Gerandong Dapur

648 99 6
                                    

Junghwan bangun dengan keadaan lapar. Dia baru ingat jika sepulang dari ekskul karate tadi sore tidak sempat makan dan langsung tidur.

Jam beker di mejanya menunjukkan pukul 23.46 WIB.

"Ahhh masak mie ajalah, laper banget ini" dengan keadaan masih setengah sadar, Junghwan bangkit dari kasurnya dan pergi keluar untuk ke dapur asrama yang ada di pojok selasar.

Jaraknya lumayan, 10 kamar dari kamar Junghwan.

"Ih gila, ini gelap banget. Gue berasa lagi syuting dunia lain" racau Junghwan sambil terkikik geli dengan imajinasinya sendiri.

Dengan senter dari hpnya, dia menelusuri selasar asrama yang sudah sangat sepi. Bahkan lampu dapur juga ikut dimatikan.

"Lah goblok! Gue kelupaan bawa mie dari kamar. Yaudahlah gue embat mienya orang aja, pumpung gak ada yang tau"

Brak

"Siapa?" Tanya Junghwan was was.

Hening, tidak ada jawaban.

Dia takut kalau ada orang yang nge-gap dia sedang mengambil mie orang lain diam-diam. Bukan takut karena setan.

Kalo setan mah, tinggal kabur udah kelar. Lah kalo ketahuan ngembat mie? Bisa musuhan 7 turunan, urusannya ribet kalo sama manusia - Junghwan Gunawan

Cit cit cit

Suara tikus, Junghwan bernafas lega dan meneruskan kegiatannya memilih mie yang ada di kabinet atas dapur asrama. Cukup takjub dengan kelengkapan koleksi mie yang ada disitu, membuat Junghwan bingung memilih.

"Bikin yang mana ya? Emmmm kare spesial enak keknya. Eh tapi mie soto tambah jeruk nipis asoy juga. Ambil rendang aja deh-ASTAGFIRULLAH BAPAK!" mie rendang yang dipilihnya terbang, terlempar sia-sia saking kagetnya.

Ada penampakan besar berwarna hitam saat dia balik badan.

Junghwan sudah siap dengan kuda-kuda karatenya dan berkomat-kamit membaca ayat apapun yang muncul di otaknya saat itu.

"Hayo maju lo dedemit kurang ajar! Mie gue ilang padahal belum dimakan, minta gue tempeleng pake jurus apa hah?! Sini lo biar gue kasih coba jurus rahasia ala bapak gua"

Ctik

Lampu dapur menyala.

"He ngapain lo bajigur!" Doyoung melongo melihat Junghwan yang sedang berpose seperti siap memukul.

"LOH! BANG DOYOUNG!" Keduanya diam, saling menatap.

"Ngapain lo anjir? Bikin orang jantungan aja lo. Untung gak jadi gue serampang sapu tadi" Doyoung duduk di salah satu kursi kayu samping kulkas.

Sapu yang dibawanya di jatuhkan begitu saja. Masih shock, dia kira Junghwan tadi maling atau gak setan.

"Lah lo juga ngapain kesini bang?" Tanyanya balik.

"Ya mau makan lah dodol, gue kebangun tadi"

"Eh, lo mau masak mie gak bang?"

"Hooh, kenapa?"

Junghwan tersenyum penuh arti.

"Hehe, lo gak ada niatan buat sedekah mie gitu bang? Tadi pas keluar kamar gak sempet ambil mie, pas udah berhasil ngembat. Eh mienya ilang" jelas Junghwan, Doyoung hanya mengangguk-angguk.

"Angguk-angguk doang nih, gak mau ngomong iya atau apa gitu?" Sinis Junghwan.

"Iya iya, sono ambil mienya. Stok mie gue yang rasa soto doang ambil aja" Junghwan langsung gercep mengambil 2 mie soto yang memang stoknya paling banyak di kabinet.

Pukul 00.32 WIB, mie soto di mangkok Junghwan dan Doyoung sudah ludes. Suasana asrama masih sama, sepi dan remang-remang. Doyoung sempet sih nyalain lampu selasar, tapi beberapanya ada yang mati lagi.

"Wan, lo lagi setres banget mau ujian karate? Lo bisa cerita ke gue, daripada entar lo pendem sendiri jadi gila kayak tadi"

"Kagak elah bang, tadi gue sempet liat bayangan item-item gitu. Mana bayangannya gede, munculnya gak pake permisi. Efek kaget, gue lempar itu mie rendang hasil embatan. Reflek, jurus jitu ala bapak gue ikutan keluar juga" penjelasan yang sedikit diluar dugaan bagi Doyoung.

"Bayangan item gede? Itu apaan wan?" Hawa dapur asrama berubah menjadi dingin dan agak sesak.

Doyoung merinding, tapi kenapa adik kelas bongsor didepannya ini santai santai saja?

"Ya gak tau, gerandong kali. Gue tadi masih setengah sadar, jadi gak ngajak kenalan dulu" jawab Junghwan santai.

"Ya rabbi wan, lo kok ganteng-ganteng kolot sih. Apa faedahnya lo ngajak kenalan demit?!" Sambil menggeser kursi lebih dekat, Doyoung menempeleng kepala Junghwan gemas.

Saat itu juga, Junghwan melihat dengan jelas bayangan hitam besar yang tadi dia lihat muncul dibelakang Doyoung.

"Bang bang bang bang bang, tuh tuh liat! Gerandong yang tadi muncul lagi!" Dengan heboh, Junghwan menunjuk ke arah belakang Doyoung.

"AAHHHHH JUNGHWAN TAHEK! GUE GAK MAU TEMENAN SAMA LO LAGI!" Doyoung kabur.

Keesokan harinya badan doyoung panas dingin seharian. Tapi Junghwan masih sehat wal afiat.

---

Lanjut gak nih slur?

*Junghwan si Gerandong addict

*Junghwan si Gerandong addict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Voorspelling || TREASURE13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang