Tak terasa hujan yang tadinya begitu lebat sekarang sudah mulai merada. Arrasya Maharani atau Caca itulah nama gadis yang sedang berdiri menunggu jemputan sambil melihat hujan yang semakin reda. Rasya gadis cantik, ramah, pecicilan, tukang ribut itulah sifat ajaib dari gadis itu.
"Lama banget pak" ternyata Pak Joko sudah sampai dihadapannya. Rasya menggerutu kesal ia menunggu dua jam berdiri dihalte dekat sekolah nya. "Maaf neng tadi ban nya mobilnya pecah yah bapak benerin dulu"
Rasya langsung masuk mobil meninggalkan halte sekolah yang dari tadi ia tunggu. Seraya di mobil ia mengetikkan pesan kepada sahabatnya Fania Aldara atau yang sering dipanngil Fani itu kalau ia sudah sampai dijemput oleh Pak Joko.
Pani jelek
Panik gue udh dijalanTak menunggu waktu lama akhirnya ia sampai juga dirumah. Rasanya sungguh nyaman jika sudah berada di kamar nuansa pink kesayangannya itu.
Di tempat lain
Seorang laki laki bernama Alvaro Gibran Praksya seorang ketua geng yang terkenal dengan sifat kejamnya. Bahkan ia tak takut membunuh orang orang yang sudah berani menggangu dirinya. Apalagi menganggu orang kesayangannya. Varo sudah memegang kendali sebagai ketua geng yang memiliki banyak anggota dari manapun tanpa memandang sekolah."Gimana bos?" tanya Rendra salah satu sahabat Varo yang satu sekolah dengannya.
"Jangan ada penyerangan gue gakmau ribut sama bocah bocah sok berani itu" tatapan sinis itu tak terlepas dari Varo. Anak anak yang lain hanya diam mendengar arahan dari ketua mereka yang sangar itu.
"Terserah lo, kasih perintah nanti kita semua yang atur" Kata Fandi yang juga bersekolah sama dengan Rendra dan Varo. Mereka bertiga sahabat karib dan juga hanya mereka yang satu sekolahan.
***
Rasya sudah siap dengan seragam sekolah. Ia melihat ke arah cermin dan melihat pantulan dirinya yang sepertinya sudah sempurna itu. Langsung saja ia berlari kebawah karena bunda sudah meneriakan anak gadis putrinya.
" Caaa cepetan sarapan nanti telat" teriak bunda Risa. Ia mempunyai satu abang laki laki yaitu Daniel. Orang yang selalu membuat dirinya kesal dan kadang membuat mood nya jadi berantakan.
"Eh permen caca cepetan harini gue yang nganter" seru Daniel melihat Caca yang masih mengambil secentong nasi goreng. " Apasih sabar lah gak liat apa Caca lagi ngambil nasi begini".
"Lambat banget sih! telat gue ketawain lo didepan gerbang" Caca melihat abangnya dengan ganas. Seperti nya lebih baik ia memakan abang laknatnya itu daripaada nasi goreng yang sekarang sudah ada di piringnya.
Setelah lima belas menit akhirnya mereka sudah selesai. Mereka langsung pamit kepada bunda.
"Ayah kemana bang?"
"Ke kantor duluan ada urusan pekerjaan" Caca mengangguk mengerti. Memang yang jarang sekali ada dirumah ayah. Jujur ia sangat rindu dengan laki laki itu. Tapi ia bisa apa...
"Gak usa sok sedih deh muka lo! jelek begitu"
"Apaansih ngurusin hidup gue aja lo" Mereka berhenti didepan gerbang SMA Perwira yang ternyata sudah ditutup. Daniel tertawa keras melihat Caca yang sudah gelisah yang menyadari dirinya telat.
"Hahahahah udh gue bilang yauda turun sanaa hus hus" dengan gaya mengusir. Caca diam dan turun dari mobil Daniel. Ia berjalan pelan dan melihat gerbang itu tertutup rapat sudah. " Ck telat lagi".
" Pak bukain dong" Pak satpam hanya menggelengkan kepala. Ia tidak bisa melanggar aturan yang sudah dibuat sekolah. Karena dia juga digajikan sama sekolah.
"Aduh gimana nih" perasaan cemasnya semakin menjadi jadi. Cacaa merasa kesal karena sedari tadi hanya dirinya yang telat dan itu pasti membuat malu dan satu sekolah akan tau itu.
"Lewat sini"
Caca mendongak melihat laki laki tampan, perawakan tinggi yang ingin membantunya. Lama terdiam tak terasa laki laki itu sudah berjalan jauh. Gadis itu langsung berlari karena sadar dirinya sudah tertinggal.
" Hah? manjat gitu?"
Varo diam dan langsung memanjat sebuah tangga yang berada di belakang gedung sekolah. Caca tetap saja tak bergeming di tempatnya. " Lo naik nanti gue tunggu dibawah gak bakalan jatoh manja"
"Enak aja gue gak manja!" Caca perlahan naik tangga itu dan benar saja Varo langsung menangkapnya. Jujur ia baru lihat laki laki tampan ini ternyata satu sekolah dengan dirinya. Astaga mimpi apa Caca semalem.
"Gue gakmau diliatin" Caca memalingkan pandangannya karena sudah tertangkap basah dengan laki laki itu.
"Kenalin nama gue—"
"Caca?" sebut Varo. Caca diam tak menjawab bagaimana laki laki ini bisa tau. Oh mungkin saja secara Caca ini terkenal disekolah itu karena memang ia ketua ekskul dance. " Iya gue Caca lo siapa?"
Varo langsung pergi meninggalkan gadis itu. Mendengar gadis cerewet itu mengumpat kasar kepadanya karena ia tinggalkan.
Gak mungkin dia kan. Batin Varo
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen Fiction"Apa yang lo lakuin kalau dia kembali?" Tak ada jawaban dari nya. Gadis itu mendengus kasar melihat sahabatnya yang selalu saja memikirkan laki laki brengsek yang jelas jelas melukai hatinya. "I lost him" menjawab seraya merautkan wajah kecewa. "You...