WARNING!
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, BAHASA VULGAR, KATA KATA KASAR DAN BEBERAPA MATERI DEWASA YANG DIKHAWATIRKAN MENJADI TRIGGERING BAGI BEBERAPA PIHAK, DIMOHON KEBIJAKSANAANNYA DALAM MEMBACA!!"NOONAA!!"
Jean yang sedang berdiri di lobby rumah sakit, spontan menoleh setelah merasa tidak asing dengan suara panggilan tadi.
"Mark!"
Mark dengan snelli yang ia tenteng di lengan kanannya, berlari kecil menuju Jean.
"Sudah menunggu lama?"
Ya, sesuai dengan janji kemarin, Mark dan Jean memutuskan untuk makan siang bersama diluar khusus hari ini.
"Tidak juga, ayo." Jean dan Mark berjalan beriringan keluar dari pintu utama rumah sakit.
"Kita pergi berjalan kaki?"
"Tentu saja tidak." Jawab Mark bersamaan dengan sebuah kunci mobil yang menggantung di tangannya.
Mark membukakan pintu di kursi penumpang setibanya mereka di mobil milik Mark.
"Ingin makan apa?" Mark menoleh pada Jean setelah memasangkan seatbeltnya.
"Apapun."
"Kau yakin?"
Jean mengangguk.
"Baiklah."
Mark mulai menjalankan mobilnya meninggalkan areal parkir rumah sakit.
Seseorang menelpon Jean ketika mereka berdua sedang dalam perjalanan.
"Halo?"
Jean mengangkatnya.
"CEPATLAH, SEGERA DATANG KE JALAN XX."
Jean mengernyitkan dahinya. Matanya melihat kembali ke layar, memastikan siapa yang menelponnya.
"Ini dengan siapa?"
"Kau tidak perlu tahu siapa aku, yang jelas aku hanya mengingatkan mu, jika tidak segera datang kemari, tunanganmu akan kehilangan nyawanya."
Spontan Jean mematikan telponnya. Terlalu terkejut, atau tidak percaya dan menganggap hal tadi sebagai candaan? Entahlah.
Kurang dari satu detik, tangannya kembali menekan tombol panggilan.
Doyoung.
Jean harus memastikan keadaan calon suaminya baik-baik saja.
Tuuttt, tuuttt.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ENDLESS : MALEVOLENCE [17+]
Fanfiction"𝑇ℎ𝑒𝑟𝑒'𝑠 𝑛𝑜 𝑤𝑎𝑦 𝑡𝑜 𝑒𝑛𝑑 𝑡ℎ𝑖𝑠 𝑔𝑎𝑚𝑒 𝑠𝑤𝑒𝑒𝑡𝑖𝑒." - FIRST COLLABORATION. [nct fanfiction] ➡ write in bahasa semi baku mixed with some broke english and korean. ➡ DISCLAIMER : contain mature, disturbing, triggering, harsh, dirty...