CHAPTER 11

86 14 0
                                    

Happy Reading❤
________________________

HARI SENIN. Hari sial plus ngeboSenin menurut anak lain tapi tidak dengan Syila. Menurutnya, Senin tiba Syila pun gembira.

Dia tersenyum cerah, membalas sapaan siswa-siswi dikoridor yang menyapa dirinya.

Banyak kalangan siswa yang menyukainya, namun yang membencinya juga tak kalah banyak dari siswi se'angkatan dirinya.

Pastikan semua orang yang membenci mu, melihat keberhasilan mu.

Ah! Aku jadi ingat perkataan Oma. Pikirnya.

"Pagi,"

Sapaan hangat itu berasal dari mulut Putra, cowo itu menyusul langkah Syila dan berjalan beriringan dengan dirinya.

Syila berhenti melangkah memandang wajah pria di sebelahnya dengan tatapan kagum, Putra pun menghentikan langkahnya balas menatap Syila yang berbinar matanya, pipi gadis itu merona,

Tiap hari nambah ganteng aja sih, heran aku mah, Batin Syila.

Dia pasti lagi mikir aneh-aneh, Batin Putra.

"Syil,"
"Hei,"

Putra menepuk bahu Syila membuat Syila terlonjak kaget, "Hah kenapa? Ada kebakaran?"

Putra menahan tawanya, "Iya ada,"

Syila panik, kepalanya refleks bergerak ke kanan kiri atas bawah, sampai nafasnya pun ikut tersenggal "Huh, Dimana?"

Putra tak bisa lagi menahan tawanya, dia tertawa lepas menatap Syila, "Pipi lo tuh kebakaran."

Syila melongo lalu dengan cepat menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,

"Paan sih garing."

"Basahin lah."

Syila mendengus, "Yain biar cepet."

"Ekhem! Upacara udah mau mulai. minggir, lo berdua ngalangin jalan!"

Wih ada apa tuh?!

Ngapain Sam nyamperin mereka!

Dia cemburu kali.

Ah ga mungkin, Sam itu sahabat karibnya Putra jadi ga mungkin nikung temen sendiri!

Sam benci situasi ini, dimana banyak orang yang terang-terangan membicarakan buruk tentang dirinya. Rahang nya mengeras namun tatapannya masih lurus ke depan enggan menghadap dua sejoli di hadapannya.

"Eh tembok berjalan lo pikir sekolah ini milik nenek moyang lo apa!" Ucap Syila sengit.

Putra tersenyum miring "Kenapa? Lo cemburu?"

Samuel tidak menjawab ucapan keduanya dia berjalan ke celah antara Syila dan Putra membuat keduanya masing-masing menepi. Dia melengos pergi tanpa menengok ke belakang sedikit pun.

"Temen kamu kenapa sih? Terus maksud kamu apa, nanya dia cemburu apa ngga?" Syila menyerbu Putra dengan berbagai pertanyaan di kepalanya.

"Ga penting, mending kita ke lapangan sekarang, upacara mulai lima menit lagi!"

"Ck, yaudah deh tapi nanti kamu harus jawab semua pertanyaan aku. Titik ga pake tanda petik."

Putra mengacak rambut Syila gemas, "Iya sayang."

"Ga pacaran juga manggilnya sayang-sayangan."

"Emang mau?"

"Mau."

My Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang