#. Tenanglah

498 53 13
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
Hari Libur
Pagi ini atsushi berada di sebuah toko kue.terlihat tengah melayani seorang wanita tua yang kelihatannya bingung saat mencoba membaca daftar menu kue apa saja yang di sediakan di toko ini.
Ini sudah hari ke 2 ia bekerja disini, ya sabtu dan minggu.
Meskipun belum semua hal ia bisa lakukan tapi untuk soal melayani pelanggan tak di ragukan lagi. Mungkin karna sifat ramahnya yang berlaku pada semua orang itu sedikit membantunya.

"Anu..maaf nenek apa sudah tau apa yang ingin anda pesan?"

Untuk kesekian kalinya wanita tua itu menggeleng pelan hingga akhirnya menjawab pertanyaan atsushi.

"Aku bingung"

"E-eh?

Melihat ekspresi bingung dari atsushi akhirnya wanita tua tersenyum penuh arti dan melanjutkan ucapannya.

"Aku ingin membeli kue ulang tahun untuk cucuku tapi dia tidak suka rasa manis, jadi aku tidak tau mau membeli kue yang seperti apa" jelas wanita itu pada atsushi dan membuatnya sejenak berfikir hingga sebuah ide muncul di kepalanya.

"Ah..! Saya tau bagaimana jika saya buat sendiri kuenya dengan resep saya. Jadi nanti saya buat dengan rasa yang tidak terlalu manis"

Mendengar penuturan atsushi wanita itu kembali menyunggingkan senyumnya. Sebelum mengatakan "iya"

"Tapi apa tidak papa nak?"

"Tidak papa ko, saya bisa apa nenek mau menunggu?"

"Tentu saja. Terima kasih"

Setelah itu atsushi berlalu pergi untuk membuat kue yang akan ia buat untuk wanita itu.

_____________

Di sebuah ruangan yang berada di sebuah kediaman yang terlihat  mewah nan megah milik seseorang yang paling di segani di seluruh bagian kota ini terlihat sangat kacau.

Bantal berserakan di lantai dengan kondisi yang sudah sobek hingga mengeluarkan isinya, kaca pecah di setiap sudut ruangan, tempat tidur yang sudah tak berbentuk lagi, kursi meja yang sudah dalam kondisi jungkir balik
di sertai dengan teriakkan sang pemilik kamar yang terus menggema di ruangan itu membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan berfikir "orang yang berteriak seperti itu pasti sedang kesurupan".

Yah..pemuda bersurai raven dengan bagian ujung putih itu tengah mengamuk histeris di dalam kamarnya.
Setelah mengingat kembali perjanjian yang telah ia sepakati dengan sang ayah.
"Jika kau tidak bisa tidak ada pilihan lain selain kau menikah dengannya. Dan biarkan adikmu menggantikan mu" Kalimat terkutuk itu terus mengiang di kepalanya seolah enggan untuk berhenti membayanginya.

Di luar pintu kamar beberapa maid berkumpul dan menatap pintu kamar Akutagawa khawatir. Namun tak ada satupun yang berniat mengetuk pintu itu alasannya? Tentu saja takut.

Hingga seorang gadis yang memiliki warna rambut serupa dengan saudaranya itu datang dengan setengah berlari panik sekaligus khawatir.

"Ada apa? Apa yang terjadi dengan nii-san?"

Belum sempat seorang maid menjawab pertanyaan gin, sebuah teriakkan kembali terdengar hingga mengalihkan perhatian mereka semua termasuk gin.

"Ryuu-sama Sejak tadi terus berteriak nona"

"Apa kalian belum ada yang mencoba mengeceknya masuk?"

"Um-belum maaf tapi kami tidak berani"

Mendengar pengakuan maid itu gin segera mendekat ke pintu berniat untuk masuk. Namun sebelum itu ia berbalik dan mengatakan pada para maid untuk kembali ke tempat masing-masing.

Reason to hateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang