09

793 185 366
                                    

Waktu menunjukan pukul sepuluh malam, dan kini pria itu hanya menatap sendu pemandangan indah di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu menunjukan pukul sepuluh malam, dan kini pria itu hanya menatap sendu pemandangan indah di hadapannya. Sebuah meja yang dihiasi lilin-lilin cantik, serta makanan mewah yang dihidangkan dengan sempurna, lengkap dengan sebotol wine yang didampingi sepasang gelas bulat berkaki yang sangat cantik. Semua telah ditata sebegitu Indahnya.

Ya indah sekali.

Min Yoongi, pria itu tersenyum sendu saat mengingat kejadian dimana ia melihat wanita yang dicintainya tertawa bahagia bersama pria lain. Ah bukan, lebih tepatnya pria yang wanita itu cintai.

Hatinya kembali patah untuk kesekian kalinya.

Yang lebih menyakitkan adalah, malam ini, ia berniat akan menyatakan perasaannya pada wanita itu. Segalanya telah ia siapkan dengan sempurna, namun sayang, hasil yang ia dapat dari semua, hancur begitu saja.

Berawal dari ia yang mencoba menghubungi Miso berkali-kali, namun tak satu pun mendapat jawaban. Hingga berakhir memutuskan menjemput langsung wanita itu di kafenya.

Selama perjalanan, tak henti-hentinya ia menebarkan senyuman bahagia. Tak sabar ingin segera membuat kejutan untuk wanita tercintanya ; mengajaknya makan malam, sekaligus mengungkapkan perasaan cintanya secara resmi.

Harapannya cukup besar kali ini. Berharap keberuntungan akan berpihak padanya, membawa kebahagiaan tepat di hari ulang tahunnya.

Namun semua harapan itu harus sirna, sebelum momen yang dinanti itu terjadi. Bahkan di hari spesialnya sekalipun. Min Yoongi kembali kecewa, hatinya kembali hancur saat melihat kenyataan yang begitu menyakitkan di depan matanya.

Kebahagiaan masih tak berpihak padanya.

Min Yoongi kemudian berjalan ke arah samping, menatap sebuah meja kecil yang di sana telah ada sebuah kue dengan lilin yang cantik. Kue ulang tahunnya.

Ia tersenyum miris menatap kue tersebut. Tanpa disadari, cairan bening di pelupuk mata, telah meluncur bebas dengan tak tahu dirinya.

Min Yoongi, menangis.

Ini sangat menyakitkan! Menyadari bahwa wanita itu mengabaikan pesan dan panggilannya, karena ia tengah bersama pria lain ; pria yang dicintainya.

Haruskah aku menyerah?

Kini pria itu mendudukkan diri di atas lantai yang begitu dingin dengan tubuh yang bergetar menahan tangis yang pada nyatanya sudah tak tertahan.

Tak lama, seseorang tiba -tiba saja menepuk pundaknya membuat terkejut, sehingga dengan segera ia menghapus kasar air matanya, tak ingin ketahuan bahwa ia tengah menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak lama, seseorang tiba -tiba saja menepuk pundaknya membuat terkejut, sehingga dengan segera ia menghapus kasar air matanya, tak ingin ketahuan bahwa ia tengah menangis.

Kemudian ia bangkit dari duduknya dengan keadaan menunduk, tak ingin menunjukan matanya yang sembab.

"Silahkan bereskan semuanya," ucapnya tanpa melihat seseorang tersebut, yang diyakininya adalah seorang pelayan.

Namun keyakinannya salah, setelah mendengar seseorang itu bersuara, "Hyung?"

Pun akhirnya ia terpaksa menoleh dengan  menundukkan kepala. "Jungkook?"

"Menangislah hyung, jika itu bisa membuat hatimu sedikit lega."

Sepertinya usaha Yoongi menutupi kesedihannya kali ini, gagal. Karena ternyata  Jungkook telah mengetahuinya. Ya, pria kelinci itu melihat semuanya.

Jungkook tak sengaja melihat Yoongi berada di tempat yang sama, saat ia tengah bersama temannya. Ia mencoba mengikuti Yoongi yang ternyata menuju sebuah rooftop. Sebelumnya ia sempat bertanya pada seorang pelayan, apa yang pria itu lakukan, dan akhirnya pelayan itu pun menjelaskan semuanya.

Setelah mengetahui semuanya, Jungkook menghampiri pria malang itu, yang sudah terduduk di lantai dan menangis.

"Maafkan noona ku."

Yoongi hanya tersenyum menanggapinya.

Kini keduanya tengah berdiri sejajar, memandangi indahnya pemandangan malam kota Seoul.

"Aku yang terlalu memaksa." Yoongi akhirnya membuka suara.

"Maksudmu?"

"Ini salahku, karena mencintai wanita yang telah mencintai pria lain."

"Maksudmu, noona mencintai pria lain?" tanya Jungkook terkejut. "Siapa pria itu hyung?"

Yoongi kemudian menggeleng. "Kau tak perlu tahu," ucapnya, kemudian menepuk pundak putra bungsu keluarga Kim tersebut. "Tolong rahasiakan ini darinya. Jangan sampai dia tahu tentang ini."

Setelahnya dengan langkah gontai, Min Yoongi meninggalkan Jungkook yang tengah mematung di tempatnya, berusaha menebak siapa pria yang disukai oleh sang kakak.

Setelahnya dengan langkah gontai, Min Yoongi meninggalkan Jungkook yang tengah mematung di tempatnya, berusaha menebak siapa pria yang disukai oleh sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yoongi memasuki kamar membawa rasa sedih dan kecewanya. Ia membaringkan tubuhnya asal di atas ranjang, setelah sebelumnya ia melepas jas hitam yang dipakainya.

Kacau sekali keadaan pria itu saat ini, wajah sembab, surai yang berantakan, serta kemeja putih yang sudah tak rapi lagi. Ia memejamkan mata mencoba menenangkan hati dan pikirannya saat ini.

Namun tak berselang lama, ponsel dalam saku celananya bergetar menandakan adanya satu pesan masuk. Dengan segera ia meronggoh benda pipih itu, kemudian bangkit untuk membaca isi pesan tersebut.

Hey Yoong, selamat ulang tahun 🥳🥳🥳🥳 mianhe aku baru membalas pesanmu. Hari ini aku sibuk sekali :( Besok ayo kita bertemu, aku akan mentraktirmu makan sebagai hadiah ulang tahun.

Ada rasa senang di hatinya saat membaca isi pesan tersebut, namun tetap rasa sakit lebih mendominasi.

Gomawo.


°°°

Kimtaelul
020620

LOVE HIM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang