Part 3: Siapa Dia?

14 1 0
                                    

    Hari ini langit terlihat sangat cerah. Sany terlihat sedang memikirkan sesuatu, ia sedang duduk di depan meja belajarnya.
   
    Begitu juga dengan Raya di kamar sebelah. Ia duduk di atas kasur. Mereka berdua memikirkan hal yang sama.

     "Raya, aku boleh masuk?" Tanya Sany sambil mengetuk pintu penghubung.

    "Tentu saja" balas Raya mempersilahkan. Sany pun langsung masuk dan duduk di samping Raya.

    "Raya, kamu sedang apa? Apa kau melamun?" Tanya Sany penasaran.

     "Tidak" Jawabnya singkat.

     "Kau sedang memikirkan apa?" Tanya Sany lagi.

     "Hal yang sama setiap hari" Raya menatap Sany.

     "Aku juga sama" Sany memalingkan wajah ke arah pintu keluar.

     Tiba-tiba mereka mendengar suara jeritan dari bawah. Itu suara orang tua mereka. Mereka berdua langsung berlari ke sumber suara.

    "Apa yang terjadi?" Raya terlihat panik melihat ruang tengah berantakan.

    "Aku juga tidak tau" Sany tak kalah panik.

    "Dimana mamah dan papah?" Raya sudah mengelilingi ruangan tapi tak mendapatkan orang tuanya.

    "Mereka kemana?" Sany terlihat sangat khawatir dan cemas.

Sany Pov:

    Sebenarnya apa yang terjadi padaku dan keluargaku? Mengapa semua ini terjadi pada kami? Mengapa?

    "Raya, kau dengar sesuatu?" Tanyaku pada Raya yang sedang terduduk lemas di sofa. Aku mendengar suara perempuan.

    "Tidak, eh tunggu, aku juga dengar" Ucap Raya. Kami melihat ke arah dapur.

    "Siapa disana? Mah, Pah" teriakku. Tidak ada jawaban.

    "Biar aku lihat" Raya beranjak dari sofa.

    "Tidak. Aku juga ikut" pintaku. Raya hanya mengangguk. Baru 3 langkah kami berjalan, tiba-tiba...

    "Sany, Raya. Kalian kah itu?" Terdengar suara perempuan memanggil kami.

    Suara itu terdengar lagi. Kami mengurungkan niat kami. Itu sama sekali bukan suara mamah. Aku dan Raya langsung berlari menuju kamarku.

    "Raya, kunci pintu kamarmu dan pintu penghubung" ucapku sambil mengunci pintu kamarku. Raya langsung berlari menuju kamarnya.

    "Siapa dia kenapa dia kenal kita?" Tanya Raya yang sudah datang kembali.

    "Aku juga tidak tau" ucapku bergetar.

    Kami berdua bersembunyi dibalik selimutku. Aku sangat takut, begitu juga dengan Raya.

    Siapa wanita itu? Kemana mamah dan papah? Apa yang sebenarnya terjadi?

Author Pov:

    Tiba-tiba saja lampu kamar mati. Sany dan Raya sangat takut, mereka berdua mengira bahwa ada maling di rumah mereka.

    "Apa aku manakuti mereka?" ucap wanita berambut pirang dan bermata amber, ia sangat cantik.

    Wanita itu merapihkan ruang tengah, ia memakai tudung hitamnya lalu menghilang.

    Dikamar, Sany sudah menghubungi mamah. Mereka akan segera datang.

    Lima menit kemudian, mamah dan papah sudah datang. Mereka mengetuk pintu kamar Sany.

    "Sayang, ini mamah, nak" ucap mamah seraya mengetuk pintu.

    "Mamah, papah" teriak Sany dan Raya dari dalam, dan pintu kamar terbuka. Kedua anak itu memeluk orang tuanya dengan sangat erat.

    "Apa yang terjadi?" Tanya papah khawatir

    "Saat kami sedang dikamar Raya, tiba-tiba kami mendengar suara perempuan menjerit. Kami kira itu suara mamah. Kami langsung berlari ke bawah, saat sampai ruang tengah, disana sangat berantakan. Lalu kami mendengar suara perempuan bersenandung di dapur, kami pikir itu mamah. Tapi saat kami dengar lagi, ternyata itu bukan mamah. Kami sangat takut" Sany menjelaskan. Matanya berkaca-kaca, sedangkan Raya sudah menangis.

    "Tapi, ruang tengah sama sekali tidak berantakan" ucap papah heran.

    "Tidak mungkin. Kami melihatnya sendiri" ucap Sany sambil melihat ke arah Raya.

    "Iya benar. Sofa, kursi, meja. Semua tidak tertata Rapih. Bantal ada dibawah dan..." Raya tidak sempat menyelesaikan penjelasannya

    "Ikut papah" ia membawa kedua putrinya ke ruang depan. Mamah memgikuti dari belakang.

    "Lihat. Di sini Rapih. Tidak seperti yang kalian katakan" ucap papah sambil menunjuk ruangan yang sebelumnya berantakan menjadi sangat rapih.

    "Apa! Bagaimana mungkin" Raya dan Sany terkejut. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

    "Mungkinkah wanita itu yang merapihkannya?" Ucap Raya polos.

    "Tidak mungkin" sengkal Sany.

    "Lebih baik kalian istirahat.  Mungkin kalian berhalusinasi karena lelah" ucap mamah lembut

    "Tapi mah, pah..." ucap Sany tidak selesai.

    "Benar kata mamah. Lebih baik kalian istirahat" ucap papah seraya memegang pundak Sany.

    "Baiklah" ucap Sany dan Raya.

    Mamah dan papah menemani mereka dikamarnya. Sany dengan papah sedangkan Raya dengan mamah. Akhirnya mereka pun tertidur. Mamah dan papah menuju ruang tengah

    "Kalian belum bicara dengan mereka?" Tanya seorang wanita bertudung yang tiba-tiba muncul di ruang tengah.

    "Maaf kan kami" ucap mamah sambil menunduk

    "Kami tidak siap" ucap papah.

    "Tapi ini sudah saat nya mereka masuk sekolah itu" ucap wanita itu lagi.

    "Kami tau itu" ucap mamah mengangguk.

    "Mereka harus mengembangkan kemampuan mereka" ucap wanita itu tegas. "Tapi..."

    "Ada apa, mba" ucap mamah heran.

    "Tolong jangan beritahu identitas asli mereka untuk sekarang. Biarkan mereka tahu sendiri nantinya" ucap wanita itu.

    "Baiklah" ucap mamah dan papah.

    "Bagaimana kabar...?"  Papah tak selesai bicara.

    "Dia baik-baik saja" ucap wanita itu tersenyum. Ia terlihat sangat manis dibalik tudungnya.

    "Mba sendiri bagaimana?" Tanya mamah juga tersenyum.

    "Aku baik. Sepertinya aku harus kembali sekarang. Kalian harus segera memberi tahu soal sekolah itu pada mereka" perintah wanita itu

    "Baiklah" ucap mamah dan papah. "Sampai jumpa" ucap mamah.

    Wanita bertudung itu langsung menghilang. Tak ada yang tahu apa hubungan wanita bertudung itu dengan mamah dan papah. Wanita itu sangat misterius.

     Sekolah apa yang dimaksud wanita itu? Kemampuan apa yang dimiliki Sany dan Raya? Siapa mereka sebenarnya?

_______________________

Maaf lama update nya...

Aku lagi sibuk banget. Ditambah buku catetan ceritaku hilang. Disana ada sinopsis cerita ini dan cerita lain.

Aku bikin cerita bukan hanya di wattpad tapi aku juga ngetik di laptop buat aku print dan aku kirim ke penerbit buku.

Kasih aku suport ya...

Maaf kalau ada typo-nya

♡Salam manis♡

☆nirafajfi☆

Dream's AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang