Sebelum membaca jangan lupa tekan ⭐ nya ...
Hampir satu menit Miso mematung dengan nampan di tangannya berisi pesanan dari pria tersebut. Pria yang sebenarnya membuat ia terpesona, sekaligus kesal, jika mengingat sikap kelewat dingin yang selalu ditunjukkan pria itu.
Kenapa bisa dia setampan ini?
Hingga memasuki menit kedua, Miso akhirnya mengerjap, menyadarkan diri dari lamunannya. Sepertinya pria itu memperhatikannya sejak tadi, membuat ia dengan segera menghidangkan minuman beserta camilan pesanan pria tersebut di mejanya. "Selamat menikmati hidangannya," ucapnya dengan senyum yang kelewat manis. Mencoba bersikap tenang, meski kini jantungnya tengah dibuat berdebar tak karuan oleh pria tampan itu.
"Kau pegawai baru ya? pelayananmu sangat buruk," celetuknya tampak meremehkan.
berengsek!
Seketika itu Miso kembali dibuat kesal oleh ucapan menyakitkan pria di hadapannya.
Pria itu lalu menyeruput minumannya dengan santai dan tanpa dosa, membuat Miso merasakan kesal yang berlipat-lipat.
Mungkin pria itu terlalu haus, sehingga tak sadar bahwa ucapannya itu terlalu menusuk.
Meski begitu, Miso tetap menampilkan senyuman, berusaha menahan emosi. Mengingat pria itu adalah pelanggannya saat ini, sehingga ia harus menjaga image sebagai sang pemilik kafe.
Tetapi sangat bisa dipastikan, jika ia bertemu dengan pria itu di tempat lain, mungkin satu tamparan sudah berhasil mendarat di wajah tampannya.
"Tuan yang baik hati, saya meminta maaf jika anda merasa tidak puas dengan pelayanannya. Untuk kedepannya saya akan berusaha perbaiki lagi. Terima kasih atas kritiknya," ucap Miso dengan sopan. "Kalau begitu, saya permisi," lanjutnya seraya membungkuk, kemudian berbalik, meninggalkan pria tersebut.
Namun baru saja dua langkah berjalan, Miso kembali berbalik, saat merasa ada sesuatu yang kurang, yang belum disampaikan. "Ah satu lagi, sepertinya saya harus memberitahu anda bahwa di sini, saya bukanlah pegawai, melainkan, pe-mi-lik dari kafe ini. Terima kasih." Penuh penekanan sekali ia mengucapkan kalimat tersebut.
Setelahnya, Miso pun benar-benar pergi meninggalkan pria itu dengan perasaan kesal.
Sementara sang empu yang dimaksud hanya bergeming, seraya menatap punggung ramping itu menjauh dan menghilang dari pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE HIM✅
Fanfiction[END] Jika aku tahu mencintaimu akan sesakit ini, aku lebih memilih untuk tidak pernah bertemu dan mengenalmu. # 1 - kth (04/02/22) [20/04/20 - 24/12/20]