15

718 159 631
                                    

Dan di sinilah Miso berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan di sinilah Miso berada. Duduk bersama seorang wanita paruh baya yang mendatangi apartemennya pagi tadi. Ia masih tak bersuara di kursi belakang kemudi, hanya menatap area sekitar yang ia lakukan, meyakinkan bahwa ini benar-benar tempat yang akan dikunjunginya.

Tapi bagaimana bisa wanita paruh baya itu membawanya kemari? Apa tidak salah tempat? Pikirnya. Wanita paruh baya itu mengatakan bahwa ia akan mempertemukannya dengan sang anak. Tapi kenapa di sini?

Miso kemudian menoleh pada wanita paruh baya yang kini duduk di sampingnya, "Eommonie, mengapa kita kemari?" tanyanya heran.

"Nanti kau akan mengetahuinya sendiri Miso-ya," ucapnya lirih, "ayo kita turun!"

Akhirnya Miso pun turun dari mobil mengikuti wanita paruh baya itu, tentu saja dengan perasaan bingung, masih tak mengerti. Dalam hatinya terus bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi? untuk apa wanita paruh baya itu membawanya ke tempat ini? bukankah ia akan dipertemukan dengan anaknya. Tapi mengapa kemari?

Hingga akhirnya mereka sampai di depan sebuah pintu yang tak lama seorang wanita berusia hampir seumuran dengannya keluar dari dalam ruangan yang akan dimasukinya.

Wanita itu kemudian tersenyum dan membungkuk sopan pada wanita paruh baya tersebut, juga Miso yang masih terlihat bingung. Meski begitu ia tetap membalas senyuman wanita itu. Jika dilihat dari penampilan, sepertinya wanita itu merupakan seorang perawat.

"Bagaimana kondisi anakku sekarang?" tanya wanita paruh baya tersebut pada wanita di hadapannya.

"Dia sudah sedikit lebih tenang nyonya."

Dan setelah mendengar percakapan keduanya, Miso mulai mengerti dan paham kenapa wanita paruh baya yang disebut nyonya itu membawanya ke tempat yang sungguh tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rumah Sakit Jiwa.

Seketika tungkainya melemas, ia masih mencoba mencerna dan memahami sekaligus meyakinkan bahwa apa yang ada dalam pikirannya saat ini adalah salah.

Kemudian wanita paruh baya itu menoleh ke arahnya dengan senyuman sendu. "Masuklah temui dia," ucapnya seraya membukakan pintu.

Miso pun akhirnya masuk. Masuk ke dalam sebuah ruangan bercat putih yang dimana di sana, telah ada seorang pria, tengah duduk memeluk seekor kucing, terlihat begitu menyedihkan dengan satu tangan yang terbalut perban. Dengan perlahan ia berjalan mendekati pria tersebut seraya menggenggam kuat tas jinjing di tangannya. Bahkan tanpa disadari, air matanya berhasil lolos dari pertahanan.

Ia menghentikan langkah, saat posisinya dengan pria tersebut menyisakan jarak satu meter. Menarik napasnya dalam-dalam, sebelum ia memanggil nama pria tersebut.



"Jim ...."


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE HIM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang