yang masih memakai pakaian ketat boleh masuk kedalam Mushola ?" (Tanya Novi salah satu anggota tesebut)

Hati ku terasa tersindir akan pertanyaannya yang mengarah kepada ku. Apakah yang salah dengan pakaian ku. Setidaknya aku telah mengenakan jilbab ku (gumam ku dalam hati)

"Waalaikumsalam, mushola ini adalah rumah Allah, siapa saja yang datang dengan niat baik gak ada masalah. Pintu Nya selalu terbuka untuk siapa saja. Dan kita sebagai sesama umat Islam kenapa melarang ? Apakah ada hak kita disana ?" (Jawab Devi)

"Maaf Devi, sebelumnya mungkin maksud Novi ini mengarah pada ku ?. Jujur aku kesini karena hati ku sendiri. Yang menyuruh ku untuk melangkah dan bergabung dengan kalian. Setidaknya teman-teman semua bisa membantu ku melapaskan penasaran ku dengan organisasi ini yang belum pernah aku ketahui sebelumnya. Jika aku hanya membuat teman-teman semua terganggu karna kedatangan ku. Tak apa, aku bisa pergi dari sini" (Ucap ku memberikan senyum kepada anggota yang lain)

"Bentar, bukan gitu Hanum. Sudah, lebih baik kita jangan berdebat. Niat baik mu untuk mengetahui organisasi ini merupakan hal yang sangat aku dukung dan ingin membantu mu melepaskan semua penasaran yang ada dihati mu. InsyaAllah kamu bakalan nyaman berada disini" (Ucap Devi mencegat ku untuk berdiri)

"Maafkan aku Hanum, bukan maksud ku seperti itu" (Sahut novi,mengancungkan tangannya)

"Gak apa-apa aku paham nov" (ucap ku dan memeluknya)

Waktu selalu saja berputar, ketika pertanyaan demi pertanyaan yang ku berikan kurasa sudah cukup untuk menghilangkan rasa penasaran ku.

Hanya saja, aku merasa begitu nyaman di sekeliling mereka. Tak ada perdebatan yang menimbulkan konflik antara sesama, semua dipecahkan dengan cara lemah lembut. Sehingga hati yang tadinya memanas seakan langsung mereda.

Diskusi kali ini sudah cukup, aku bergegas pulang ke kos untuk menceritakan kepada sahabat ku Silvi dan Prili. Aku ingin mengajak mereka untuk ikut bergabung di organisasi ini.

Langkahan kaki ku selalu saja terbayang akan pembahasan barusan. Bagaimana terhormat nya seorang wanita yang bisa menjaga fitrah nya. Aku meratapi diriku sendiri, yang masih belum tergugah akan hal itu. Bagaimana mungkin, diusia ku sekarang belum juga mengetahui tentang agama. Bagaimana jika nyawa ku diambil dan aku belum sempat berbenah.

Ketakutan ku menjadi - jadi, apa yang kulakukan selama ini Tuhan ?. Diusia ku semakin bertambah, tapi keimanan ku belum tentu bertambah. Aku menyesal, aku menyesali hidup ku selama ini.

~~~

---------------
Penyesalan memang datangnya di akhir. Jika diawal itu namanya pendaftaran.
--------------

Apakah Hanum, bisa mengajak sahabat-sahabatnya untuk ikut organisasi tersebut ?

Dan bagaimana cara Hanum untuk mengajak teman-temannya?

Apakah, niat Hanum masuk organisasi ini dilandaskan karna mengagumi pria tersebut ?

Atau apakah memang dari hati nya yang tulus ?

Kepoin terus ya..

~maaf aku baru menulis pemula, jika ada typo dan ketidaknyambungan. Aku harap ada jejak yang tertinggal di kolom komentar~

Trimakasih yang slalu stay dengan cerita ku :)

Note : dilarang mengutip Tanpa izin

Stay Strong For YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang