Bayangan Masa Lalu, Hantu Masa Depan

21 2 0
                                    

"Ho ho Siapa ini??"

Sial! Kenapa mereka juga sekolah disini?!

"Bukankah dia *Reijuu??"

*Reijuu「隷従」memiliki arti perbudakan atau budak.

Aku bukan Reijuu!

"Kau berusaha cukup banyak hari ini. Sepatu baru, tas baru, rambut baru. Kau bahkan memakai make up?!"

Mereka mulai melempar tasku dan menjambak rambutku.

"Astaga tetap jelek! Hahahahaha!"

Ayane meremas daguku dan tertawa mengejek. Persetan denganmu! Aku ingin menepis tangannya dan melawan. Tapi entah kenapa tubuhku tidak mau bekerja sama denganku. Bukannya tindakan yang berani tapi justru air mata pengecut yang keluar. Aku benar-benar payah. Lagi-lagi aku kalah…

"Hei, Nona."

…suara ini

"Apa kau ingin menangis selamanya? Buka matamu, angkat tanganmu dan tampar mereka! Lakukan apapun yang ada di benakmu!" ucapnya tegas.

"Wow, apa ini? Kau teman si budak ini, huh?"

"Yah, dapat kutebak. Tampilanmu memang busuk!"

PLAK!

Dia terkejut. Aku terkejut.

Aku memegang tanganku yang gemetaran. Entah bagaimana tiba-tiba saja tanganku bergerak dengan sendirinya. Aku memandang telapak tanganku dengan tidak percaya.

Menampar seseorang ternyata membuat telapak tanganku panas!

Menampar seseorang ternyata membuat telapak tanganku panas!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapanku beralih ke perempuan yang tadi. Tak kusangka ia tersenyum puas padaku. Bodohnya aku justru membalas senyumannya.

Teman-teman se-geng Ayane segera berlari mengerubungi Ayane yang kesakitan memegang pipinya yang agak bengkak.

"Ka- kau! Mau cari mati, hah?!" bentak Ayane.

Selang sedetik kerah Ayane sudah ditarik oleh perempuan tadi. Dia memberikan tatapan dingin yang mematikan. Jika kau orang bernyali ciut sepertiku menemui tatapan seperti itu tentu akan bergidik ngeri. Ayane terlihat menahan air matanya. Tangannya masih memegang pipinya sedangkan tangan satunya mencoba melepas cengkeraman tangan di kerahnya. Ia berusaha mempertahankan ekspresinya dengan arogansi dan egonya.

"Kau ingin merasakan tamparanku? Kujamin pipimu akan bengkak selama seminggu," ancamnya dingin.

Perempuan itu melepaskan cengkeramannya dan mendorong tubuh Ayane cukup keras. Jika tidak segera ditangkap oleh teman-temannya aku yakin pantatnya akan puas mencium lantai aula yang keras.

"Sial! Ayo pergi!" perintah Ayane pada teman-temannya.

Saat Ayane cs meninggalkan gedung aula seorang gadis berlari kecil menghampiri kami.

"Aiko! Aiko! Kau keren sekali! Kau memang anjingku yang paling hebat!"

Dia bicara tanpa henti dan bahkan sempat mengacungkan kedua jempolnya dengan imut. Tak lupa ia menunjukkan video rekamannya pada kami. Dia terus memuji tangkapan kameranya yang terlihat seperti adegan dalam drama.

"Siapa yang anjingmu, huh?" balasnya sambil mengunci kepala gadis itu dengan lengannya.

"Akkhh sesak! sesak!" jeritnya imut.

Pfft

Aku tidak bisa menahan tawaku. Mereka benar-benar lucu. Seperti kakak laki-laki yang menggoda adik balitanya. Terlebih pita super besar yang dipakai gadis itu membuatnya tampak lebih mungil.

"Kau baik-baik saja?"

Pertanyaan itu membuat tawaku berhenti.

"Ya, tentu," jawabku sambil tersenyum.

"Syukurlah Aku Kobayashi Aiko. Kau bisa memanggilku Aiko," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Aku Shimizu Rei. Panggil saja Rei," balasku menerima jabatannya.

"Ou ou! Dan aku Ichida Yuuna. Kau bisa memanggilku Yuuna atau Yuyu," selanya dengan senyum yang sangat ramah.

"Yuyu, huh? Kau tidak pernah memintaku memanggilmu begitu," goda Aiko.

"Terserah padaku, wleee~! " balas Yuuna sambil membuat mimik mengejek lalu melarikan diri keluar gedung.

"Heiish, bocah ini! Awas saja nanti!"

Lagi-lagi aku harus menahan tawaku sebelum meledak. Orang-orang ini sungguh unpredictable.

Aku merasa seperti diawasi. Dan benar saja, saat aku tersadar dari usaha tahan tawaku, aku melihat kearah samping dan Aiko menatapku dengan intens. Senyumannya tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Aku memberanikan diriku bertanya padanya, "Apa yang kau lihat?"

"Kau."

singkat, jelas, padat.

"Apa ada yang salah?" tanyaku lagi.

"Kau terlalu manis," balasnya sambil tersenyum.

Bagus, dia berhasil membuatku speechless!

Sepintas aku teringat kejadian di luar gedung beberapa waktu yang lalu. Saat dia menciumku dalam satu kedipan mata. Tatapannya, senyumannya, suaranya...

Huiih... Pikiran macam apa ini?!

Aku terlonjak kaget saat dia tiba-tiba menggenggam tanganku. Sebelum aku bisa bereaksi dia sudah menggeretku keluar gedung aula.

"Ayo kita lihat dimana kelas kita!" ajaknya.

Aku menurut saja saat dia menggandengku menuju papan pengumuman. Sampai disana kami melihat daftar nama perkelas. Membaca tulisan yang sekecil itu membuatku pening. Juga ini adalah pertama kalinya aku menggunakan softlens, aku belum terbiasa. Bersabar dan bersabar, akhirnya, kutemukan namaku! Kelas 1-C. Untunglah aku tidak sekelas dengan Ayane cs.

"Yo! Teman kelas!" sapa Aiko sambil memukul pundakku ringan.

Aku berbalik ke arahnya dan dia menyambutku dengan senyuman yang hampir seperti smirk bagiku.

Beralih dari pandangannya, aku melihat ulang daftar nama kelas 1-C. Setelah dilihat lebih seksama aku juga menemukan namanya.

Ah, tenyata kita sekelas…

Aku tidak tahu ini akan jadi kabar baik atau buruk.  (' -' ;)



ε(❀◕‿◕ฺ)з♬.・:*・🌸・*:・.♬ε(◕‿◕✿ฺ)з

Spring n Summer, CARAMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang