01 - Masih Menutupi

1.7K 162 8
                                    

Raira bersenandung ringan saat berjalan menuju ruang latihan vokal yang selalu digunakan grupnya selama ini;  CLèine. Mereka terdiri dari empat anggota; Raira Bintang Pramudra, Akilla Dwittiar, Syana Klarine, dan Fiane Trinita.

Mereka adalah grup vokal yang sudah memiliki popularitas begitu besar sejak tiga tahun yang lalu. Mereka berhasil memenangkan berbagai penghargaan bergengsi, bahkan pernah beberapa kali diundang pada acara musik di Korea, Jepang, Amerika dan beberapa negara besar lainnya. Tahun ini pun mereka akan melaksanakan konser tunggal ke dua di Tokyo Dome. Belum lagi prestasi individu masing-masing mereka, mulai dari menjadi seorang pembawa acara, DJ, dan pemain film.

Semua prestasi itu membuat banyaknya orang di agensi mereka—Fæust Entertainment, pasti selalu menatap mereka dengan sorot kagum. Mereka perempuan-perempuan yang bukan hanya cantik, tapi juga berbakat karena memiliki suara yang unik dan selalu menghasilkan harmoni indah dalam lagu mereka.

"Ra!!"

Raira menoleh dan langsung mengulas senyum lebar saat mendapati Killa menghampirinya dengan langkah ringan. Salah satu sahabatnya yang selalu bersikap riang dan membuat suasana di antara mereka menjadi santai. "Kenapa, Kil? Lagi seneng banget kayaknya."

Killa melebarkan senyumnya. Lalu langsung bergerak memeluk Raira dengan erat. "Pia dapet beasiswa di Oxford," bisiknya, memberitahu.

"Serius???" Raira tak kalah antusias mendengar kabar itu. Karena baginya, Pia juga sudah dianggap seperti adik kandung.

Kepala Killa mengangguk setelah melepaskan pelukannya. "Opa Pramudra bilang, semua keperluan Pia bakal diurusin sama yayasan kalian," jelasnya, masih dengan senyum lebar. Killa selalu merasa beruntung setelah berhasil diterima oleh agensi terbesar di negaranya. Lalu berhasil berhabung dengan CLèine, dan mengenal Raira di hidupnya.

"Kayaknya, nanti malem kita harus makan bareng sama Pia," ajak Raira, dengan senyum yang belum juga padam.

"Cool!" pekik Killa, semangat. "Tapi kayaknya kita cuma bisa bertiga sama Pia, deh."

"Kenapa?" Raira bertanya, sambil mengajak Killa berjalan menuju ruang latihan.

"Tadi gue udah sempet aja Syana sama Fiane, mereka nggak bisa katanya."

Raira mengernyit.

"Fiane ada jadwal nge-DJ ntar malem. Kalau Syana katanya udah ada janji duluan," jelas Killa. Detik selanjutnya menahan langkah Raira, lalu berbisik. "Kayaknya Syana udah punya pacar deh, Ra."

Mendengar bisikan itu, Raira terkekeh pelan. "Kan, emang Syana sama Fiane pernah bilang kalau udah punya pacar, Kil."

"Iya, sih. Tapi kenapa ya mereka nggak mau kenalin pacarnya ke kita? Padahal kalau gue udah punya pacar, gue pasti bakal langsung kenalin ke elo, lho."

"Katanya, pacar mereka bukan artis. Jadi nggak suka terlalu disorot gitu. Kan, mereka juga pernah bilang gitu," tambah Raira.

Bibir Killa mengerut. "Nanti kalau elo yang punya pacar, pokoknya harus kenalin ke gue, ya. Awas aja kalau enggak!"

Kalimat itu membuat Raira tersenyum kecut. Jika diungkit seperti ini, rasa bersalahnya kembali muncul. Killa dan kedua sahabatnya yang lain pasti akan kecewa jika tahu kalau dirinya sudah memiliki tunangan, bahkan sebentar lagi akan menikah.

Ya ampun.

"Kalau gue, mau cari pacar yang profesinya sama aja kayak gue. Biar bisa dikenalin ke mana-mana. Terus yang duitnya udah banyak, biar gue nggak capek-capek lagi cari duit!"

Raira tergelak. Lalu tertawa keras.

"Hidup itu keras, Ra. Kalau kayak elo yang udah jadi cucu konglomerat sih, enak. Nggak perlu bikin validasi maunya sama pacar tajir. Paling kalau nggak ketemu calon yang kayak gitu, Opa pasti cari yang sesuai iya, kan??" Killa terkekeh mengakhiri kalimatnya.

Here Waiting [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang