Sebuah pertanyaan muncul di kepalaku saat dirimu menampakkan diri saat itu, 'apa yang kau cari di sini?'. Untuk apa seorang anak laki-laki datang ke kota mati yang sama sekali tidak terurus ini. Uji nyali? Mungkin saja. Jika itu benar, aku salut dengan nyalinya. Datang ke tempat seperti ini sendirian. Kota ini sudah lama tidak ditempati. Bencana alam benar-benar membuat kota ini seolah menjadi kota hantu sejak ratusan tahun lalu. Tidak sepenuhnya salah, sih. Siang hari matahari tetap ada, hanya saja selalu tertutupi oleh awan mendung. Anehnya, hujan jarang sekali terjadi.
Sekilas kulihat senyumanmu untukku
Walau saat itu kau belum mengenalku
Someday i will tell you cerita tentang diriku
Saat itu, kau berdiri di atas reruntuhan bangunan dan menatapku dari bawah sana. Kau menatapku dalam diam, seolah sedang menikmati pertunjukanku. Di sebuah kastil yang sudah tidak utuh, aku kembali bernyanyi dan tak jarang aku bergerak ke sana - ke mari menikmati alunan nada yang terputar.
Kau tersenyum. Manis sekali. Aku suka.
Sejak waktu itu hati kecil bicara
Dunia kan indah bila kita bersama
Aku membalas senyumannya tanpa menghentikan kegiatanku. Entah mengapa, aku merasakan ikatan yang sangat kuat denganmu. Aku menyukaimu, dan aku yakin perasaanku terbalas. Ini memang gila, tapi itulah yang kurasakan saat itu.
***
Dua tahun kemudian, kau datang kembali. Kali ini rambutmu berwarna abu, sangat indah terlihat di bawah cahaya bulan sungguh, tidak seperti manusia. Jarak kita juga tidak sejauh sebelumnya. Aku duduk di sebuah kursi sambil memainkan gitar. Kau datang dan berdiri tepat di hadapanku. Diam dan tersenyum menikmati alunan gitar yang kumainkan. Angin berhembus dengan tenang, aku dapat melihat rambutmu bergoyang dengan lucu.
Aku menikmati kehadiranmu. Tak ada satupun kata yang kelaur dari mulut kita hingga akhirnya kau bernyanyi, menyesuaikan sebuah melodi yang sedang kumainkan.
"someday... I wil.... Get you.. it doesn't matter what they say..."
Sebuah lirik keluar dari bibir indahmu. Aku terkejut mendengar suaramu. Ini pertama kali aku mendengarnya.
"Kau harus bertanggung jawab,"ujarmu. Kali ini kau tidak lagi bernyanyi. Aku mentapmu dengan tatapan bingung, "Kau sudah merampas hatiku, dan kau harus bertanggung jawab" sebuah kalimat klasik.
"Aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu," aku mengedipkan mata padanya, "it's about you tonight".
"Aku tidak mau mendengarnya," kau menyelaku, "would you open up your heart for me?" tanyamu.
"Kau sudah tau jawabannya bukan?" senyuman di bibirku tak pernah hilang.
"Kalau begitu jadilah milikku seutuhnya"
"Hehehehehe.... Aku tidak mau,"jawabku lagi.
Dapat kulihat rauh wajahmu berubah sangat drastis. Lucu sekali, rasanya ingin mencubit pipimu.
"Kembalilah lain waktu,"ucapku. Kau hanya mengangguk dan pergi begitu saja.
Someday I will get you
It doesn't matter what they say
Oh sungguh kau merampas hati
***
Sepuluh tahun kemudian, kau kembali datang kepadaku di puncak bukit, masih di kota mati yang sama. Kau sudah sangat dewasa, sangat mapan. Aku tersenyum menyambutnya. Rambutmu kembali berwarna hitam, tapi tidak mengurangi keindahannya. Ratusan bintang dan cahaya bulan menemani kita saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golcha Fanfiction
Randomkumpulan OTP wansyut golcha garis kerass bongbeom dongchan jangyoon!!!! Pair lain nyelip-nyelip