Sick (pt. 3)

2.2K 195 46
                                    

🌟 Seonghwa x Hongjoong 🌟

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Di tengah malam, Seonghwa terbangun saat merasakan Hongjoong bergerak-gerak di sisinya. Semalam keduanya betul-betul tertidur dengan posisi saling memeluk. Kini Seonghwa membuka mata dan kantuknya sontak menguap dalam waktu singkat, didapatinya Hongjoong telah basah oleh keringat dingin.

“Hongjoong, kau baik-baik saja?” Seonghwa berucap pelan, seraya mengusap-usap wajah Hongjoong posesif.

Raut wajah Seonghwa dipenuhi kecemasan, tapi setelah itu berubah kalut begitu menyadari suhu tubuh Hongjoong lebih tinggi dari yang terakhir kali diingatnya.

“Hongjoong,” Seonghwa kembali memanggil, tapi tak mendapat jawaban. Hongjoong terlihat tak tenang, napasnya berat dan tak beraturan, peluh membasahi dahi serta sebagian rambutnya, amat lirih terdengar suaranya yang mengerang sarat akan lara.

Seonghwa kian cemas, jadi dia kemudian menumpukan lengan ke sisi Hongjoong dan mendekat. “Hongjoong,” dia mencoba memanggil sekali lagi, kali ini dengan lebih lembut, nyaris berbisik ke telinga si pemuda. “Buka matamu. Ini aku, Seonghwa.”

Lalu, perlahan-lahan Hongjoong akhirnya membuka matanya. Dengan sayu dia melirik ke arah Seonghwa.

“Seonghwa,” Hongjoong berkata setengah mendesah. Napasnya masih berat dan mimik wajahnya tak tampak lebih baik sehingga Seonghwa pun belum bisa tenang.

“Apa ada yang sakit?” Seonghwa bertanya cepat, dan dilihatnya Hongjoong lagi-lagi mengerang.

Hongjoong memejamkan matanya dan lambat-lambat menjawab dengan suara teramat kecil, “Dingin.”

Detik itu juga Seonghwa lekas menoleh ke sana kemari. Dia menarik selimut agar menutupi seluruh tubuh Hongjoong, setelah itu turun untuk mengambil selimut lain di tempat tidurnya. Namun, kelihatannya itu pun belum cukup.

Seonghwa berinisiatif mengambil obat untuk Hongjoong, paling tidak pereda nyeri. Akan tetapi baru saja membalikkan badan, mendadak tangannya dicekal.

“Di sini saja,” terdengar suara lemah Hongjoong.

“Hanya sebentar,” kata Seonghwa, “aku hanya akan mengambil obat, Hongjoong.”

“Jangan pergi, Seonghwa,” Hongjoong berkata lagi yang bagai sebuah hantaman untuk Seonghwa.

Namun Seonghwa mesti meneguhkan diri. “Aku akan segera kembali,” dia berkata sebelum melepaskan tangan Hongjoong dan cepat-cepat berjalan keluar.

Sembari mengambil obat, Seonghwa tak lupa mengganti air kompres di baskom dengan yang baru, mengambil termometer dan menyiapkan segelas air hangat untuk Hongjoong meminum obatnya. Dia mondar-mandir sendirian layaknya seorang ibu tunggal yang kerepotan mengurus bayi.

바Rㄱ & 기M's Secret (Sequel of Dearest) | ATEEZ SeongjoongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang