Recovery

3.6K 291 88
                                    


Xiao Zhan berjalan di sebuah padang bunga yang luas, ia mengenakan pakaian serba putih. Bunga warna warni terhampar begitu cantiknya. Dia bisa merasakan desiran angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya. Dia tidak kenal tempat itu dan berusaha menemukan sesuatu yang bahkan tidak dia ketahui. Tiba-tiba dari jauh, seseorang memanggil namanya.

"...Ying... Aying."

Xiao Zhan berusaha mencari asal suara. Suaranya begitu akrab di telinganya. Suara yang membuat hatinya rindu.

"Aying sayang. Kemarilah." Xiao Zhan menoleh, seorang wanita muda yang terlihat tidak lebih dari 30 tahun dengan gaun panjang putih duduk di bangku yang tidak terlihat oleh Xiao Zhan sebelumnya.

"Bibi siapa?" Tanyanya.

Wanita itu tersenyum hangat padanya. "Apa kamu lupa padaku?"

Xiao Zhan mencoba mengingat wajahnya yang tidak asing.

"Mama?"

Wanita itu tersenyum dan mengangguk.

Xiao Zhan berkaca-kaca dan segera menghampiri wanita itu. "Mama... Mama.. Aku sangat merindukanmu, Ma."

Wanita itu tersenyum lagi. "Maaf karena terlalu cepat meninggalkanmu. Kamu sudah sangat tinggi sekarang, Aying-ku. Kamu pasti sangat lelah. Ayo, beristirahatlah di pangkuan mama, Nak." kata wanita itu sambil mengisyaratkan Xiao Zhan untuk berbaring di pangkuannya. Xiao Zhan menatapnya, memindai wajahnya dengan cermat. Wajah yang selalu dirindukannya. Air mata Xiao Zhan tidak terbendung ketika dia dengan perlahan meletakkan kepalanya di pangkuan ibunya. Rasanya begitu hangat dan tenang.

"Tidurlah, cintaku. Cintaku yang manis, sayangku, hari telah usai." wanita itu mulai berdendang sambil membelai rambut Xiao Zhan dengan penuh kasih.

Xiao Zhan tersentak. "Aku pernah mendengar lagu ini."

"Ini lagu yang biasa aku nyanyikan untuk membuatmu tidur, anakku." Wanita itu tersenyum ketika dia terus bernyanyi. Tapi kali ini Xiao Zhan ikut bernyanyi bersamanya.

"Bulan di sini untuk mengucapkan selamat malam pada matahari. Kumpulkan selimutmu dan naik ke tempat tidur. Tutup matamu dan tundukkan kepalamu. Beristirahatlah sekarang dengan mimpi damai. Dari bintang yang berkelap-kelip dan sinar bulan yang bersinar. Mimpi indah sayangku, Mimpi indah cintaku, Mimpi indah hadiah berharga dari atas." Mata Xiao Zhan mulai berair lagi saat dia memeluk erat wanita itu.

"Mama." Xiao Zhan menangis lagi.

"Jangan menangis, anakku. Mama ada di sini. Jangan takut."

"Ma, Aying ingin tinggal bersamamu, Aying ingin berada di sisimu selamanya."

"Mama senang, putraku. Tapi kamu tidak bisa tinggal bersamaku. Setidaknya bukan sekarang."

"Kenapa? Aying sangat merindukan Mama. Aying tidak ingin berpisah dengan Mama." Xiao Zhan bersikeras saat dia memeluk wanita itu semakin erat.

"Anakku yang baik, Aying. Biarkan aku menunjukkan sesuatu padamu. Lihat di sana." kata wanita itu dengan lembut sambil menunjuk ke arah kejauhan. Xiao Zhan mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuknya. Matanya memicing berusaha fokus ke arah sosok di kejauhan itu. Perlahan-lahan sosok itu kian mendekat dan ternyata sosok itu bukan sosok satu orang, melainkan dua orang, seorang laki-laki dewasa dengan seorang anak yang digendongnya.

When Fate CallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang