CHAPTER 13

63 7 3
                                    

Bel pulang sekolah terdengar merdu ditelinga, semua warga sekolah bersiap kembali ke alamnya masing-masing.

Syila tak henti menerbitkan senyumnya sejak pagi, hatinya berbunga-bunga karena asmara, bahkan dia tidak peduli dicap gila permanen oleh Nanta. Semua ini karena pacar pertamanya.

Nanta memutar bola matanya malas, "Gigi lu ga kering, dari tadi senyum mulu."

"Apasih Nan, ga suka banget liat sahabat lo yang kece badai ini bahagia."

"Najisin."

"Gue aduin Bunda ya, lo bicara kasar terus sama gue."

"Serah lu kambing."

"Yaudah beneran gue telpon nih."  Syila mengambil handphone yang ada disaku seragamnya, tangannya bergerak lincah diatas handphone lalu menempelkan benda pipih itu pada telinganya.

Mampus lu gue kerjain, Batin Syila

Syila melirik Nanta yang mulai gelisah, Oke dia akan memulai akting abal-abalnya,

"Assalamualaikum Bunda, apa kabar atuh. jadi gini Bun, Syila mau-"

Nanta memelototi Syila sambil memasang wajah garang mengisyaratkan agar Syila menutup telponnya, Matiin telponnya atau tubuh lo yang gue cincang jadi lima.

Syila nyengir, mengangkat dua jarinya didepan Nanta.

Hoo gampang tertipu kau istaka, Batinnya tertawa.

"Pulang sono, pusing kaki gue kalo ada lo."

"Mana ada kaki bisa pusing zeyeng,"

"Gara-gara temenan sama lo nih, gue jadi kebawa-bawa sarap."

"Iya Nan iya, dahlah males dinistain mulu."

"Ayo pulang!" Suara tegas itu berasal dari Putra membuat perdebatan Syila dengan Nanta terhenti.

Kenapa Putra membentaknya, apa dia berbuat salah, tapi sepertinya dari pagi sampai pulang sekolah semua baik-baik saja. Putra lebih sibuk dengan urusannya bahkan selama dikelas dia tidak mengajak Syila mengobrol sedikit pun.

"Gosah ngegas kali, gue cabut Syil." Nanta melirik Putra tajam sebelum akhirnya berlalu pergi.

"Kamu kenapa? Aku ada salah ya? Kalo ada aku minta maaf." Syila berkata pelan, dia takut memperburuk suasana, mungkin mood Putra sedang tidak baik.

"Lo mau gue anterin pulang ga? Kalo ga yaudah gue balik duluan."

Apa ini. Kenapa Putra bersikap kasar padanya, dia lebih dingin dan temperamen. entah kenapa melihat Putra seperti ini membuat hati Syila merasa sesak.

"Mau." Lirihnya.

"Yaudah cepet." Putra berjalan duluan tanpa menunggu Syila yang masih diam pada pijakannya.

Gue ada salah kah? Hati gue ko ga terima ya dia cuek kaya gitu.

Lamunan Syila terbuyar saat ada orang yang menyenggol lengannya, orang itu mendekat memperkikis jarak, kepalanya ia dekatkan pada telinga Syila, membisikkan sesuatu namun berhasil membuat Syila merinding dibuatnya.

"Lo mau kejar dia apa diem aja kaya patung pancoran."

Hm dari suaranya gue tau nih siape, pasti si muka pasaran. Batin Syila.

Setelah mengucapkan kalimat yang sukses membuat Syila sedikit salah tingkah, Samuel berjalan duluan didepan Syila dengan santainya membuat Syila gondok setengah mampus.

Awas aja lo, gue bales entar.

Syila tersadar bahwa dia sudah tertinggal jauh oleh Putra, Putra melangkah sendiri tanpa menunggu Syila, Putra berubah dan itu membuat Syila down seketika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang