"Aku berangkat, Ma!"
Cuaca sangat cerah dan udara mulai menghangat beberapa hari terakhir. Bunga-bunga, terutama sakura yang dapat kau temui dimanapun, bermekaran di sepanjang jalan. Saat angin bertiup, beberapa kelopaknya akan beterbangan, menari dengan riang. Musim semi... pemandangan yang tak akan terganti.
Langkah pertama di pagi hari dengan seragam dan sepatu baruku. Hari ini adalah hari pertamaku masuk SMA. Bagi sebagian remaja, khususnya perempuan, hari pertama di SMA adalah saat-saat yang penting. Penampilan atau anggap saja image-mu akan menentukan bagaimana kelangsungan hidupmu 3 tahun berikutnya. Jika imagemu bagus, kau akan mudah mendapat teman (dan pacar, mungkin). Sebaliknya, jika imagemu buruk, kau akan dianggap berandalan, freak, atau cupu dan dapat ditebak, selanjutnya kau akan dikucilkan bahkan dibully. Kehidupan SMA memang mengerikan.
Karena alasan itulah, aku, Shimizu Rei, terlahir kembali sebagai sakura tahun ini. Lupakan Rei yang pendiam dan pemalu. Saat ini aku adalah Rei yang manis dan ramah. Aku bahkan berjuang mati-matian bangun dipagi buta untuk memakai make up dan mengatur penampilanku agar terlihat secantik mungkin namun tetap terlihat natural, ...dan walla! Tidak buruk! ehehe (^^ )v
Aku terlalu tenggelam dalam pikiranku sendiri. Tanpa sadar aku berjalan terlampau lambat. Saat kulirik jam di pergelangan tanganku ternyata tinggal 15 menit lagi sebelum upacara penerimaan murid baru dimulai! Masih 1 blok lagi sebelum aku sampai ke sekolah. Jika aku berlari kurasa aku akan sampai sebelum gerbangnya ditutup.
Begitulah, akhirnya aku benar-benar berlari sampai sekolah. Persetan rambutku rusak dan riasanku berantakan. Aroma parfumku mungkin sudah hilang tergerus angin saat aku berlari dan berganti dengan bau keringat. Aah... padahal ini hari yang penting tapi aku mengacaukannya sendiri... ㅠㅠ
Tinggal 1 menit lagi. Aku sudah dapat melihat gerbang sekolah hampir ditutup. Aku mempercepat lariku. Hampir. Hampir sampai!
Dari arah berlawanan aku tidak sengaja melihat murid lain yang juga berlari menuju gerbang. Namun kurasa ia cukup jauh dan mungkin tidak akan sampai tepat waktu. Ah... bagaimana ini? Aku merasa kasihan padanya.
Aku sampai tepat waktu. Tepat di depan gerbang aku menjatuhkan tasku yang sengaja kubuka sebelumnya sehingga buku dan peralatan tulis lainnya berserakan di tanah. Seperti yang kuduga, paman penjaga gerbang mengurungkan niatnya menutup gerbang dan membantuku memungut barang-barangku.
Bagus! Sekarang tergantung kecepatan larimu!
Tapi, rencanaku sia-sia. Saat aku selesai mengemasi barangku dia belum sampai. Paman penjaga gerbang memaksaku masuk dengan segera dan ia pun mengunci gerbang. Perasaan tidak nyaman ini menyebalkan. Aku tidak ingin merasa bersalah. Setidaknya aku sudah berusaha sebisaku.
...maaf
Tepat saat aku berbalik. Gerbang itu mengeluarkan suara seperti ada sesuatu yang menabraknya. Aku sangat kaget. Belum sempat aku bereaksi, tiba-tiba sepintas bayangan lewat di atasku. Dan seketika orang itu sudah ada di depanku!
Dia melompati pagar?!
Setelah aksi laga yang epik itu dia berbalik dan menarik tanganku.
"Kenapa bengong? Kita sudah terlambat!" ujarnya setengah terengah.
Okay, otakku mulai buffering. Aku berlari begitu saja di belakangnya, mengekorinya tanpa memikirkan apa-apa.
Sampai di depan aula kami berhenti. Dia tertunduk dengan napas yang hampir habis. Aku pun tidak jauh beda. Ini sangat melelahkan. Setelah sekian detik dia bangkit dan menatapku. Secepat kilat tangannya memegang pundakku. Kupikir dia akan pingsan tapi siapa sangka tanpa aba-aba dia malah menciumku begitu saja.
"Terima kasih, Nona!" ucapnya lalu masuk ke aula.
Dia meninggalkanku mematung sendirian. Kalian mungkin berpikir bahwa ini momen yang manis. Tapi kenyataannya ...dia juga perempuan!
ε(❀◕‿◕ฺ)з♬.・:*・🌸・*:・.♬ε(◕‿◕✿ฺ)з
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring n Summer, CARAMEL
Teen FictionKamu sangat manis, aku menyukaimu. Kamu merasakannya dan menyadarinya, tapi takut menjadi berbeda. Ingin kembali seperti semula ...darimana harus memulai? .。・:*:・🌸・:*:・。. Si gadis lugu Rei mendapatkan keberaniannya melalui kilau jernih mata Aiko. M...