"Ayah tidak bisa selalu berada di sisimu maka dari itu ayah harap kamu bisa rukun dengan ibu tiri ya?"
Begitulah kata ayahku sebelum dia menikah lagi. Awalnya, kukira aku yang salah menilai Charlotte. Ternyata aku benar. Dia menikahi ayahku bukan berdasarkan cinta, namun uang. Ia menikah dengan ayahku hanya karena ia tidak mau hidup dalam kemiskinan. Ia pura-pura baik didepan ayah, namun saat ayah berbalik badan, bisa kulihat sifatnya yang asli.
Aku tidak sudi memanggil dia ibu.
Semenjak ibu kandungku meninggal, aku tidak pernah merasakan lagi rasa kasih sayang dari seorang ibu. Charlotte? Dia tidak suka denganku. Dia tidak peduli denganku. Yah.. Aku tidak apa-apa dengan itu, siapa juga yang mau dengan ular sepertinya. Aku bersyukur ayahku masih ada disini tapi karena ayah jarang ada di rumah, aku juga merasa jauh darinya. Ah kabar kakak bagaimana ya? Aku merindukannya..
Saat ini aku sedang berada di taman yang tak jauh dari rumahku. Taman yang dihiasi dengan pohon-pohon berdaun maple di musim gugur dan angin sepoi-sepoi ditambah dengan pemandangan yang indah. Tempat ini yang selalu aku kunjungi saat aku merasa sedih.
Lebih baik aku pulang sekarang, aku sudah cukup lama disini. Aku beranjak dari bangku taman, kulihat di sekelilingku aku mendapati anak-anak sedang bermain dengan teman-temannya, orangtua mereka tersenyum dan berbincang-bincang.
Mereka terlihat bahagia.Sayangnya kebahagiaan tidak akan terus ada untuk selamanya.
Aku tersenyum sedih dengan pikiranku sendiri. Kurasa aku tidak seperti dulu lagi. Saat aku masih kecil, aku adalah gadis yang optimis. Sekarang? Aku berubah. Pikiranku mulai matang. Aku tahu sekarang, tidak baik untuk berharap terlalu tinggi. Kadang realita tidak sesuai dengan harapan.
Tidak bisa kubayangkan masa depanku nanti. Aku hanya bisa pasrah dan menunggu.
Beberapa menit kemudian, aku sudah sampai di depan pagar rumah. Petugas keamanan mendekat lalu membukakan pintu pagar dan mempersilahkanku untuk masuk, "Selamat datang kembali Nona Kora." Aku tersenyum dan masuk ke dalam rumah.
Pelayan yang ada di ruang tamu membungkukkan badan mereka dan lagi aku tersenyum. Ayah dan ibu kandungku mengajariku untuk bersikap baik ke semua orang meskipun status mereka lebih rendah. Aku masih ingat, ayahku selalu mengatakan, "Semua orang sama, mereka juga manusia seperti kita."
Ayahku memang adalah orang yang baik, dia tidak sombong meskipun ia adalah seorang pejabat dari sebuah perusahaan yang besar. Sungguh, aku bersyukur punya ayah sepertinya, tapi kenapa ia harus dipertemukan dengan Charlotte? Ular itu tidak pantas untuk ayahku. Ayahku seharusnya mendapatkan yang lebih baik dari itu, tapi takdir berkata lain..
Dan disanalah dia. Sedang duduk diatas sofa sambil minum anggur. Aku tidak memedulikannya dan langsung ke kamarku.
Aku berbaring di atas kasurku dan menatap ke langit-langit. Setiap hari selalu begini. Beberapa menit kemudian, aku yang baru saja akan tidur, di hentikan oleh suara ketukan dari pintu.
Mungkin saatnya untuk makan siang. Aku beranjak dari kasurku dan membuka pintu. Terlihat seorang pelayan tersenyum, "Nona Kora, saatnya makan siang. Tuan Adler sedang menunggu anda di ruang makan," lalu ia pergi meninggalkanku yang masih setengah sadar ini.
Ayah sudah pulang? Sejak kapan? Kenapa tidak memberitahuku dulu? Ah sudahah, aku harus bertemu dengannya.
Sesampainya di ruang makan, kulihat ayah dan Charlotte sedang menikmati hidangan yang sudah disiapkan. Aku hanya duduk sambil menghadap ke bawah, pertanyaan-pertanyaan di dalam pikiranku membuatku melamun dan seketika aku kembali ke realita setelah mendengar suara ayahku.
"Kora, ada apa nak? Apakah kamu tidak lapar?" Tanya ayahku. Aku melirik ke Charlotte yang menatapku dengan sinis. Karena aku tidak suka berkelahi, aku hanya menggelengkan kepalaku dan mulai makan.
Hidangan yang kusantap siang ini terasa hambar karena ular itu. Bagaimana tidak? Tatapannya berusaha menusukku dan untung saja mata itu tidak setajam milik ayah maupun Kiro saat marah. Jadi usahanya untuk mengintimidasiku sangatlah sia-sia.
Aku jujur senang kalau menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kusayangi seperti sekarang ini. Tapi rasanya sudah berbeda semenjak semuanya berubah. Saat ibuku masih hidup, ia yang selalu memasak meskipun kita punya koki pribadi. Aku paling suka masakan ibu apalagi saat dimakan bersama.
"Sayang kalau kamu tidak nafsu makan, jangan paksakan dirimu. Apakah kamu sakit? Mau ke dokter?" Tanya ayah lagi-lagi. Rasanya ingin menangis terharu aku bisa merasakan kepedulian dari ayahku. Sangat jarang sekali bisa seperti ini. Ah tidak, aku tidak akan menangis. Aku tidak ingin ular itu menganggapku lemah.
"Aku baik-baik saja ayah," kataku dengan suara 'ceria' yang palsu.
"Oh baiklah. Ayah pulang mendadak karena ayah ingin memperkenalkan seseorang kepadamu," ujar ayah. Seketika aku diam sejenak.
Dia tidak akan menyuruhku untuk menikah kan? Bagaimana kalau orang itu jarak umurnya sangat jauh dariku? Bagaimana kalau dia tidak suka denganku? Ah aku tidak ingin menikah, aku belum siap!
"Apakah ayah akan menjodohkanku?" Tanyaku sambil melihat ayah. Ayahku yang wajahnya datar kemudian tertawa kecil.
"Tidak sayang. Ayah tahu kau tidak akan terima kalau dijodohkan. Ayah sendiri tidak suka dengan hal seperti itu. Ayah lebih suka kalau kamu menikah dengan orang yang benar-benar kau sayangi maupun sebaliknya."
Aku mengangkat satu alisku. "Oh, kalau begitu ada apa? Jangan bilang kau akan memberikanku seorang pengawal lagi," kataku lalu menghela napas.
Terakhir kali aku mempunyai pengawal adalah tiga bulan yang lalu. Jika dihitung, sudah lebih dari 6 kali pengawal-pengawal sebelumnya yang keluar. Alasannya? Mereka tak tahan dengan Charlotte.
"Ya, itu benar. Tapi ayah jamin, kali ini ia berbeda dari pengawal-pengawal sebelumnya. Ya sudah, ayah ke kantor dulu ya," ujarnya lalu beranjak dari kursi dan meninggalkanku dengan Charlotte berjalan mengikutinya. Aku mengangguk tanpa membalasnya.
Jika yang dikatakan ayah itu benar, apakah aku bisa seperti dulu lagi? Aku tidak tahu. Aku tidak mau mengharapkan yang lebih.
-To be continued-
++++
A/N: Chapter pertama sudah selesai! Terima kasih buat teman ane yang ngasi ide UwU lop u (as a f r i e n d) I'm not a pro writer jadi maaf kalau penulisannya ga tepat :')
-nuggetLizard
++++
Don't forget to vote and comment! Jangan jadi hantu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
Romance"Aku ingin kamu mencintaiku." Orang datang dan pergi, mengapa dunia tidak mengizinkan manusia agar bisa bersama selamanya? Tidak bisa dimengerti bahwa seseorang yang begitu kau sayangi akan meninggalkanmu. Namun semesta terkadang bertindak semaunya...