Fées au Caramel

28 1 0
                                    

Seperti yang Aiko janjikan, ia mentraktir Rei sepulang sekolah. Sebenarnya Rei sudah puas dengan kopi dari vending machine namun Aiko memaksanya untuk membeli kopi di kafe, sekalian jalan-jalan katanya. Sebelum ke kafe, mereka mampir ke toko buku terlebih dahulu. Aiko ingin membeli beberapa novel karena koleksinya sudah habis ia baca semua. Rei membantu memberikan beberapa rekomendasi novel yang menurutnya menarik. Sebagian besar novel yang direkomendasikan Rei bergenre sci-fi dan serial detektif, sangat berbeda dengan novel yang biasa dibaca Aiko, drama dan historikal. Meskipun begitu Aiko tidak ingin merusak antusiasme Rei mengenalkan buku-buku kesukaannya. Ia mendengarkan hingga akhir dan bahkan membeli beberapa buku itu untuk dirinya dan Rei.

Sebuah kebetulan, mereka bertemu Yuuna saat akan membayar buku di kasir. Setelah seharian menghilang di sekolah ia malah muncul secara tiba-tiba di luar sekolah. Seperti anak hilang yang bertemu kembali dengan ibunya, Yuuna berlari patapata* menerjang tubuh kedua temannya. Tumbukan yang kuat itu menyebabkan salah satu buku yang dibawa Aiko jatuh mengenai ujung kakinya, menyebabkan dia berteriak, WAH!. Buku itu cukup berat dengan hardcover yang tebal. Kaki Aiko sedikit berdenyut dibuatnya. Aiko menjentikkan jarinya ke dahi Yuuna, menyebabkannya mengaduh imut sambil menggembungkan kedua pipinya.

パタパタ(patapata) = salah satu jenis suara yang dihasilkan saat angin berhembus¹, suara yang dihasilkan saat berlari dengan menggunakan sandal². Yang dimaksudkan disini adalah cara berlari seorang anak kecil yang masih balita. Didn't make any sense?? whatever~(ノ´∀`*)

“Ai-chan, Rei-chan, seharian ini aku tidak melihat kalian di sekolah. Kemana saja kalian berdua?" tanya Yuuna sambil menunjuk Aiko dan Rei bergantian.

Aiko, "Harusnya aku yang tanya itu padamu,"

"Oh, tidak perlu dijawab. Kau pergi menemui senpai itu, kan?" selidik Aiko.

Yuuna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tersenyum dan tersipu, Yuuna mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan mengubah topik pembicaraan, Kemana kalian akan pergi setelah ini?

Aiko, "Date"

Rei dan Yuuna membelalakkan mata mereka, tidak yakin dengan apa yang baru saja mereka dengar. Rei buru-buru menyangkal ucapan Aiko, "E...eh, b-bukan itu! Kami hanya akan ke kafe karena Aiko hutang kopi padaku,"

Ha!Lelucon yang buruk, Aiko!

Yuuna hanya mengangguk-angguk tidak ingin mempermasalahkan hal itu. Sebagai gantinya ia justru tertarik ingin bergabung dengan mereka ke kafe. Rei langsung menyetujuinya dengan senang hati. Aiko di sisi lain merasa sedikit kesal meskipun hal itu tidak tampak di wajahnya yang datar.

Aiko, "Dasar pengganggu! Tidak sadarkah kamu akan jadi obat nyamuk nantinya!"

Rei dan Yuuna, "Diam!"

・:*・🌸・*:・

Jadilah mereka bertiga ke kafe bersama. Kafe yang dipilih Aiko memiliki gaya vintage yang kental. Lokasinya juga cukup mudah ditemukan. Tidak banyak bangunan tinggi yang menghalangi di sekitarnya, sebagai gantinya berbagai tanaman hias seperti bunga-bungaan dan pohon yang tingginya tidak melebihi 3 meter membentuk semacam taman kecil di samping-samping dan halaman belakang kafe. Meskipun bukan jalur yang ramai namun pengunjung kafe itu tidak bisa dikatakan sedikit. Rei melihat ke kanan dan ke kiri mengagumi interior dan tata letak tanaman hias disekitarnya. Aiko dan Yuuna yang sudah pernah ke tempat itu sebelumnya langsung masuk meninggalkan Rei yang masih terpana dengan pemandangan sekitarnya. Aiko keluar membawa 3 cangkir kopi dan memilih tempat duduk yang disediakan di luar ruangan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spring n Summer, CARAMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang