Segalanya itu memerlukan proses.
Setidaknya, itulah yang diketahui Raira dalam menjalani hidup—dan berhasil dilakukannya saat menerima pertunangan dengan Regan. Tak sulit untuk jatuh cinta pada laki-laki tampan dan luar biasa baik seperti Regan. Beruntungnya, rasa miliknya bersambut, dan Raira tak perlu lagi memikirkan tentang pernikahan tanpa cinta—atau pun hubungan sepihak, hanya karena mereka dijodohkan.
Regan💙
Iya, sayang
Nanti malem aku ke
tempat kamu yaRaira tersenyum membaca balasan chat dari Regan. Terkadang, Raira juga bingung dengan dirinya sendiri. Sejak mengenal Regan, semua tentang laki-laki itu selalu menjadi kesukaannya. Apa pun itu. Sekalipun Regan bukan jenis laki-laki yang romantis atau pun sering memberinya kabar lewat pesan, Raira tetap tak mempermasalahkan sama sekali. Di saat beberapa teman yang memiliki profesi sama sepertinya selalu bercerita betapa tidak menyenangkannya memiliki kekasih super sibuk, tapi bersama Regan, Raira tak mempermasalahkan hal itu. Sama sekali.
Entah hal apa yang sudah dilakukan Regan padanya, sampai Raira bisa merasakan perasaan sedalam ini. Dan entah sejak kapan perasaannya terus bertumbuh pada Regan. Mungkin sejak Raira tak pernah melihat raut kesal atau pun tak suka dari Regan saat di awal-awal pertunangan mereka, dia seringkali bersikap abai bahkan ketus pada laki-laki itu. Atau mungkin juga karena Regan terlihat begitu memahami mimpinya dalam bermusik. Atau mungkin juga karena Regan membuatnya kembali memperbaiki hubungannya dengan sang kakek. Atau mungkin juga karena perhatian-perhatian kecil di tengah kesibukan Regan—yang sekalipun tak selalu mengiriminya chat, tapi tetap tak pernah melupakannya.
Entah. Raira juga tak tahu, dan tak mengerti. Namun yang pasti, Raira sangat mencintai Regan. Dan Raira tak perlu mempertanyakan perasaan Regan, karena semua itu terlihat cukup jelas dari semua sikap dan perhatian laki-laki itu padanya.
"Ra, besok kamu ada jadwal pemotretan, ya. Nggak lupa, kan?"
Lamunan tentang Regan terhenti saat mendengar suara Lara—managernya. "Iya, inget kok, Mbak. Tenang aja," candanya, lalu meletakkan ponselnya di atas meja rias. Mereka baru saja selesai syuting sebuah iklan minuman. "Habis ini Mbak istirahat aja. Aku juga mau langsung pulang."
"Masih mau cek persiapan Killa buat jadi pembawa acara besok, nih."
Raira meringis kecil mendengar kalimat itu. Lara adalah manager CLèine sejak awal grup mereka muncul di publik. Namun sejak grup mereka menjadi begitu terkenal dan digilai, masing-masing dari mereka juga memiliki jadwal sendiri, sehingga membuat Lara semakin sibuk. Untungnya sejak dua tahun lalu, perusahaan memberikan mereka masing-masing satu asisten, walau tetap Lara yang mengontrol dan memastikan jadwal individu mereka tak mengganggu aktivitas grup.
"Oh iya, gimana sama Regan? Aman?"
Hanya Lara dan Fina—asisten pribadi Raira yang mengetahui hubungannya dan Regan. Itu pun setelah satu tahun Raira bertunangan dengan salah satu anak pemilik perusahaan hiburan terbesar di negara mereka.
"Mbak jangan ngomongin di sini, dong. Aku takut ketahuan sama yang lain," bisik Raira, sambil mencondongkan tubuhnya mendekat pada Lara.
Mendengar itu, Lara terkekeh geli. "Kalau nggak mau ketahuan sama orang, ngapain terima pertunangan itu sih, Ra?" tanyanya, pura-pura mengejek.
Raira mengerucutkan bibirnya, sebal. Lara jelas sudah diberitahunya tentang alasan di balik penerimaan pertunangan itu. Selain untuk menguatkan kerja sama perusahaan TV swasta dengan perusahaan hiburan terbesar negara mereka, pertunangan itu adalah syarat persetujuan penuh dari sang opa tentang mimpinya menjadi seorang penyanyi dan hidup di dunia yang pernah digeluti dan sangat dicintai mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here Waiting [Completed] ✔️
General FictionRaira pikir, Regan mencintainya. Raira pikir, dunia Regan adalah dirinya. Nyatanya, tidak. Regan tak mencintai Raira sebesar dirinya mencintai laki-laki itu. Bahkan, mungkin tak pernah mencintainya walau dengan kadar yang kecil. Regan menghancurkan...