Jeongwoo merasa sangat capek, matanya susah untuk terbuka, perutnya sakit, kepalanya pusing.
"Mas?! Halo mas?! Pak, yang ini udah sadar pak!"
Begitu berhasil membuka mata, Jeongwoo langsung bisa melihat suasana kacau yang sangat asing baginya. Dan, dia ada di dalam mushola asrama? Kok bisa?
"Ayo ini diminum dulu mas!" seorang laki-laki berjenggot lebat mendatanginya dengan tergesa-gesa sambil memberikan secara paksa segelas teh panas.
"Masih panas ini pak ya Allah" keluh Jeongwoo setelah memegang gelas bening ala warung kopi yang diberikan padanya.
Dia tidak habis pikir sama bapak-bapak di hadapannya ini.
Dikiranya gue mau atraksi kali dikasih minum beginian - Jamaludin Jeongwoo Sutoyo.
"Minum aja dulu mas, biar setannya nanti kepanasan"
Gemes banget pingin gue tarik aja tuh jenggot - Jamaludin Jeongwoo Sutoyo.
Seruput
"Panas pak!" Keluh Jeongwoo sambil melotot kesal ke bapak-bapak di hadapannya.
"Alhamdulillah mas, pak yang ini udah normal!"
Bener-bener ini manusia jenggot bikin kesel mulu - Jamaludin Jeongwoo Sutoyo.
"Mas ini angka berapa?" Bapak-bapak itu menggerak-gerakkan jarinya dengan cepat.
"BAPAK INI KOK BIKIN SAYA EMOSI TERUS SIH?! MATA SAYA BISA JULING KALO KAYAK GITU ASTAGFIRULLAH!" Jeongwoo ngamuk, bapak-bapaknya kaget.
"Eh-hehe i-iya mas, masnya udah boleh keluar"
"Ha?"
Jeongwoo di tuntun, dan diantar sampai keluar mushola oleh bapak-bapak jenggot yang bikin emosi itu.
"Nah mas, kalo nanti masnya ngerasa kayak mau kesurupan lagi, langsung lari kesini ya. Saya selalu ada buat mas kok hehe" bapak-bapak itu lalu masuk ke dalam mushola, meninggalkan Jeongwoo yang tambah emosi.
....
Ruang serbaguna masih penuh berisikan para penghuni asrama yang takut untuk kembali ke kamar masing-masing.
"Gue ngeri tidur di kamar"
"Eh, entar gue numpang di kamar lo aja deh"
"Duh laper"
Suara-suara itu membuat Jeongwoo ingin tahu sebenarnya ada apa di ruang serbaguna asrama itu. Kenapa ramai sekali? Apakah ada acara yang dia tidak tahu?
Dengan rasa penasaran yang tinggi, Jeongwoo langsung masuk sambil membuka pintu tergesa-gesa.
"Ada apaan nih?!" Tanya Jeongwoo semangat sambil menatap semua orang yang kini anehnya menatap dia.
Ruangan menjadi sunyi.
"AAAAA!!"
Secara serempak semua orang di dalam ruangan serbaguna itu berteriak. Jeongwoo semakin tidak paham dengan situasinya, dia maju selangkah.
"STOP! LO JEONGWOO APA DEMIT JADI-JADIANNYA JEONGWOO?!" Salah seorang teman sekelasnya maju sambil memegang sepatu di tangannya dengan pose siap melempar.
"GUE JEONGWOO LAH ANYING, APAAN SIH?!" Semua orang saling pandang.
"Kalo gitu, gue tanya. Nama bapak gue sapa?" Tanya Jaehyuk yang berdiri diantara kerumunan.
"Ah elah, Supriyadi! Ini lagi nge-prank gue ya?"
Hening lagi.
"Jawaban dia bener, terbukti dia Jeongwoo ori" lanjut Jaehyuk sambil menghampiri Jeongwoo yang masih tidak paham dengan situasi saat ini.
Dengan cepat orang-orang langsung bersikap seperti biasanya, tidak ada teriakan, tidak ada pose siap melempar sepatu. Tapi masih dengan mata yang siap mengawasi Jeongwoo lekat-lekat.
"Orang-orang pada kenapa dah?" Tanya Jeongwoo yang di jawab Jaehyuk dengan tawa gugup.
"Sini woo, duduk dulu" ajak Jaehyuk.
11 orang yang duduk bergerombol di ujung ruang serbaguna itu kini sedang mengamati saksi serta korban pembuat gempar asrama dengan drama kesurupan massal shubuh tadi. Tidak lain, dan tidak bukan, Jamaludin Jeongwoo Sutoyo.
"Jadi? Ada yang mau kasih tau gue ada acara prank apa hari ini?"
"Lo tadi kesurupan woo" ucap Junkyu pelan.
"Hah? Masa? Gue kesurupan hahaha, KOK BISA SIH?!"
"Pak Ucok ngeliat lo, sama 29 anak lainnya, termasuk si Haruto, lagi telanjang dada sambil lari-larian gak jelas di lantai 6. Pas ditegur, dikirain lo semua lagi pada mabuk, eh ternyata lagi pada kesurupan" jelas Hyunsuk.
Jeongwoo menganga.
"Terus lo dan semua anak yang kesurupan ngejar pak Ucok sampe kantor satpam. Tau dah gimana ceritanya lo semua yang kesurupan akhirnya di kunciin di mushola, sampai pak ustadz gang samping bantuin buat nge-ruqyah lo pada satu-satu" lanjut Jihoon yang membuat Jeongwoo semakin terkejut.
"Gue tadi sempet liat lo salto bang waktu di ruqyah sama pak ustadz" celetuk Junghwan geli.
Semua yang mendengarnya tertawa, kecuali Jeongwoo. Dia sendiri tidak percaya bahwa dia bisa salto. Sehebat itu efek samping kesurupan yang di dapatnya.
"Eh, Haruto gimana? Udah gak nangis-nangis lagi tuh anak?" Tanya Yedam ingin tahu.
"Kagak tau bang, tadi gue langsung keluar aja dari mushola. Malahan gue baru tahu kalo gue bangun di mushola itu ya gara-gara abis kesurupan. Gue cuma lihat dan sadar pemandangan bang Hendery lari-lari muterin mushola"
Lagi-lagi reaksi yang diterima Jeongwoo adalah tawa dari 11 orang di hadapannya ini.
"Emang gimana ceritanya lo semua jadi kesurupan? Apa iya lo ada aneh-aneh sama itu sesajen yang semalem gue bilang di grup woo?" Mashiho berhenti tertawa dan memandang Jeongwoo ingin tahu.
"Gak tau bang, seinget gue semalem Haruto bangunin gue sebentar tanya bau-bau gitu. Tapi guenya cuma setengah sadar, terus bangun-bangun gue udah di mushola" jelas Jeongwoo sambil mencoba mengingat-ingat urutan kejadian semalam.
Semuanya hanya ber-oh ria dan sibuk dengan pikirannya masing-masing sampai....
"Fix, lo semua buruan ajarin gue baca ayat kursi hari ini!" Yoonbin tiba-tiba berdiri dan menatap satu persatu temannya.
"Lah, ngapa lo?" Heran Yoshi.
"Ya gue mau jaga-jagalah, kali aja gue ketemu demit nanti" Ucap Yoonbin bersungguh-sungguh.
"Bang, lo kan kristen" Doyoung menimpali dengan bingung.
"Oh iya, lupa"
"Emang minta dipukul nih budak satu"
---
Hai semua, Voorspelling asli balik nih 🤪. Makasih yang masih ngikutin work garing ini hahaha.Btw orenji enak banget woy huhu, si asahoy bisa aja bikin lagu seenak itu. Mana Mmm juga asik banget. Udahan dulu, kiss bye untuk kalian semua.
Bonus ekspresi Jeongwoo yang gemes sama pak jenggot