Arabelle berfikir keras. Mencoba menghindar dari gadis aneh satu ini.
"Engga dua duanya!" Tolak Arabelle tegas.
"Gak boleh gitu lah" jawab Olin tak mau kalah
"Olin Pranadipta....!!"
"Wow..."
"Kenapa wow?"
"Karena ini pertama kalinya lo nyebut nama gue, lengkap lagi."
"Cukup lin, cukup!" Jawab Arabelle jengkel.
"Yaudah ayo!"
"Gak mau!"
"Keras kepala banget!"
"Lo yang keras kepala!!"
Arabelle berjalan cepat meninggalkan Olin. Kalian perlu tau, Arabelle adalah tipe anak yang risih jika didekati orang tak dikenal. Aneh bagi sebagian orang. Tapi menurutnya itu menyenangkan.
Setelah beberapa meter Ara
menghindar dari kediaman Olin, Arabelle menengok ke belakang mengecek apakah ada seseorang."Huh aman"
"Aman apanya?"
Arabelle terkejut dengan kehadiran sesosok gadis di sampingnya.
"Olin?!" Tanya Arabelle heran
"Iyalah siapa lagi"
"Ngapain lo?ngintilin gw?"
"Yoiii barangkali lo mau ke kantin juga...,kan bisa bareng"
"Ni anak tau aja?" Gumam Arabelle.
Arabelle mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantin. Ia rela jika para cacing berdemo di perutnya. Syukur-syukur dapat menghindar dari gadis gila ini.
"Kalo lu gak mau gw bakal teriak Ra!"
"Teriak aja"
"Eh gajadi deh"
"Sok-soan"
"Aha!,gw ada ide!" Ucap Olin sembari menjentikkan jarinya.
"BU DIAN!" Panggil Olin kepada seorang guru bertubuh mungil yang mengenakan jilbab.
"Bu Dian... maaf nih mengganggu, saya kan murid baru disini tolong dong bu, carikan saya teman ala2 tour guide gitu buat nunjukin letak ruangan2 di sekolah ini" ucap Olin.
"Oh boleh Olin, SISKA!" Panggil bu Dian kepada Gadis bertubuh tinggi yang tengah asyik meminum bobba.
"Bukan gitu maksud saya bu,saya mau orang yang udah dikenal aja, biar gak asing" ucap Olin cengengesan.
"Oalah...,kenapa gak Arabelle aja?"
Arabelle yang tengah asyik membetulkan letak kacamatanya tersentak kaget mendengar namanya disebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG ARA
Teen Fiction"Demi apapun rela gw lakukan asalkan lo jadi IBF gw!" Tentang ia yang selalu kurindukan. Tentang sudut pandang yang dapat berubah. Gadis kecil yang mulai beranjak dewasa berusaha mencari jati dirinya. Terjebak dalam masa lalu,mungkin. Ia butuh rangk...